Hikmah Ramadan 2025
Merawat Kemabruran Puasa, dari Religiousness ke Religious Mindedness
Religiousness ketika seseorang merasa dirangkul oleh agamanya. Keseluruhan pandangan hidup dan perilakunya didominasi oleh ajaran formal agama.
Oleh: Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
TRIBUNMADURA.COM - Religiousness ketika seseorang merasa dirangkul oleh agamanya. Keseluruhan pandangan hidup dan perilakunya didominasi oleh ajaran formal agama.
Seolah-olah ruang, waktu, dan dirinya merupakan satu kesatuan kental dengan ajaran agama. Sementara di nun jauh di sana (transcendent) Ada Tuhan beserta para malaikat mengawasinya dengan ketat.
Ruang dan jendela untuk mengintip dunia nyata sangat terbatas karena dikelilingi dan dipenuhi oleh spektrum ajaran agama.
Di sekitarnya seolah dekelilingi daerah terlarang sehingga dinamika dan kebebasan berekspresi menjadi kaku karena terlalu banyak rambu-rambu yang berdiri tegak.
Kreatifitas dan inisiatifnya sebagai khalifah ditenggelamkan oleh kapasitas dirinya sebagai abid (hamba).
Religious minded ketika seseorang merasa merangkul agamanya. Agama bagaikan berada di dalam genggaman, ke manapun ia pergi selalu bersamanya, namun ia tidak merangkul dirinya melainkan dirinya yang menggenggam agama itu.
Dampaknya, orang akan merasa lebih merdeka dan memiliki hamparan luas dan longgar untuk berekspresi dan berkreasi.
Rambu-rambu pembatas itu tidak berdiri tegak di luar dirinya tetapi melekat di dalam dirinya, sehingga pandangannya luas tanpa terpantul oleh papan-papan perboden keagamaan.
Hidup dan kehidupannya lebih dinamis karena merasa diberikan kebebasan penuh dari ajaran agamanya sendiri.
Pada prinsipnya segala sesuatu boleh selain yang secara khusus dilarang. Jumlah larangan itu amat sedikit.
Ia merasa lebih merdeka sebagai khalifah karena sikap perhambaan dirinya kepada Tuhan tidak menghalanginya untuk berkreasi dan berinisiatif.
Suasana batin religious ness cenderung lebih tertutup dan sesekali mendekati garis keras karena ia memandang hidup ini hitam dan putih.
Artinya kalau bukan putih pasti hitam atau sebaliknya. Suasana batin ini lebih berpotensi untuk berbenturan satu sama lain karena sudah barang tentu ia harus tegas dan istiqamah terhadap keyakinan agama dianutnya.
Orang lain yang tidak sefaham dirinya cenderung salah, karena ia merasa lebih sesuai dengan teks-teks ajaran agama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.