Berita Viral Lokal

Dalih Agus Buntung Tak Akui Rudapaksa Mahasiswi, Polda NTB: Ada Luka Lecet di Alat Vital Korban

Agus Buntung Seorang Disabilitas di NTB Jadi Tersangka Pemerkosaan Terhadap Mahasiswi PTN di Salah Satu Homestay

Penulis: Natahsya Maharani | Editor: Taufiq Rochman
Tribunnews.com
I Wayan Agus Suwartama alias Agus Buntung tersangka kasus pemerkosaan mahasiswa PTN di Kota Mataram 

TRIBUNMADURA.COM - Ditreskimum atau Direktorat Reserse Kriminal Umum Polisi Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi menetapkan I Wayan Agus Suwartama alias Agus Buntung usia 22 tahun sebagai tersangka kasus pemerkosaan mahasiswi di perguruan tinggi negeri di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Agus Buntung diduga melancarkan aksi bejatnya di homestay atau penginapan.

Akibat tidak terima atas aksi tersebut, korban segera melaporkan Agus Buntung ke pihak berwajib pada 28 November 2024 kemarin.

Agus Butung, warga Kecamatan Selaparang ini harus berurusan dengan polisi akibat adanya laporan dari korban dan harus ditetapkan sebagai disabilitas tersangka tunggal dalam kasus pemerkosaan ini.

Atas penetapannya sebagai tersangka Agus berusaha mengelak dengan alibi bahwa dirinya juga sebagai korban dan hanya mengikuti keinginan dari pihak perempuan.

Baca juga :Polisi Menduga Jasad Wanita Terbakar di Bangkalan Korban Pembunuhan

Awal Mula Pertemuan dengan Korban Versi Agus Buntung

Agus Buntung mengaku bertemu dan berkenalan dengan mahasiswi itu di kampusnya awal Oktober 2024.

Agus Buntung mengenal sosok mahasiswi tersebut saat berada di Teras Udayana.

Saat itu, Agus meminta bantuan untuk mengantarkannya kembali ke kampus setelah makan siang.

"Setelah saya membeli makan dan minuman, saya duduk sebentar, saya ingin kembali ke kampus. Kendala saya capek jalan tidak kuat, saya berpikir untuk minta bantuan kepada orang di sekitar sana," kata dia.

Saat itu, mahasiswi yang baru dikenalnya tersebut justru mengajak Agus untuk naik motor, dan membawa Agus Buntung ke sebuah penginapan.

Keduanya masuk ke sebuah homestay di kota Mataram.

“Udah muter tiga kali, balik lagi ke jalan yang sama. Saya ingin bertanya mau ke mana ini tapi enggak enak, saya diam aja."

"Terus muter, kok tiba-tiba sampailah di homestay nggak jauh dari Udayana," ucap Agus.

Setelah masuk kamar, Agus Buntung mengaku semakin terkejut karena mahasiswi itu tiba-tiba melucuti pakaiannya.

"Saya kaget dia membuka baju, celana saya. Saya diam dengan kebingungan. Dia membuka juga (bajunya). (Agus) disuruh tidur di kasur gini," kata Agus.

 "Saya ceritain setelah saya sampai homestay itu, dia yang bayar, dia yang buka pintu, terus tiba-tiba dia yang bukain baju dan celana saya," bebernya.

"Tapi yang membuat saya tahu kasus ini jebakan pas dia nelpon seseorang, di situ saya nggak berani mau ngomong apa. Saya merasa ini jebakan, karena ini ke sana kemari saya dituduh," terangnya.

"Saya dituduh melakukan kekerasan seksual, coba dipikirkan bagaimana saya melakukan kekerasan seksual sedangkan bapak ibu lihat sendiri (nggak punya tangan), didorong aja saya, atau jangan diantar saya, atau ditinggal aja saya," kata Agus Buntung dikutip Kompas.com.

Agus mengklaim dirinya takut melakukan perlawanan karena posisinya dalam keadaan tidak berbusana.

"Nggak ada diancam sama perempuan secara fisik, saya diam saja selama di dalam homestay, saya takut buat teriak karena sudah telanjang, saya yang malu kalau saya teriak," tandasnya.

Tepis Tuduhan Memperkosa Mahasiswi

Agus menepis tuduhan perkosaan tersebut sambil memperlihatkan kondisinya yang memprihatinkan.

Untuk melakukan aktivitas sehari-hari saja sangat terbatas.

Tapi dia tak menampik telah melakukan hubungan badan dengan mahasiswi PTN tersebut namun itu mereka lakukan atas dasar suka sama suka.

"Dengan keadaan saya seperti ini, bagaimana saya melakukan kekerasan seksual atau pemerkosaan. Saya tidak bisa benar-benar membuka celana dan buka baju," kata dia.

"Seperti bapak lihat saya masih dimandiin sama orangtua, masih dirawat orangtua, baju juga masih dibukain sama orangtua, semuanya."

"Untuk kencing buang air besar masih dibukain orangtua," kata Agus Buntung.

Agus mengklaim dengan kondisinya yang serba terbatas tak mungkin baginya untuk melakukan pemerkosaan.

Jika pun itu dia lakukan, korban juga bisa dengan mudah melawan.

Baca juga : Terkuak Ciri Fisik Jasad Wanita Dilalap Api di Bangkalan, Kepala Puskesmas: Masih Muda

"Apa daya saya yang dituduhkan memperkosa orang atau kekerasan seksual bagaimana cara saya, kalau itu terjadi bisa melawan bisa mendorong," katanya.

Agus Buntung Minta Bertemu Presiden Prabowo

Agus meminta kepada seluruh masyarakat untuk membantu dirinya memperoleh keadilan.

Agus Buntung juga mengadu kepada Presiden Prabowo Subianto agar membantunya mendapatkan keadilan.

Dia bilang ingin bertemu Prabowo Subianto sekaligus ingin memberikan karya seninya dan menunjukan bermain gamelan.

Agus ingin Presiden Prabowo bangga dengan kemampuannya di tengah keterbatasan.

kenapa bisa begini, saya mohon untuk masyarakat se-Indonesia bisa membantu saya biar bisa seperti semula dan mungkin memotivasi untuk diri saya,"pungkasnya.

Polda NTB Selesaikan Visum Korban: Ada Luka Lecet di Kelamin

Ditreskrimum Polda NTB tidak main-main mengusut kasus ini, terlebih setelah mendapat atensi luas di masyarakat.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat menjelaskan hasil visum terhadap korban mengungkap adanya luka lecet pada kelamin korban akibat hubungan badan.

"Pelaku melakukan tindakan menyetubuhi," ucapnya dikonfirmasi Minggu (1/12/2024).

Polda NTB menjerat Agus Buntung dengan pasal 6C UU No. 12/2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Yang menarik, dari hasil visum oleh dokter yang ditunjuk polisi, polisi juga menemukan dua luka lecet di kelamin korban akibat benda tumpul.

Dengan bukti-bukti tersebut, mau lari kemana Agus Buntung?

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved