Hikmah Ramadan 2025

Sudahkah Kita Menjadi Pribadi yang Fitri?

Gema adzan maghrib di penghujung Ramadhan 1446 H, menandai waktunya berbuka untuk yang terakhir karena Ramadhan telah berakhir

Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
HIKMAH RAMADAN - Dr H M Hasan Ubaidillah dalam artikel hikmah ramadan berjudul "Sudahkah Kita Menjadi Pribadi yang Fitri?" Tayang pada Sabtu (29/3/2025). 

Oleh: Dr H M Hasan Ubaidillah, SHI, MSi

TRIBUNMADURA.COM - Gema adzan maghrib di penghujung Ramadhan 1446 H, menandai waktunya berbuka untuk yang terakhir karena Ramadhan telah berakhir dan berganti dengan masuknya bulan Syawal.

Lantunan suara takbir saling bersahutan dari masjid-masjid,surau-surau ,rumah bahkan di jalanan begitu terasa semarak dan gegap gempita dalam menyambut datangnya hari kemenangan yang telah ditunggu dan dinantikan setelah satu bulan penuh berjibaku berperang melawan hawa nafsu.

Hilir mudik panitia zakat mendatangi rumah-rumah fakir miskin dan asnaf yang lain untuk membagikan zakat fitrah juga turut mewarnai kegiatan masyarakat sepanjang malam.

Pasar dan pusat perbelanjaan juga sangat ramai dikunjungi masyarakat guna memenuhi kebutuhan lebaran mulai dari ber belanja keperluan dapur untuk memasak dan membuat hidangan yang serba lezat serta nikmat, hingga membeli berbagai macam pernak Pernik lebaran seperti jajanan khas lebaran, baju baru , sarung, celana dan kelengkapan lainnya.

Disisi yang lain, ada sebagian orang yang menyepi disudut-sudut masjid, terdengar lirih suara takbir keluar dari mulutnya. Sesekali mereka menyeka air mata yang menggenang dipelupuk matanya.

Hatinya bersedih seakan disayat belati karena tidak rela Ramadhan telah meninggalkannya.

Walaupun dia menyadari Ramadhan pasti akan datang lagi pada tahun berikutnya, akan tetapi siapakah yang bisa menjamin bahwa tahun depan masih dapat bertemu Kembali. 


Terbayang dalam pikirannya lintasan perjalanan Ramadhan yang baru saja dilaluinya, mulai dari hari pertama hingga akhir lantas dia bertanya kepada dirinya apakah puasa dan amal ibadahnya selama bulan suci Ramadhan diterima oleh Allah SWT ataukah justru sebaliknya, sehingga tidak membekas sama sekali dalam cacatan amal kebaikan yang tulis dan dihimpun oleh malaikat Rakib.

Begitulah ragam ekspresi yang ada dimasyarakat selaras dengan penghayatan spiritual dan social yang dilakukan hingga mentari tanggal 1 syawal mulai menampakkan diri.

Lautan manusia berduyun-duyun mendatangi masjid, lapangan bahkan memadati jalan-jalan  yang digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan shalat iedul fitri.

Sebuah ritual akbar tahunan yang dilaksanakan secara gegap gempita laksana deklarasi kemenangan setelah melakukan peperangan besar melawan hawa nafsu.

Memang Rasulullah Muhamad SAW pernah bersabda pada waktu selesai memenangi perang badar dengan menegaskan bahwasanya kita baru saja memenangkan peperangan (jihad) kecil untuk menghadapi peperangan yang besar, yaitu perang melawan hawa nafsu.

Sabda sang nabi menembus ke relung hati sanubari ummatnya, sehingga hawa nafsu merupakan musuh utama yang harus diperangi dan ditaklukkan.

Akan tetapi bukan perkara mudah untuk mengalahkan apalagi menaklukkan hawa nafsu.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved