Persentase Penduduk Miskin Turun Jadi 18,66 Persen, Pj Bupati Bangkalan Apresiasi Peran Masyarakat

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Pergerakan persentase penduduk miskin di Kabupaten Bangkalan hingga Maret 2024 berada di angka 18,66 persen atau menurun 0,69 poin terhadap Maret 2023 sebesar 19,35 persen. Dari total 196,66 ribu jumlah penduduk miskin hingga periode Maret 2023, kini menyisakan 190,94 ribu penduduk miskin dari total 1,04 juta jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan.

Profil Kemiskinan yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangkalan itu, setidaknya mampu membuat wajah Pj Bupati Bangkalan, Prof Arief M Edie tampak sumringah. Pasalnya, program pengentasan kemiskinan menjadi salah satu tugas prioritas yang harus diselesaikan selama ditugaskan sebagai Pj Bupati Bangkalan.

“Saya sangat bersyukur sekali atas survei yang telah dilakukan BPS. Menurunnya angka kemiskinan ini berkat peran serta masyarakat Bangkalan yang sama-sama berada dalam satu semangat, yakni membangun Bangkalan. Salah satunya menerima investor dengan baik,” ungkap Prof Arief kepada Tribun Madura, Jumat (26/7/2024).

Profil Kemiskinan yang disajikan BPS kepada Prof Arief menunjukkan, Garis Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan pada bulan Maret 2024 sebesar Rp Rp 547.017,00 per kapita per bulan, bertambah sebesar Rp 43.810,00 per kapita per bulan atau meningkat sebesar 8,70 persen bila dibandingkan kondisi di Bulan Maret 2023 sebesar Rp 503.207,00 per kapita per bulan.

Pada Maret 2024, secara rata-rata rumah tangga miskin di Kabupaten Bangkalan memiliki 5,26 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya batas Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp 2.877.309, 00 per rumah tangga.

Sekedar diketahui, Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk sejumlah rata-rata anggota rumah tangga
miskin dalam memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin

“Kemudian juga tingkat kebahagiaan masyarakat mungkin sedikit meningkat, walaupun masih banyak jalan rusak dan lain-lain, tetapi mulai terbangun. Penyerapan anggaran di pemda sudah menembus hampir di angka 46 persen,” jelas Arief.

Kendati demikian, Prof Arief tidak kemudian berpuas diri. Ia mendorong setiap OPD di lingkungan Pemkab Bangkalan untuk mengoptimalkan penyerapan anggaran, tidak perlu ditunda-tunda sesuai tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).

Karena penyerapan anggaran, lanjutnya, menjadi salah satu indikator peningkatan perputaran ekonomi masyarakat. Sehingga menimbulkan efek ekonomi yang kuat karena geliat perekonomian masyarakat meningkat.

“Selesaikan sesuai tupoksi dan waktu penyerapan nya, lelang dipercepat. Sehingga ekonomi masyarakat akan berperputar karena uang yang diterima pemda dari pajak rakyat, termasuk retribusi dan lain-lain, harus dikembalikan dalam sektor pembangunan ekonomi. Terima kasih masyarakat Bangkalan, semoga lebih baik lagi,” pungkas Arief.

Sementara Kepala BPS Kabupaten Bangkalan, Insaf Santoso mengungkapkan, program-program pengentasan kemiskinan selalu berjalan sebagai upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Meski pertumbuhan ekonomi sempat menurun selama pandemi Covid-19, namun setelah itu pergerakan pertumbuhan ekonomi terus meningkat hingga saat ini. Juga program-program pemerintah tentang penanggulangan kemiskinan digelorakan secara masif, sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” singkatnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com