Berita Sumenep

Wali Murid Akui Kasus Bullying Terjadi di SDIT Al-Hidayah Sumenep Sejak 2022: Habis Kesabaran Saya

SDIT Al-Hidayah Sumenep dianggap lalai melindungi siswanya dari kasus perundungan atau bullying, sebab da

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
Pexels/Mikhail Nilov
PERUNDUNGAN SISWA SUMENEP - Ilustrasi perundungan yang diterima siswa SD kelas 3 di Sumenep, Jawa Timur, diduga dari teman sekelasnya pada Selasa (5/8/2025). Korban mengalami luka memar di pipi hingga trauma bersekolah. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - SDIT Al-Hidayah Sumenep dianggap lalai melindungi siswanya dari kasus perundungan atau bullying, sebab dari pengakuan wali murid di sekolah bergengsi itu memang kerap terjadi dan bahkan sejak 2022 lalu.

Tidak hanya baru-baru ini kasus itu terjadi, seperti yang diakui salah satu ibu korban kepada TribunMadura.com anak perempuannya berinisial Y jadi juga pernah jadi korban perundungan selama satu bulan.

Kejadian itu pada tahun 2022 lalu dan juga bulan Mei 2025. Akibatnya, mengalami penderitaan psikis dan sampai ingin berhenti sekolah.

"Sudah habis rasanya kesabaran saya, karena sudah kerap terjadi sejak 2022 lalu. Dan selama satu bulan (bullying) yang dilakukan teman-teman kelasnya pada anak saya," tutur ibu Y yang anaknya juga masih sekolah di Jl. Siwalan d/h KH. Agus Salim Gang 1 Desa Pangarangan Kecamatan Kota pada Kamis (7/8/2025).

Ia mengaku sudah berulang kali meminta pihak sekolah untuk mengatasi kasus itu, karena kejadiannya di lingkungan sekolah.

Namun, tindakan dari sekolah serasa tidak ada efek jera terhadap pelakunya. Bahkan, perbuatan itu disebut-sebut sangat mengganggu.

"Disini menurut saya pihak sekolah harus mengevaluasi diri cara penanganan kejadian dan pola pengasuhan terhadap anak didik di sekolah," harapnya.

Selain itu tambahnya, peran orang tua murid yang tidak cuwek terhadap prilaku anak-anaknya. Baginya, peran orang tua juga sangat besar dalam membentuk karakter anak.

"Sehingga tidak ada kesan pembiaran terhadap prilaku anak yang negative," katanya.

Terpisah, Kepala SDIT Al Hidayah Sumenep Tanbihul Ghafilin mengaku, sudah melakukan langkah-langkah penanganan.
 
Di antaranya memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan pelaku. Kedua, memberikan pembinaan kepada pelaku sesuai dengan kode etik sekolah.

"Sesama orang tuanya sudah saling memaafkan, termasuk kami juga melakukan kunjungan ke rumah korban untuk menyampaikan dukungan secara langsung," kata Tanbihul Ghafilin.

Pihaknya menambahkan, dalam kasus tersebut sudah melakukan penanganan dengan adil. Tanpa memandang latar belakang keluarga dari siswa. Karena keselamatan dan kenyamanan siswa adalah prioritas Kami.

"Tidak ada bentuk pembiaran dalam kasus ini dan kami akan memperkuat program pencegahan bullying di lingkungan sekolah," terangnya.

 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved