Berita Surabaya

Pengakuan Saksi saat Forklift 3 Ton Tersambar KA Ambarawa Ekspres di Surabaya: Sudah Berjuang

Subandi (51) penjaga swadaya perlintasan rel Kereta Api (KA) sebidang tanpa palang di kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
istimewa
KEJADIAN KECELAKAAN MELIBATKAN KERETA API-Tangkapan layar video amatir Kereta Api (KA) Ambarawa Ekspres mengalami insiden berupa temperan dengan kendaraan forklift di perlintasan sebidang (JPL No. 393) KM 222+6/7 pada petak jalan antara Stasiun Kandangan (KDA) dan Tandes (TES) di Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Surabaya, pada Rabu (2/7/2025) sore. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Subandi (51) penjaga swadaya perlintasan rel Kereta Api (KA) sebidang tanpa palang di kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Surabaya, pada Rabu (2/7/2025) sore menyaksikan langsung forklift seberat tiga ton terpental dan remuk usai tersambar KA Ambarawa Ekspres. 

Insiden itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Kakek lima cucu itu menjalankan tugasnya seperti biasa, menyeberangkan kendaraan motor atau mobil yang lalu lalang melintasi perlintasan sebidang tanpa palang tersebut. 

Berjaga sejak siang hari, Subandi merasa lancar-lancar saja situasi arus lalu lintas kendaraan yang mengalir melewati perlintasan tempatnya bekerja selama sudah hampir 25 tahun. 

Petanda malapetaka pun tiba, tatkala sebuah kendaraan forklift yang melaju pelan di ujung ekor antrean kendaraan pada sore hari itu, mendadak tersangkut dan tak dapat bergerak ke berbagai arah di rel KA sisi barat. 

Ternyata kedua roda depan forklift tersebut terjerembab menancap pada tumpulan kerikil di area tengah rel sisi barat yang sedang direnovasi; penggantian bantalan penyangga besi rel baru. 

"Kondisi kerikil, nyantol enggak bisa. Sedang renovasi, karena rel baru. Iya (belum diaspal). Iya diaspal (keseharian)," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di lokasi, pada Rabu (2/7/2025) malam. 

Menyadari bahwa forklift tidak dapat bergerak sama sekali, Subandi dan para pengendara yang bersimpati dengan kejadian tersebut, bergotong-royong membantu menggeser letak forklift tersebut ke area yang aman. 

Selagi KA selanjutnya belum melintas, ia memperkirakan ikhtiarnya bersama puluhan pengendara tadi berlangsung selama hampir setengah jam. 

Selain membantu mengevakuasi forklift dengan alat seadanya; kayu papan, dan dengan cara manual; didorong  serta ditarik, Subandi juga sempat berupaya melaporkan kejadian tersebut kepada petugas KAI yang berjaga di pos perlintasan terdekat. 

Namun, tetap saja, upayanya itu, tidak terlalu berdampak signifikan, apalagi sampai menunda jadwal kedatangan KA yang melintasi rel tempat kejadian perkara. KA Ambarawa Ekspres tetap harus melintas sesuai jadwalnya. 

"Sudah dibantu warga, ada yang bawa kayu. Gawe ini gawe itu. Tapi ya, tetap begitu, enggak bisa. Akhirnya tertabrak," kata bapak lima anak sekaligus kakek lima cucu. 

Terpaksa Subandi harus meminta semua orang di tengah rel yang berusaha membantu evakuasi segera meninggalkan lokasi, sebelum KA tiba. Tak terkecuali pengemudi atau operator forklift, Andi. 

"Durasi waktu pertama nyangkut sampai tertabrak, ada sekitar 30-an menit. Kami sudah berjuang. Tapi kehendak Tuhan berkata lain," pungkasnya. 

Raungan klakson KA Ambarawa Ekspres menjelma bak latar belakang suara saat menghantam bodi sisi kiri forklift tersebut. Bodi forklift dengan berat setara seekor gajah betina dewasa itu, terpental sejauh lima meter. 

Tak cuma remuk nyaris tak berbentuk, serpihan bodi forklift yang terkoyak itu juga menghantam palang besi penutup perlintasan dan bangunan semipermanen pos tempat para penjaga swadaya beristirahat. 

Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 19.21 WIB, belasan orang tampak berusaha mengevakuasi bangkai bodi forklift yang hancur tak berbentuk dari lokasi tersebut. 

Serpihan kecil bangkai bodi forklift dicopoti satu per satu dan dibawa ke area yang lebih lengang dan memungkinkan untuk diangkut dengan kendaraan bak terbuka. 

Sedangkan, bagian bodi forklift yang berukuran besar ditarik menggunakan rantai yang terhubung dengan garpu bodi forklift yang berukuran lebih besar. 

"Iya dievakuasi ke garasi. Kerugian sekitar Rp200-300 juta akibat kerusakan," ujar Robi (36) juragan pemilik rental jasa angkut forklift, saat ditemui TribunJatim.com di lokasi. 

Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, Kereta Api (KA) Ambarawa Ekspres mengalami insiden berupa temperan dengan kendaraan forklift di perlintasan sebidang (JPL No. 393) KM 222+6/7 pada petak jalan antara Stasiun Kandangan (KDA) dan Tandes (TES).

Akibat insiden tersebut, KA Ambarawa Ekspres mengalami kerusakan pada lokomotif. 

KAI segera mengerahkan lokomotif pengganti dari Depo Lokomotif Surabaya Pasar Turi untuk menangani kondisi darurat di lokasi. 

Proses evakuasi dan pemeriksaan jalur dilakukan secara sigap dan cermat oleh tim KAI di lapangan untuk memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta lainnya.

Setelah lokomotif pengganti tiba dan jalur dinyatakan aman, KA Ambarawa Ekspres kembali melanjutkan perjalanan sekitar pukul 17.45 WIB.

Akibat kejadian ini, KA Ambarawa Ekspres (KA 264) mengalami keterlambatan lebih dari 60 menit.

"Sebagai bentuk pelayanan kepada pelanggan, KAI memberikan service recovery kepada penumpang yang terdampak," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com

Luqman menambahkan, PT KAI Daop 8 Surabaya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. KAI berkomitmen untuk terus mengutamakan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api sebagai prioritas utama.

KAI terus berupaya menjaga keselamatan perjalanan kereta api dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif menciptakan budaya tertib dan disiplin di perlintasan sebidang.

Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk senantiasa berhati-hati saat melintasi perlintasan sebidang, serta mematuhi semua rambu dan sinyal yang ada. Dahulukan perjalanan kereta api demi keselamatan bersama," pungkasnya. 

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved