Demo Bupati Pati

Dulu Tantang Demo 50 Ribu Orang, Bupati Pati Kini Diteriaki Pengecut Tidak Menampakkan Diri

Suasana Kantor Bupati Pati, di Jl Tombronegoro No.1, Kaborongan, Pati Lor, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59111 menjadi lautan manusia

Editor: Taufiq Rochman
Tangkapan Layar Tribun Jateng
DEMO DI PATI - Ribuan massa sudah memadati Alun-alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah untuk berdemonstrasi menuntut Bupati Pati, Sudewo mundur dari jabatannya, Rabu (13/8/2025). Tuntutan agar Sudewo lengser menggema sepanjang demonstrasi. Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein mengatakan ada 100 ribu massa akan mengikuti demo. 

TRIBUNMADURA.COM - Suasana Kantor Bupati Pati, di Jl Tombronegoro No.1, Kaborongan, Pati Lor, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59111 menjadi lautan manusia pada Rabu (13/8/2025).

Lebih dari 50.000 massa menggelar aksi demonstrasi.

Aksi tersebut dipicu kekecewaan warga terhadap Bupati Pati, Sudewo.

Dalam aksinya, massa menuntut bupati mundur dari jabatannya.

Para demonstran membawa sejumlah pernak-pernik, termasuk bendera bajak laut Topi Jerami dalam anime dan manga One Piece.

Akhir-akhir ini bendera itu kerap dikibarkan sebagai bentuk ekspresi kekecewaan masyarakat atas situasi ekonomi, politik, dan sosial sekarang.

Guna mendukung aksi unjuk rasa, warga menyalurkan donasi dari masyarakat di lebih dari 20 titik yang tersebar di Alun-Alun Pati yang berdekatan dengan Kantor Bupati.

Tampak banyak sekali dus logistik berisi air mineral dan makanan di posko donasi.

Di samping itu, ada bertundun-tundun pisang yang akan dibagikan kepada massa unjuk rasa.

Di salah satu posko terdapat papan ucapan yang cukup mencuri perhatian.

Papan itu bertuliskan "REVOLUSI DIMULAI DARI PATI".

Di atas tulisan revolusi itu terdapat tulisan "Selamat Berjuang Saudaraku". Diduga papan itu berasal dari warga Jakarta Selatan lantaran ada tulisan "ANAK JAKSEL BERSAMAMU".

Tribun Jateng melaporkan sudah ada lebih dari lima ribu dus donasi yang disalurkan di beberapa posko.

Menurut Mulyati (50) selaku koordinator penyaluran donasi, seluruh donasi yang terkumpul adalah amanah dari masyarakat dan nantinya juga dikembalikan kepada masyakat.

Donasi tidak hanya dalam bentuk air mineral, tetapi juga dalam bentuk roti, buah-buahan, kerupuk, hingga mi instan. Makanan siap saji akan langsung disalurkan kepada yang membutuhkan.

"Ada 20 posko lebih yang sudah kami siapkan," kata Mulyati, Rabu.

Massa Tuntut Sudewo Mundur

Peserta unjuk rasa merangsek masuk ke depan pintu gerbang Kantor Bupati Pati sekitar pukul 08.00 WIB.

Mereka meminta Bupati Sudewo mundur.

"Bupati harus lengser, bupati lengser," kata perwakilan massa, Rabu.

"Turun, turun, turun Sudewo, turun Sudewo sekarang juga."

Para demonstran mengaku siap berdemo hingga berhari-hari sampai Sudewo lengser.

"Kita di sini mengikuti tantangan Bupati Sudewo, kita datang 50.000 orang bahkan lebih, tapi kenapa Sudewo tidak menampakkan diri. Bupati pengecut," kata demonstran di atas panggung.

Teguh Istiyanto selaku Koordinator Lapangan (Korlap) Penggalangan Donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, menyatakan warga Pati menolak menjadi "objek uji coba pemimpin".

"Pemimpin harus yang betul-betul paham, tahu kondisi masyarakat bawah, sehingga ada rasa empati dan simpati dengan rakyat," ucap Teguh.

Demo besar itu digelar setelah Sudewo mengeluarkan kebijakan tentang penyesuaian nilai jual objek pajak (NJOP) dan menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

NJOP adalah harga rata-rata jual beli yang diperoleh dari harga objek lain yang sejenis, Nilai Jual Objek Pajak Pengganti atau nilai baru.

Sementara itu, PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Keputusan penaikan itu mendapat kritik pedas dari masyarakat Pati.

Situasi memanas setelah Sudewo menyatakan tidak takut didemo oleh masyarakat.

"Siapa yang mau menolak, saya tunggu, silakan lakukan. Bukan hanya 5.000, 50.000 orang pun saya hadapi. Saya tidak akan gentar, saya tidak akan mengubah keputusan," ucap Sudewo pada Rabu (6/8/2025).

Sudewo akhirnya mencabut keputusan itu. Namun, masyarakat sudah terlanjur kecewa kepada Sudewo.

Masyarakat mengaku tetap melanjutkan aksi sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan Sudewo.

Profil Sudewo

Sudewo lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 11 Oktober 1968.

Dia menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 1993.

Dia kemudian melanjutkan studi magister di bidang Teknik Pembangunan di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Karier profesionalnya diawali sebagai karyawan di PT Jaya Construction (1993–1994).

Sudewo lalu menjadi pegawai proyek Departemen Pekerjaan Umum di Bali.

Sudewo diangkat sebagai PNS tahun 1997 dan sempat bertugas di Dinas PU Kabupaten Karanganyar sebelum memutuskan untuk berwiraswasta.

Sudewo pertama kali masuk dunia politik melalui Partai Demokrat, dan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009–2013.

Setelah sempat vakum, Sudewo kembali ke Senayan pada Pemilu 2019 lewat Partai Gerindra.

Sudewo menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi DPP Partai Gerindra hingga sekarang.

Pada Pilkada Pati 2024, Sudewo bersama pasangannya Risma Ardhi Chandra memenangkan kontestasi dan resmi menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pati.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved