Berita Terkini Bangkalan
Pijat Tuina Berperan Tekan Stunting di Bangkalan, Kadinkes: Kecamatan Socah Saat Ini Nol Gizi Buruk
Tidak salah jika pada akhir Juni 2024, Bangkalan diganjar penghargaan Percepatan Penurunan Angka Stunting oleh BKKBN
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Tidak salah jika pada akhir Juni 2024, Bangkalan diganjar penghargaan Percepatan Penurunan Angka Stunting oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Bahkan saat ini, Bangkalan bertengger di urutan ke-5 sebagai kabupaten dengan angka stunting terendah di Jawa Timur.
Di balik sukses itu, metode pijat tuina ternyata memiliki peran penting dalam melengkapi inovasi-inovasi sebagai upaya mencegah sekaligus menekan angka stunting.
Sebagaimana yang dioptimalkan 20 posyandu di bawah Puskesmas Jaddih, Kecamatan Socah.
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Nur Chotibah mengungkapkan, hasil penelitian dari awal tahun 2022 di Kecamatan Socah, balita kategori gizi buruk terdata di angka 3,9 persen.
Tetapi saat ini telah menurun drastis bahkan hingga nol gizi buruk. Sementara untuk kategori balita kurang gizi yang sebelumnya di angka 8,2 persen, sekarang turun di angka 6 persen.
“Melalui metode pijat tuina ini, penurunan angka gizi buruk dan gizi kurang sangat drastis dan sangat bermanfaat bagi balita-balita, khususnya di Puskesmas Jaddih,” ungkap Nur Chotibah didampingi Kepala Puskesmas (Kapus) Jaddih, drg Purwati saat memantau Posyandu Integritas Layanan Primer (ILP) Dahlia, Dusun Sumur Kuning, Desa Sanggra Agung, Kecamatan Socah, Selasa (13/8/2024).
Prevalensi angka stunting di Kabupaten Bangkalan hingga akhir 2022 berada di ambang mengkhawatirkan, yakni di angka 26,2 persen.
Hanya dalam kurun waktu satu tahun, Bangkalan berhasil menekan stunting hingga di angka 10,2 persen.
Karena itu, Dinkes Bangkalan akan menerbitkan regulasi untuk menindaklanjuti replikasi ke puskesmas-puskesmas yang hingga sejauh ini masih belum tersentuh pijat tuina khusus balita penderita gizi buruk ataupun gizi kurang.
“Hasil evaluasi dari Kapus Jaddih bersama tim nakes nya, diketahui ada peningkatan nafsu makan yang berdampak baik terhadap metabolisme dalam tubuh bayi, nafsu makan balita terjaga."
"Sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi pada balita,” jelas Nur Chotibah.
Sekedar diketahui, pijat tuina merupakan teknik pijat tradisional China untuk menangani penurunan nafsu makan pada bayi dan anak.
Metode pijat tuina kemudian dioptimalkan para nakes di wilayah kerja Puskesmas Jaddih untuk mengurangi prevalensi terjadinya gizi buruk dan gizi kurang.
“Alhamdulilah secara keseluruhan, gizi buruk di Kabupaten Bangkalan sudah turun drastis. Itu semua tidak lepas dari peran Pak Pj Bupati bersama OPD-OPD terkait dalam memberikan pembinaan dan pemantauan langsung."
"Dibantu juga para kepala desa, ketua PKK, pihak puskesmas serta para bidan yang ada di desa,” pungkas Nur Chotibah.
Kehadiran pijat tuina di Kecamatan Socah sejak tahun 2023 tidak lepas dari peran bidan Irawati Ningsih.
Ia mengawali dari sebuah penelitian studi tentang pijat tuina sangat mengenyam pendidikan profesi bidan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
“Penelitian saya saat itu ‘Efektivitas Pijat Tuina Terhadap Status Gizi pada Balita’. Nah dari situ saya mulai mencari informasi dari bagian gizi, beberapa balita ternyata yang paling banyak itu gizi kurang, kebetulan ada di Desa Parseh (Kecamatan Socah),” ungkap perempuan yang akrab disapa Bidan Ira itu.
Data yang terangkum dari sebanyak 20 posyandu yang berada di bawah Puskesmas Jaddih kala itu menyebutkan, terdata sejumlah 20 kasus balita gizi kurang dan 53 kasus balita lainnya gizi buruk.
Kondisi itu menuntun langkah Bidan Ira semakin intensif untuk turun ke lapangan.
Setiap posyandu di bawah naungan Puskesmas Jaddih didatangi untuk mengetahui penyebab balita kurang gizi secara berkelanjutan.
“Ternyata yang pertama itu nafsu makan menurun, tidak ada penambahan berat badan selama 2 bulan hingga tiga bulan."
"Ada juga beberapa balita yang makan banyak tetapi berat badan tidak bertambah,” jelas perempuan asal Kampung Bargan, Desa/Kecamatan Socah itu.
Sejak tahun 2023, Bidan Ira melalui pijat tuina telah menangani sebanyak 24 balita kategori gizi kurang di Desa Parseh.
Puluhan balita itu mendapatkan penanganan pijat tuina selama siklus; satu siklus selama 6 hari jeda satu hari.
Kemudian berlanjut satu siklus berikutnya dengan jeda satu hari pula.
“Sebelum siklus pemijatan, saya melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan."
"Satu bulan kemudian saat momen posyandu berikutnya, saya kembali melakukan pengukuran balita ternyata berat badan balita yang saya pijat bertambah lumayan bagus, catatan periodik gizinya dari kategori gizi kurang menjadi gizi baik,” paparnya.
Teknik akupresur tuina dilakukan dengan teknik pemijatan meluncur (Effleurage atau Tui), memijat (Petrissage atau Nie), mengetuk (Tapotement atau Da), gesekan, menarik, memutar, menggoyang, dan menggetarkan titik tertentu.
Sehingga akan mempengaruhi aliran energi tubuh dengan memegang dan menekan pada bagian tubuh tertentu.
Bidan Ira membeberkan, terdapat delapan langkah dalam teknik pijat tuina yang diawali dengan bagian titik mediterania atau akupresur tertentu di tangan, perut, kaki, dan punggung.
Selain bermanfaat menambah nafsu makan dan menambah berat badan, pijat tuina juga memperbaiki saluran pencernaan balita.
“Pijat tuina itu khusus bagi balita berusia di atas 6 bulan setelah bayi mengkonsumsi makanan pendamping ASI hingga usia 10 tahun."
"Dengan harapan balita tidak gampang stress, pola tidur enak, nafsu makan teratur dan baik."
"Sehingga kebutuhan gizinya akan tercukupi,” pungkas bidan yang bertugas di Puskesmas Pembantu, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah itu.
Ikuti berita seputar Bangkalan
Kemenag Bangkalan Pastikan Transformasi BP Haji Tak Ganggu Pelayanan Calon Jemaah Haji dan Umrah |
![]() |
---|
Viral Cosplay Tikus Berdasi Dilarang Ikut Karnaval di Bangkalan, Wabup Angkat Bicara |
![]() |
---|
Potret Imunisasi di Bangkalan, Emak-Emak Antusias Lindungi Anak dari Campak |
![]() |
---|
Bangkalan Perketat Monev Campak, Dinkes dan 22 Puskesmas Bergerak Cegah KLB |
![]() |
---|
Waspada Campak di Bangkalan: 17 Anak Rawat Inap, Pemeriksaan Laboratorium Masih Berlangsung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.