Berita Surabaya

Pengusaha Madura dan Perawat Ditemukan Tak Bernyawa dalam 1 Kamar di Surabaya, Rencana Nikah Gagal

Masyarakat Surabaya mendadak gempar. Itu terkait ditemukanya sejoli yang tewas dalam satu kamar kos.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
tribunmadura.com/ Luhur Pambudi
RENCANA NIKAH GAGAL-sejoli ditemukan tewas tergeletak di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Masyarakat Surabaya mendadak gempar.

Itu terkait ditemukanya sejoli yang tewas dalam satu kamar kos.

Mereka adalah seorang pengusaha asal Madura, dan seorang perawat asal Lamongan.

Sejoli itu ditemukan tewas tergeletak di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang. 

Informasinya, kosan yang menjadi lokasi penumuan mayat korban merupakan milik korban wanita, berinisial NA (29) warga Lamongan, diketahui berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta Kota Surabaya.

Sedangkan, pasangan prianya, berinisial H (28) warga Madura, Jatim, diketahui bekerja sebagai pengusaha, dan sedang menempuh pendidikan magister bidang hukum di sebuah kampus swasta Surabaya

Pantauan TribunJatim.com di lokasi, sekitar pukul 13.00 WIB, kedua mayat dievakuasi oleh petugas medis dan anggota kepolisian dari lokasi kamar kosan ke dalam dua mobil ambulan yang berbeda. 

Kemudian, anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP di dalam kamar kosan untuk mengumpulkan barang bukti. Lalu, memasang garis batas Polisi di area lorong kamar korban. 

Terpantau, petugas kepolisian mengamankan satu barang bukti yang diwadahi kotak boks berwarna cokelat. 

Lalu, ada juga barang bukti barang bawaan korban yang dibawa menggunakan kantung plastik transparan.

Menurut Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi, kedua korban baru diketahui meninggal dunia di dalam kamar kosan tersebut, setelah didatangi oleh salah satu kerabat korban wanita. 

Kemudian, saksi penemu pertama melaporkan temuan tersebut ke pihak penjaga dan ke polisi. Lalu laporan tersebut dilanjutkan kepada pihak kepolisian. 

Kini, jenazah dievakuasi ke kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya untuk dilakukan autopsi. Mengenai penyebab meninggalnya korban, Haryoko mengaku, pihaknya masih menunggu rampungnya proses olah TKP dan autopsi Tim Medis RS Bhayangkara Surabaya

"Kami masih melakukan olah TKP. Jenazah kami evakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya untuk diauotopsi," ujarnya saat ditemui di lokasi, pada Kamis (10/4/2025).


Ada Jarum Suntik

Ditemukan alat bekas suntikan beserta beberapa tabung ampul bekas wadah cairan obat di dekat jasad sejoli yang tergeletak di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025). 

Informasinya, kosan yang menjadi lokasi penemuan jasad tersebut, disewa sejak awal tahun 2024 oleh korban wanita, berinisial NA (31) warga Tunggunjagir, Mantup, Lamongan, yang diketahui berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta Kota Surabaya.

Sedangkan, pasangan prianya, berinisial LH (28) warga Palenggaan, Pamekasan, yang diketahui bekerja sebagai pengusaha, dan sedang menempuh pendidikan magister bidang hukum di sebuah kampus swasta Surabaya

Menurut saksi sepupu Korban NA, Nur Aprilianti, dirinya mengetahui adanya beberapa barang bukti seperti alat suntik dan dua botol kecil ampul bekas cairan obat, dari keterangan yang disampaikan pihak kepolisian seusai melakukan olah TKP. 

Nah, alat suntik dan beberapa ampul obat tersebut tergeletak di dekat jasad kedua korban yang berbeda posisinya. 

Artinya, alat suntik tersebut tidak sedang dalam keadaan menancap pada bagian tubuh kedua korban. 

Jasad Korban LH dalam posisi terlentang. Sedangkan, Jasad Korban NA tergeletak dalam keadaan tertelungkup di dekat bagian tubuh sisi bawah pacarnya. 

Saat disinggung isi, jenis dan takaran ampul obat tersebut, Aprilianti mengaku, tidak mengetahuinya. 

"Diinfoin cuma ada suntikan di sampingnya. Ada jarumnya. Katanya ada,  beberapa ampul. 1 atau 2 ampul. Tapi gak tahu obatnya apa. Itu tabung cairan obat," ujarnya saat ditemui awak media di depan lokasi kejadian. 

Mengenai kondisi busana yang melekat pada tubuh keduanya, menurut Aprilianti, keduanya jasad masih tampak mengenakan pakaian.

"Kondisinya sudah kayak gitu. Cowok terlentang, cewek tertelungkup. Cowok gini (terlentang) cewek gini (tertelungkup posisi menempel pada bagian tubuh sisi bawah cowoknya). Iya (masih berpakaian)," katanya. 

Lalu mengenai dugaan penyebab meninggalnya kedua korban, sesuai penjelasan pihak kepolisian yang sempat didengarnya. Aprilianti mengaku, pihak kepolisian belum memberikan penjelasan perihal itu, karena masih harus menunggu proses autopsi di RS Bhayangkara Surabaya

Dan, ia berharap, melalui proses autopsi tersebut, penyebab pasti kematian kedua korban dapat diungkap secara terang. 

"Kurang tahu, belum diinfoin. katanya diinfoin nanti akan autopsi dulu. Penyebab kematian diketahui sejelas jelasnya," ungkapnya. 

Namun, setahu Aprilianti, Korban NA tidak sedang menderita sakit kronis yang kerap kambuh secara berkala. 

Hanya saja, ia mengetahui kebiasaan Korban NA yang kerap melakukan metode perawatan medis secara mandiri tatkala kondisi kesehatannya sedang drop.

Yakni, Korban NA bakal menyuntikkan cairan obat tertentu, atau melakukan infus cairan obat kepada tubuhnya sendiri. 

Sejauh ini, Aprilianti menganggap, kebiasaan yang dilakukan sepupunya itu masih terbilang wajar, mengingat latar belakang pendidikan dan profesi dari Korban NA sendiri merupakan perawat. 

"Dia perawat, jadwal kerjanya padat. Jadi misalnya sakit gitu. Jadi dia infus sendiri, suntik sendiri gitu, kayak gitu aja sih. Mungkin karena sudah lama enggak satu kos jadi jarang nengokin ke sini, sama-ama sibuk juga," pungkasnya. 

Sementara itu, Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi tidak menjelaskan secara detail mengenai sejumlah temuan barang bukti di dekat jasad kedua korban yang tergeletak di kamar kosan tersebut. 

Termasuk, juga mengenai temuan adanya alat suntik serta dua botol ampul yang teronggok di dekat jasad keduanya. Ia enggan membeberkannya, dan lebih menunggu hasil akhir dari proses olah TKP dan autopsi kedua jasad korban di Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya

"Untuk itu kami masih menunggu hasil. Kami belum bisa menyampaikan," ujar Haryoko, disela mendampingi Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP. 

Haryoko menjelaskan, kedua korban baru diketahui meninggal dunia di dalam kamar kosan tersebut, setelah didatangi oleh salah satu kerabat korban wanita, yakni Nur Aprilianti. 

Kemudian, saksi penemu pertama itu, melaporkan temuan tersebut ke pihak pengelola kosan, warga setempat, dan temannya yang tinggal di Surabaya. Lalu laporan tersebut dilanjutkan kepada pihak kepolisian. 

"Kamar kosnya awalnya terkunci dari dalam. Kemudian setelah itu ada sepupunya mengecek ternyata pintu tertutup. Kemudian, dipanggil tukang kunci untuk buka pintu tersebut. Setelah dibuka. Kami lakukan olah TKP," pungkasnya. 

Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 13.10 WIB, kedua mayat dievakuasi oleh petugas medis dan anggota kepolisian dari lokasi kamar kosan ke dalam dua mobil ambulan yang berbeda. 

Kemudian, anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP di dalam kamar kosan untuk mengumpulkan barang bukti. Lalu, memasang garis batas Polisi di area lorong kamar korban. 

Terpantau, petugas kepolisian mengamankan satu barang bukti yang diwadahi kotak boks berwarna cokelat. 

Lalu, ada juga barang bukti barang bawaan korban yang dibawa menggunakan kantung plastik transparan.

 Nah, Anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya juga melakukan olah TKP serta memeriksa kondisi kendaraan yang dimiliki kedua korban. 

Korban LH berkunjung ke kosan pacarnya, NA mengendarai Motor Honda Revo bernopol B-4580-FFU, yang diparkir di area dalam parkiran kosan. 

Sedangkan, Korban NA memiliki mobil KIA Picanto berbodi warna merah, bernopol W-1029-TV yang terparkir di depan pagar utama sisi timur bangunan kosan dua lantai tersebut. 


Rencana Nikah Gagal

Sejoli yang berprofesi perawat dan pacarnya seorang pengusaha yang ditemukan tewas di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang, sudah menjalin hubungan asmara selama hampir setahun. 

Informasinya, kosan yang menjadi lokasi penemuan jasad tersebut, disewa sejak awal tahun 2024 oleh korban wanita, berinisial NA (31) warga Tunggunjagir, Mantup, Lamongan, yang diketahui berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta Kota Surabaya.

Sedangkan, pasangan prianya, berinisial LH (28) warga Palenggaan, Pamekasan, yang diketahui bekerja sebagai pengusaha, dan sedang menempuh pendidikan magister bidang hukum di sebuah kampus swasta terkemuka Kota Surabaya

Kabarnya, dalam waktu dekat mereka bakal melangkah pada jenjang hubungan yang yang lebih serius yakni pernikahan. 

Namun, takdir berkata lain. Keduanya ditemukan tewas secara 'misterius' di sebuah kamar kosan lantai dua di kawasan jalan tersebut. 

Pasalnya, ditemukan bekas alat suntik dan dua tabung kecil ampul bekas wadah cairan obat-obatan medis, di dekat jasad keduanya yang tergeletak dengan posisi berbeda. 

Jasad Korban LH dalam posisi terlentang. Sedangkan, Jasad Korban NA tergeletak dalam keadaan tertelungkup di dekat bagian tubuh sisi bawah pacarnya. 

Menurut saksi sepupu Korban NA, Nur Aprilianti, hubungan keduanya sebagai sepasang kekasih terbilang harmonis, biasa-biasa, dan hampir tidak pernah terlibat pertengkaran yang berarti. 

Ia mengaku tidak pernah memperoleh informasi dalam curahan hati sepupunya itu, yang menyebutkan bahwa sosok sang pacar; Korban LH, sebagai pasangan yang bermasalah atau lazim disebut 'toxic' atau 'red flag'. 

Bahkan, dalam waktu dekat, akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026, mereka bakal menggelar pernikahan. Namun, mengenai tanggal pastinya, ia tak mengetahui. 

Yang jelas, beberapa informasi yang pernah didengar langsung dari Korban NA semasa hidup. Sang pacar Korban LH berencana melamar NA, seusai merampungkan pendidikan magister bidang hukum di sebuah kampus swasta negeri terkemuka Kota Surabaya

"Mereka adem adem aja. Ada rencananya jenjang menikah. Katanya setelah cowoknya lulus. Baru omongan aja mereka mau menikah. Perkiraan tahun ini," ujarnya saat ditemui di lokasi, disela proses evakuasi jasad kedua korban yang dilakukan petugas kepolisian. 

Nah, Korban NA sudah menyewa untuk tinggal sementara di kosan beralamat tersebut, sejak setahun lalu. 

Mungkin, lanjut Aprilianti, sepupunya itu memilih lokasi kosan tersebut, karena dekat dengan tempat kerjanya yakni sebuah RS swasta yang berlokasi di kawasan Kendangsari, Surabaya

Mengenai keberadaan Korban LH pacar sepupunya di dalam kosan. Ia menceritakan, Korban LH memang kerap mendatangi sepupunya di kosan. 

Namun, hal tersebut, murni sebatas kunjungan belaka. Bukan diartikan bahwa Korban LH menginap atau tinggal bersama dengan Korban NA di kosan tersebut. 

Mengenai sosok Korban LH sendiri. Aprilianti mengaku minim informasi. Namun, setahu ingatannya, Korban LH merupakan seorang pengusaha.

Hanya saja, lagi-lagi, dirinya tidak mengetahui jenis usaha dari pacar sang sepupu. Namun, diketahui Korban LH sedang menempuh pendidikan Magister pascasarjana bidang hukum. 

Berdomisili di Pamekasan, Jatim. Namun, konon, Korban LH memiliki apartemen di salah satu kawasan Kota Surabaya

"Lumayan sering. Kayaknya sampai larut malam aja sih (enggak nginap). Kayaknya rumah di madura. Tapi kerjanya di Surabaya. Saya kayaknya (dia cowok) ada apartemen," pungkasnya. 

Sementara itu, Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi mengatakan, keduanya diduga sepasang kekasih. 

Korban NA berkerja sebagai perawat di sebuah RS swasta Kota Surabaya

Sedangkan kekasihnya, Korban LH, tercatat dalam kartu identitasnya sebagai mahasiswa. 

"Wanita itu betul perawat di salah satu RS Surabaya. Laki-laki hasil KTP masih pelajar atau mahasiswa," ujar mantan Kasi Humas Polrestabes Surabaya itu, seusai melakukan olah TKP di lokasi kejadian. 

Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 13.10 WIB, kedua mayat dievakuasi oleh petugas medis dan anggota kepolisian dari lokasi kamar kosan ke dalam dua mobil ambulan yang berbeda. 

Kemudian, anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP di dalam kamar kosan untuk mengumpulkan barang bukti. Lalu, memasang garis batas Polisi di area lorong kamar korban. 

Terpantau, petugas kepolisian mengamankan satu barang bukti yang diwadahi kotak boks berwarna cokelat. 

Lalu, ada juga barang bukti barang bawaan korban yang dibawa menggunakan kantung plastik transparan.

 Nah, Anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya juga melakukan olah TKP serta memeriksa kondisi kendaraan yang dimiliki kedua korban. 

Korban LH berkunjung ke kosan pacarnya, NA mengendarai Motor Honda Revo bernopol B-4580-FFU, yang diparkir di area dalam parkiran kosan. 

Sedangkan, Korban NA memiliki mobil KIA Picanto berbodi warna merah, bernopol W-1029-TV yang terparkir di depan pagar utama sisi timur bangunan kosan dua lantai tersebut. 

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved