Berita Bangkalan

Buka Puasa Bersama Puluhan Tahanan Polres Bangkalan, Kasat Reskrim: Kita Semua Sama di Hadapan Allah

Sejumlah penghuni sel tahanan polres tampak tak kuasa menengadahkan kepala beberapa di antara mereka bahkan sesekali terlihat menghela nafas panjang

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
TribunMadura/ Ahmad Faisol
GARANG TAPI LEMBUT : Sosok Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi memberikan tausiyah menjelang waktu buka puasa bersama para tahanan, Rabu (12/5/2025) petang. Ia berupaya membesarkan hati para penghuni tahanan dan berharap kelak bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik setelah menjalani masa hukuman 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – ‘Dengan sebenar-benarnya taubatan nasuha dan diampuni segala dosa-dosa, bisa jadi bapak-ibu sekalian lebih baik dari orang-orang di luar sana yang mungkin terlihat mulia. Saya juga belum tentu lebih baik dari bapak-bapak ibu karena saya seorang hamba yang juga punya salah dan dosa’.

Kalimat tausiyah itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi di hadapan 84 tahanan pria dan 3 tahanan perempuan menjelang momen waktu buka puasa, Rabu (12/3/2025) petang. 

Sejumlah penghuni sel tahanan polres tampak tak kuasa menengadahkan kepala beberapa di antara mereka bahkan sesekali terlihat menghela nafas panjang.

“Bapak-ibu sekalian, kita semuanya sama di hadapan Allah. Hal yang membedakan adalah taqwa, kita diciptakan Allah dari seonggok daging yang melekat pada tulang, dan diberikan nyawa,” tutur perwira polisi kelahiran Jember itu.

Dalam kesempatan buka puasa bersama para tahanan itu, turut bergabung Kabag SDM Polres Bangkalan, Kompol Sugiarto, Kasat Tahanan dan Barang Bukti, Iptu Usama, serta beberapa personil Satuan Narkoba Polres Bangkalan.  

Hafid menjelaskan, pihak kepolisian melakukan penangkapan hingga menjebloskan ke balik jeruji bukan berarti membenci terhadap personal para penghuni sel tahanan. Melainkan sebagai upaya menyelamatkan pribadi-pribadi yang sejatinya terlahir sebagai insan dan hamba Allah.

“Kalau semisal kami tidak melakukan penangkapan, bisa jadi ditangkap massa, atau dianiaya orang lain,” ujar mantan Wakasat Reskrim Polresta Sidoarjo itu.

Sebagai seorang polisi yang memang lahir dari rahim reserse, AKP Hafid sudah kenyang dengan kegiatan penyelidikan, penyidikan, hingga penangkapan para pelaku tindak kejahatan. Meski sebagai ‘juru tangkap’, namun mantan Kapolsek Wonoayu Sidoarjo itu seolah menanggalkan semua atribut yang melekat. Ia memilih berbuka puasa bersama puluhan tahanan.  

“Di sini mungkin bisa menjadi tempat untuk merenung, sekali lagi bukan kami benci terhadap pribadi bapak-ibu sekalian namun benci terhadap perilaku yang mengarah ke tindak pidana,” terang Hafid dengan nada lirih.

Dalam kesempatan wawancara, Hafid mengungkapkan, kesempatan berbuka puasa bersama dan memberikan arahan kepada para tahanan itu hanyalah kebetulan mumpung ada sedikit rezeki untuk berbagi. 

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan bahwa kelak di antara para tahanan selepas dari masa hukuman akan berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik.

“Bahwa kita diciptakan Allah itu sama, dari seonggok daging yang menempel pada tulang dan dikasih nyawa. Pasti di dalam masing-masing hati nurani mereka mempunyai sifat baik. Namun mereka saat ini masih berada dalam tahanan karena berbuat salah,” pungkasnya. 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved