Berita Terkini Bangkalan

Pijat Tuina Berperan Tekan Stunting di Bangkalan, Kadinkes: Kecamatan Socah Saat Ini Nol Gizi Buruk

Tidak salah jika pada akhir Juni 2024, Bangkalan diganjar penghargaan Percepatan Penurunan Angka Stunting oleh BKKBN

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Kadinkes Bangkalan, Nur Chotibah bersama Kepala Puskesmas Jaddih, drg Purwati memantau langsung tindakan pijat tuina oleh bidan Irawati Ningsih di Posyandu ILP Dahlia, Dusun Sumur Kuning, Desa Sanggra Agung, Kecamatan Socah, Selasa (13/8/2024). 

 “Alhamdulilah secara keseluruhan, gizi buruk di Kabupaten Bangkalan sudah turun drastis. Itu semua tidak lepas dari peran Pak Pj Bupati bersama OPD-OPD terkait dalam memberikan pembinaan dan pemantauan langsung."

"Dibantu juga para kepala desa, ketua PKK, pihak puskesmas serta para bidan yang ada di desa,” pungkas Nur Chotibah. 

Kehadiran pijat tuina di Kecamatan Socah sejak tahun 2023 tidak lepas dari peran bidan Irawati Ningsih.

Ia mengawali dari sebuah penelitian studi tentang pijat tuina sangat mengenyam pendidikan profesi bidan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

“Penelitian saya saat itu ‘Efektivitas Pijat Tuina Terhadap Status Gizi pada Balita’. Nah dari situ saya mulai mencari informasi dari bagian gizi, beberapa balita ternyata yang paling banyak itu gizi kurang, kebetulan ada di Desa Parseh (Kecamatan Socah),” ungkap perempuan yang akrab disapa Bidan Ira itu.  

Data yang terangkum dari sebanyak 20 posyandu yang berada di bawah Puskesmas Jaddih kala itu menyebutkan, terdata sejumlah 20 kasus balita gizi kurang dan 53 kasus balita lainnya gizi buruk.

Kondisi itu menuntun langkah Bidan Ira semakin intensif untuk turun ke lapangan.

Setiap posyandu di bawah naungan Puskesmas Jaddih didatangi untuk mengetahui penyebab balita kurang gizi secara berkelanjutan.

“Ternyata yang pertama itu nafsu makan menurun, tidak ada penambahan berat badan selama 2 bulan hingga tiga bulan."

"Ada  juga beberapa balita yang makan banyak tetapi berat badan tidak bertambah,” jelas perempuan asal Kampung Bargan, Desa/Kecamatan Socah itu.

Sejak tahun 2023, Bidan Ira melalui pijat tuina telah menangani sebanyak 24 balita kategori gizi kurang di Desa Parseh.

Puluhan balita itu mendapatkan penanganan pijat tuina selama siklus; satu siklus selama 6 hari jeda satu hari.

Kemudian berlanjut satu siklus berikutnya dengan jeda satu hari pula.

“Sebelum siklus pemijatan, saya melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan."

"Satu bulan kemudian saat momen posyandu berikutnya, saya kembali melakukan pengukuran balita ternyata berat badan balita yang saya pijat bertambah lumayan bagus, catatan periodik gizinya dari kategori gizi kurang menjadi gizi baik,” paparnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved