Berita Terkini Bangkalan

Peternak Ayam Pedaging Se-Madura Tolak Pengiriman dari Luar, Ribuan Ayam Putar Balik di Suramadu

Para pengusaha peternakan ayam pedaging dari empat kabupaten di Pulau Madura merapatkan barisan di simpang empat akses Suramadu, Desa Petapan

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Para pengusaha peternakan ayam pedaging dari empat kabupaten di Pulau Madura merapatkan barisan di simpang empat akses Suramadu, Desa Petapan, Kecamatan Labang, Kamis (19/9/2024). Mereka membentangkan spanduk bertuliskan, ‘Assosiasi Broiler Madura Odik-Mateh (Hidup-ati) Menolak Keras Kiriman Ayam Luar Madura’. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Para pengusaha peternakan ayam pedaging dari empat kabupaten di Pulau Madura merapatkan barisan di simpang empat akses Suramadu, Desa Petapan, Kecamatan Labang, Bangkalan, Kamis (19/9/2024).

Mereka membentangkan spanduk bertuliskan, ‘Assosiasi Broiler Madura Odik-Mateh (Hidup-ati) Menolak Keras Kiriman Ayam Luar Madura’.

Kondisi itu menjadikan halaman Kantor Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Timur di simpang empat akses Suramadu itu dipenuhi truk dan pikap pengangkut ribuan ekor ayam pedaging dari Pati, Jawa Tengah tujuan Kabupaten Sumenep.

Pantauan Tribun Madura hingga pukul 14.26 WIB, terdapat dua buah truk dan empat unit mobil pikap terparkir sambil menunggu kejelasan dari hasil audiensi antara pihak pengusaha peternakan, petugas pengiriman ayam, pihak TNI/Polri, serta petugas Badan Karantina.

“Saya tiba di sini jam 1 siang, namun ketika saya minta surat dari pihak karantina belum berani mengeluarkan."

"Katanya ada pertemuan terlebih dahulu dengan peternak ayam yang ada di Madura, masalahnya saya kurang tahu,” ungkap sopir truk pengiriman ayam potong dari Pati, Jawa Tengah. 

Sambil menunggu hasil audiensi, kernet truk maupun mobil pikap menyiram ayam-ayam dengan air melalui selang yang tersedia.

Hal itu untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh ayam-ayam.

Meski beberapa di antaranya, khususnya ayam yang berada di bagian paling atas, tampak mati karena uap panas akibat tekanan suhu dari ayam dan kotoran di deretan bawah.

“Kalau satu truk itu kapasitasnya sekitar 1100 ekor ayam, itu mau dikirim ke Sumenep."

"Saya jarang kirim ke Madura, biasa lokalan di Jawa Tengah."

"Cuma kebetulan jadwal saya kosong, akhirnya juragan memberikan jadwal pengiriman ke sini,” pungkas Sunandar. 

Sementara Dokter Hewan Karantina, Desy Syliviah mengungkapkan, pihaknya awalnya mendapatkan informasi dari pihak kepolisian yang menerangkan bahwa para pengusaha peternakan ayam pedaging Madura mau memberhentikan pengiriman ayam yang masuk dari luar Pulau Madura.

“Info awalnya karena harganya terlalu rendah."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved