Mengenal Sekolah Rakyat yang Dimulai 2025 ini, Biaya Gratis hingga Guru Direkrut dari Lulusan PPG
Pemerintah Indonesia meluncurkan program pendidikan inovatif bernama Sekolah Rakyat. Adapun sekolah ini tanpa dipungut biaya sepeserpun.
Penulis: Lia Handayani | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNMADURA.COM - Dalam upaya meningkatkan pemerataan pendidikan dan menurunkan angka putus sekolah, terutama di kalangan keluarga miskin dan miskin ekstrem, pemerintah Indonesia akan segera meluncurkan program pendidikan inovatif bernama Sekolah Rakyat.
Program ini akan mulai dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2025 dan menjadi salah satu langkah konkret pemerintah dalam memperkuat keadilan sosial di sektor pendidikan.
Pendidikan Gratis untuk Semua Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem
Program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memastikan setiap anak di Indonesia, tanpa terkecuali, mendapatkan hak atas pendidikan yang layak dan berkualitas.
Baca juga: Dinas Pendidikan Sumenep Tegaskan PIP Bakal Prioritaskan Siswa Putus Sekolah
Fokus utamanya adalah pada anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, yang selama ini seringkali tersingkir dari sistem pendidikan formal karena berbagai keterbatasan, mulai dari ekonomi, geografis, hingga sosial.
Sekolah ini akan memberikan pendidikan tanpa pungutan biaya alias gratis sepenuhnya, mulai dari pendaftaran hingga proses pembelajaran.
Tak hanya itu, pemerintah juga menjamin asupan gizi yang memadai bagi seluruh siswa, yang diyakini berkontribusi besar terhadap efektivitas pembelajaran dan perkembangan kognitif anak.
Inovasi Sistem: Multi Entry Multi Exit
Salah satu hal paling revolusioner dari Sekolah Rakyat adalah penerapan konsep multi entry multi exit.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (11/04/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa sekolah ini tidak lagi terikat oleh sistem kalender akademik yang kaku seperti di sekolah formal biasa.
Dalam konsep ini, peserta didik bisa memulai pendidikan kapan saja, tidak perlu menunggu tahun ajaran baru.
Hal ini tentu sangat relevan bagi anak-anak dari kelompok rentan yang mungkin tidak bisa langsung bergabung di awal tahun karena alasan ekonomi, sosial, atau geografis.
“Multi entry multi exit bukan berarti siswa bisa keluar seenaknya, tapi lebih kepada fleksibilitas dalam proses belajar. Anak bisa masuk kapan saja, dan menyelesaikan capaian belajarnya sesuai kemampuan masing-masing. Tidak perlu diseragamkan seperti sistem sekolah konvensional,” ujar Abdul.
Baca juga: Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Jatim Gencar Lakukan Digitalisasi Teknologi
Pendekatan Individual: Setiap Anak adalah Unik
Sekolah Rakyat juga akan menerapkan sistem pembelajaran berbasis individual approach, yang berarti setiap siswa akan menjalani pemetaan kemampuan dan kebutuhan belajar sejak awal masuk.
pendidikan
pendidikan inklusif
Sistem Pendidikan Multi Entry Multi Exit
Sekolah rakyat 2025
TribunMadura.com
Tribun Madura
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 255 256 Kurikulum Merdeka: Worksheet 4.26, 4.27 |
![]() |
---|
Keluarga Merana Gadis Sukabumi Disekap di China: Ibu Sakit-sakitan, Tak Mampu Bayar Tebusan 200 Juta |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka Halaman 45, Kegiatan 1: Vlog Solutif! |
![]() |
---|
2 Kali Starter, 2 Kali Menang, Putra Daerah Kediri Mulai Tunjukkan Sinarnya Bersama Persik |
![]() |
---|
Pria Sok Jagoan Tak Mau Dengar Nasehat Tetangga, Berakhir Diciduk Polisi di Rumahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.