Kilas Balik

Kisah Keramat Syaikhona Kholil Bangkalan: Tancapkan Tongkat hingga Muncul Mata Air, Tak Pernah Surut

Meski sudah wafat puluhan tahun silam, kita masih bisa mengambil hikmah dan pelajaran inspiratif dari sosok Syaikhona Kholil Bangkalan (Mbah Kholil).

Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Kolam air atau Kolla Al Asror di komplek Bujuk Lagundih, Desa Ujung Piring, Kota Bangkalan menjadi bagian dari napak tilas Syaikhona Kholil dalam upaya melakukan syiar Islam 

TRIBUNMADURA.COM - Meski sudah wafat puluhan tahun silam, kita masih bisa mengambil hikmah dan pelajaran inspiratif dari sosok Syaikhona Kholil Bangkalan (Mbah Kholil).

Salah satunya adalah dengan karomah-karomah yang Allah SWT berikan saat beliau masih hidup.

Berikut ini salah satu kisah karomah Syaikhona Kholil yang berhasil menemukan sumber mata air hanya dengan menancapkan sebuah tongkat.

Mbah Kholil Bangkalan adalah sosok ulama panutan yang sangat dihormati.

Sebutan mahaguru ulama Nusantara memang cocok disematkan ke Mbah Kholil lantaran ia telah melahirkan banyak ulama yang tersebar di penjuru Nusantara.

Baca juga: Sosok Syaikhona Kholil Bangkalan, Waliyullah Madura, Lahirkan Ulama Besar di Nusantara: Mahaguru

Di antara murid Mbah Kholil adalah Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Mbah Hasyim merupakan seorang pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan ulama yang sangat dihormati oleh kalangan Nahdliyin.

Seperti diketahui, Mbah Klholil mendirikan dua pesantren; Jangkebuan dan Kademangan di Kota Bangkalan sebagai simbol perlawanan etik di masa penjajahan.

Kala itu, pesantren menjadi cara paling efektif dalam kegiatan syiar Islam sekaligus mengembalikan hak-hak dasar masyarakat di sektor pendidikan.

Mbah Kholil lahir pada 11 Jumadil Akhir 1235 H dan wafat pada 29 Ramadhan 1343 H atau di tahun 1925 Masehi.

Mbah Kholil akrab dikenal sebagai guru dari para ulama Indonesia, seperti KH Hasyim Asy'ari (1871-1947), KH Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971), KH Bisri Syamsuri, dan sejumlah besar lainnya di Jawa.

Baca juga: Dzurriyah Mbah Kholil Sikapi Tegas Soal Wanita Joget di Depan Masjid Syaikhona: Ini Tempat Mulia!

Para murid Mbah Kholil itu menjelma sebagai ulama besar di nusantara.

Bersama Mbah Kholil, mereka berperan penting atas lahirnya Nahdlatul Ulama (NU).

Energi spiritualitasnya hingga saat ini mampu menjadi magnet bagi sebagian besar umat Islam untuk datang berziarah di komplek wisata religi Pesarean Mbah Kholil, Desa Martajasah, Kota Bangkalan.

Selepas berziarah, masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia hingga Malaysia juga berbondong menuju sebuah Bujuk Lagundih yang memiliki kolam air atau yang dikenal dengan sebutan Kolla Al Asror, di Kampung Lagundih, Desa Ujung Piring.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved