Hikmah Ramadan

Hari Raya, Antara Tradisi dan Tuntunan Syariat

Cara beragama Umat Islam di Indonesia sudah memiliki tradisi dan berjalan bertahun-tahun tanpa ada yang mempermasalahkan.

Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
KH Makruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim 

Demikian pula riwayat Hadis: “Hiasilah hari raya kalian dengan takbir” (HR Thabrani). Az-Zuhri: Para sahabat membaca Takbir di hari raya saat keluar dari rumahnya hingga ke tempat Salat dan hingga imam menuju Masjid.

Jika imam sudah keluar maka mereka berhenti takbir. Jika imamnya baca takbir maka mereka ikut takbir (Mushannaf Ibni Abi Syaibah).

Tuntunan Syar’i soal Takbiran sudah jelas. Namun di negara kita Takbiran sudah menjadi tradisi, misalnya disertai dengan menabuh terbangan, menabuh bedug hingga keliling membawa obor.

Alat musik terbangan dan bedug secara kaca mata syariat tidak ada yang dilarang, sehingga cara seperti ini diperbolehkan meskipun tidak dijumpai di masa Nabi.

Akan tetapi saya tidak menganjurkan takbiran disertai dengan musik remix, koplo dan yang mengarah pada gerakan berjoget yang menghilangkan subtansi tujuan takbiran.

Berpakaian Bagus

Hari Raya Idul Fitri yang menjadi hari kebahagiaan bagi umat Islam diantaranya terlihat ekspresi kebahagiaan dengan memakai pakaian baru.

Sebenarnya ini bukan sekedar tradisi, akan tetapi dijumpai riwayat dari Jabir, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memiliki jubah yang dipakai untuk 2 hari raya dan Jumat (HR Ibnu Khuzaimah). Ibnu Umar memakai pakaian terbaiknya saat hari raya (Al-Baihaqi, Sunan Kubra)

Berkunjung dan Ziarah

Tradisi Jawa menyebut istilah silaturahmi di hari raya dengan nama unjung-unjung.

Apakah ini sekedar tradisi ataukah ada tuntunannya dalam Islam? Jika kita memperhatikan seksama dari hadis berikut: “Jabir berkata bahwa jika Nabi berangkat dan pulang saat hari raya menempuh jalan yang berbeda” (HR Bukhari).

Menurut ulama ahli hadis yang bergelar Amirul Mukminin di bidang hadis, yakni Al-Hafidz Ibnu Hajar menegaskan “Dikatakan agar Nabi berziarah ke kerabatnya baik yang hidup atau wafat” (Fath Al Bari, 2/473).

Dalam riwayat ini ditarik sebuah kesimpulan bahwa Nabi juga berkunjung ke para Sahabat di Madinah dengan melewati jalan-jalan yang berbeda saat berangkat ke tempat Salat Id pulangnya.

Hari Bahagia

Wajah-wajah kebahagian di hari raya selalu kita jumpai baik dengan kerabat hingga seluruh umat Islam.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved