Berita Bangakalan

Dies Natalis Ke-23 UTM Dirayakan 113 Mahasiswa dari 48 Perguruan Tinggi, Prof Deni Bacakan Puisi

Dies Natalis Ke-23 terasa sangat spesial bagi segenap civitas akademika Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

|
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
TribunMadura/ Ahmad Faisol
Rektor UTM, Dr Safi’, SH, MM larut dalam balutan suasana haru sekaligus bangga saat menerima kejutan berupa aneka ragam kue berkaitan Dies Natalis Ke-23 UTM dari perwakilan 113 mahasiswa dari seluruh Indonesia saat momen Pelepasan PMM IV di Gedung Pertemuan RP Mohammad Noer UTM, Jumat (6/7/2024) malam 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Dies Natalis Ke-23 terasa sangat spesial bagi segenap civitas akademika Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Sedikitnya 113 mahasiswa perwakilan 48 perguruan tinggi (PT) negeri/swasta dari 22 provinsi memberikan kejutan hingga Guru Besar Bidang Ilmu Hukum, Prof Deni Setya Bagus Yuherawan membacakan puisi di Gedung Pertemuan RP Mohammad Noer UTM, Jumat (6/7/2024) malam.

Momen penuh kejutan itu tersaji setelah Rektor UTM, Dr Safi’ SH, MH menabuh gong Pelepasan PMM IV yang dikemas dalam Festival Taretan Nusantara. Safi’ didampingi Wakil Rektor III UTM, Surokim, S Sos, SH, MSi, Guru Besar Bidang Ilmu Hukum UTM, Prof Deni Setya Bagus Yuherawan, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan UTM, Supriyanto, SE, MM, Penanggung Jawab Program PMM IV UTM, Siti Fadjryana Fitroh

Safi’ tampak tak kuasa menahan senyum haru berbalut bangga ketika menerima bermacam kue serta sebuah kotak berwarna putih yang berisi tulisan angka 23 dari salah seorang mahasiswi perwakilan PMM IV. Mereka seolah larut dalam semangat kebhinekaan, ‘Madura Bersama Anak Negeri Wujudkan Merdeka Belajar, Bertukar Sementara Bermakna Selamanya’.

“Saya berterima kasih, itu surprise. Ini dies natalis yang istimewa karena dirayakan oleh mahasiswa PMM yang berasal dari 48 perguruan tinggi negeri dan swasta, mahasiswa dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur Indonesia yang memilih program PMM di UTM,” ungkap Safi’ kepada Tribun Madura.

Universitas yang berlokasi di Jalan Raya Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan itu sebelumnya merupakan kampus swasta bernama Universitas Bangkalan (Unibang) dan resmi menjadi perguruan tinggi negeri berdasarkan Keputusan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tertanggal 5 Juli 2001.

Karena itu, Safi’ sebelum menghadiri Pelepasan PMM IV, bersama sejumlah civitas akademika menggelar ziarah pesarean Syaichona Kholil, pesarean Rato Ebu di Arosbaya, hingga ke pesarean Gus Dur di Tebu Ireng, Jombang.

Diresmikannya UTM sebagai perguruan tinggi negeri memang tidak lepas dari peran Gus Dur. Safi’ tercatat sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Hukum Unibang dan meraih gelar sarjana sebagai alumni UTM .

Safi’ menjelaskan, selama 23 tahun atau semenjak 2001 hingga 2024 menyandang status perguruan tinggi negeri, UTM telah memiliki 18 guru besar. Tahun ini ada dua tahapan pengusulan guru besar dan pada tahap pertama ada 10 guru besar yang dikukuhkan.

“Dan InsyaAllah pada tahap kedua akan ada lagi, sambung doa semoga lancar sesuai yang kami harapkan. Semoga dukungan dan doa dari para mahasiswa peserta PMM IV dapat menjadi energi positif. Sehingga UTM dapat melesat maju untuk negeri sebagaimana dengan temanya,” harap Safi’.

Kepada 113 mahasiswa peserta program PMM VI, Safi’ berpesan, hal-hal baik yang diketahui tentang Madura dan UTM disampaikan kepada saudara, sahabat, teman atau kepada siapapun jumpai. Sehingga perlahan akan mengikis stigma Madura.

“Sedangkan hal-hal yang tidak baik tentang Madura, tentang UTM segera sampaikan kepada kami, agar kami bisa segera membenahi dan memperbaiki. Jangan sampai disampaikan kepada saudara, sahabat. teman dan kepada siapapun yang kalian jumpai tentang hal-hal yang tidak baik yang kalian dapati di Madura maupun UTM,” pungkas Safi’.

Keheningan pun tiba-tiba menelusup di penjuru Gedung Pertemuan RP Mohammad Noer, di kala Guru Besar Bidang Ilmu Hukum UTM, Prof Deni Setya Bagus Yuherawan membacakan puisi berjudul, ‘Harmoni Nusantara dari Pulau Madura’.

Barisan mahasiswa perwakilan dari peserta PMM IV yang berjejer di atas panggung, seolah larut turut dalam setiap bait puisi yang dibacakan Prof Deni dengan nada puitis. Lebih-lebih ketika memasuki bait atau baris puisi terakhir,

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved