Berita Pamekasan

Artis Jebolan KDI Gagal Tampil di acara KPU Pamekasan, Winda KA Ngaku Dirugikan dan Terdiskriminasi

Faiqoh Winda Pratiwi gagal tampil di acara Soft Launching Pilkada Pamekasan 2024 yang digelar KPU Pamekasan di Food Colony Jalan Kesehatan, Sabtu

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
Istimewa
Pamflet Winda KA yang tersebar di sejumlah grup WhatsApp warganet Kabupaten Pamekasan, Madura. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Faiqoh Winda Pratiwi gagal tampil di acara Soft Launching Pilkada Pamekasan 2024 yang digelar KPU Pamekasan di Food Colony Jalan Kesehatan, Sabtu (8/6/2024) malam.

Gagalnya manggung artis jebolan Kontes Dandut Indonesia (KDI) ini ramai tersiar dan viral di sejumlah grup WhatsApp (WA) warganet Pamekasan.

Perempuan yang akrab disapa Winda KA ini mengatakan, gagalnya tampil di acara Soft Launching Pilkada Pamekasan 2024 itu karena tidak mendapat izin dari Polres Pamekasan.

Padahal, sebelumnya Winda dikontak untuk tampil di acara tersebut sejak 30 Mei 2024.

Dia mengaku mendapat kabar gagal tampil di acara itu pada 7 Juni 2024 malam hari dari penyelenggara.

"Polres tidak memberikan izin karena AUMA (Aliansi Ulama Madura) tidak setuju adanya saya," kata Winda KA melalui pesan WhatsApp, Senin (10/6/2024).

Winda mengaku tersinggung setelah AUMA mengeluarkan surat imbauan kepada KPU Pamekasan bahwa acara soft Launching Pilkada Pamekasan 2024 yang menghadirkan dirinya tersebut dinilai menyalahi norma agama, kearifan lokal dan mencederai nilai-nilai budaya Pamekasan yang dikenal sebagai kota Gerbang Salam.

Winda merasa imbauan dari AUMA seolah menilai sangat tidak pantas untuk dirinya tampil di Pamekasan.

Padahal lagu dan kostum yang akan ditampilkan pada acara tersebut berkonsep Islami.

Sebab sedari awal, panitia penyelenggara menyuruh dirinya tampil dengan kostum Islami yang sesuai dengan slogan Pamekasan yang dikenal dengan Bumi Gerbang Salam.

"Kenapa baru sekarang ada kecaman seperti ini, dari dulu banyak kok event-event besar yang jauh dari kata islami," protesnya.

Penyanyi asal Desa Pamaroh, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan ini mengaku sangat dirugikan setelah mendapat kabar gagal tampil di acara tersebut.

Alasannya karena sudah tidak menerima job lain untuk bisa tampil di acara itu.

Bahkan dia merasa terdiskriminasi setelah gagal tampil di acara tersebut akibat surat imbauan AUMA.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved