Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Terancam Dipenjara Seumur Hidup, Begini Penjelasan Polda Jatim
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Dua pelaku telah tertangkap, rentetan barang bukti telah dikantongi, motif telah tersingkap, dan pertanyaan demi pertanyaan soal kasus kematian guru honorer asal Kediri lamat-lamat terjawab.
Kedati demikian, jangan dikira tugas penyidik lantas selesai.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela mengatan penyelidikan masih terus berlanjut.
Masih ada satu hal mendasar sebelum menetapkan status hukuman pada kedua pelaku.
• Peran Petugas KPPS Paling Vital Sukseskan Pemilu di TPS, Segini Rincian Lengkap Honor yang Diterima
• Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Minta Maaf & Doakan Korban, Keluarga Langsung Meradang: Hukum Berat
• Mudah Banget, Begini Cara Mengecek Apakah Nama Kamu Sudah Masuk DPT Pemilu 2019 Lewat Online
Yakni, bagaimana proses kedatangan korban di hari dirinya dihabisi di warung milik Aris beralamat Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kediri, pukul 22.05 WIB, Selasa (2/4/2019).
"Kalau korban datang karena ajakan pelaku, ya jelas lain, bisa kami perberat sebagai pembunuhan berencana," katanya pada awak media di Halaman Reskrimum Polda Jatim, Senin (15/4/2019).
Sejauh ini, ancaman pasal 340 KUHP sub pasal 338 KUHP dan atau 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau 20 tahun penjara atau 15 tahun penjara, lanjut Leo, telah menanti kedua pelaku.
Kendati demikian, ia tak mau berspekulasi macam-macam, apalagi pelaku telah tertangkap dan proses penyidikan terus berlanjut.
"Kami akan dalami terus sebagai kata Pak Direskrimum, akan kami pastikan pasalnya," tandasnya.
Pelaku memutilasi korban secara bergantian
Pelaku pembunuhan guru honorer dimutilasi secara sadis, bahkan meskipun nyawa korban sudah tiada, pelaku masih sempat berusaha memutus atau memutilasi kepala korban dari jasadnya.
Kedua pelaku yang berinisial AS dan AP mengaku punya peran masing-masing dalam membunuh seorang yang sudah dikenalnya itu.
Bahkan di satu kesempatan, keduanya akan melakukan eksekusi secara bergantian.
Setelah melakukan mutilasi, kedua pelaku kemudian berusaha menghilangkan jejak pembunuhan itu, dan kabur di masing-masing tempat yang berbeda.
• YG Entertainment Pecat Manajer Seungri Eks BIGBANG, Bantah Keterkaitan Gaji dengan Burning Sun
• Guru Honorer Dimutilasi dan Pelaku adalah Pasangan Sesama Jenis, Begini Awal Kedekatan Keduanya
• Pemain Persebaya Surabaya Diganjar Bonus Berlipat dari Manajemen usai Jadi Runner Up Piala Presiden
Kepada penyidik Polda Jatim, AP mengaku, berperan sebagai orang yang memotong leher korban.
AP mengatakan, telah melakukan proses pemotongan pada bagian leher korban pertama kali.
Saat memotong leher korban, AP mengaku, sempat mengalami kesulitan.
Karena itu, tersangka meminta bantuan tersangka lainnya, AS.
Proses pemotongan leher korban kemudian dilanjutkan oleh AS hingga benar-benar putus.
"Pertama saya. Terus dilanjutkan dia," kata AP, Jumat (12/4/2019).
Sebelumnya, anggota Polda Jatim menangkap AS di Jakarta, Kamis (11/4/2019) sore.
Pada hari yang sama, polisi juga menangkap tersangka lainnya, AP di Kediri pukul 20.00 WIB.
Keduanya kemudian dipindahkan ke Ruang Penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direskrimum Polda Jatim.
Saat tiba di Polda Jatim, tampak AP menggunakan perban putih di bagian betis kirinya.
Informasinya, betis kiri AP luka setelah mendapat hadiah timah panas dari polisi.
"Iya, kami potong berdua bergantian," tegas AP.
AP melanjutkan, ia dan AS kemudian memasukan potongan tubuh korban ke dalam koper setelah proses mutilasi selesai.
Koper yang digunakan tersangka untuk menyimpan potongan tubuh korban merupakan milik ibu AS.
"Kami masukan ke dalam koper berdua juga," katanya.
• Nama Calon Menteri di Bawah Kabinet Prabowo Subianto-Sandiaga, Ada Dahlan Iskan hingga Rocky Gerung
• Ternyata, ini Besaran Honor KPPS Pemilu 2019, dari Rp 400 Ribu Hingga Rp 550 Ribu
Setelah itu, keduanya langsung membuang koper berisi potongan tubuh korban ke pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
"Kami berdua buang koper itu di sungai," tandasnya.
Pakai Koper Ibunya
AS (34) ternyata menggunakan koper milik ibunya, N (55) untuk membungkus jasad korban.
Ibu AS, N mengatakan, anaknya sempat meminta maaf kepadanya soal koper itu dan mengaku koper miliknya telah dijual.
"Waktu itu, saya baru pulang salat subuh dari masjid. Dia tiba-tiba langsung minta maaf ke saya," kata N saat di Polres Blitar Kota, Jumat (12/4/2019).
"Dia bilang mak, saya minta maaf, koper e kulo sade, payu Rp 200.000 (bu, saya minta maaf, kopernya saya jual, laku Rp 200.000. (Uangnya) saya buat tambahan modal," sambung dia.
Pada hari itu, sekitar pukul 07.00 WIB, N juga melihat AS membakar pakaian di depan rumah.
Tetapi, N tidak tahu pakaian siapa yang dibakar anaknya di depan rumah.
Ada dugaan, pakaian yang dibakar AS di depan rumah merupakan pakaian korban.
• Mertua Dibakar Hidup-Hidup Menantu Sendiri, Diduga Mantu Iri Hati karena Korban Dibelikan Kasur Baru
Dua hari setelah itu, N baru mendengar kabar ada penemuan mayat dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Warga di desanya ikut ramai membicarakan kasus itu.
• Pakai Koper Ibunya, Tersangka Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Bungkus Potongan Tubuh Korban
N mengaku, sempat diperlihatkan foto koper berisi mayat yang ditemukan di pinggir sungai.
"Ketika ditunjukkan foto koper, dalam hati saya bilang itu koper milik saya. Tapi saya belum sadar soal itu, karena anak saya bilang kopernya dijual," ujarnya.
Dikatakannya, belakangan AS juga sering berkata-kata kasar, termasuk kepada dirinya.
AS juga sering mengumpulkan teman-teman prianya di rumah.
"Kalau kumpul di rumah, tertawanya keras-keras," katanya.
Sebelumnya, polisi menangkap dua pelaku guru honorer dibunuh asal Mojoroto, Kota Kediri, yang jasadnya ditemukan dalam koper.
Satu dari dua pelaku yang ditangkap polisi merupakan warga Kabupaten Blitar.
"Satu pelaku asal Kabupaten Blitar, tapi yang bersangkutan domisili di Kediri," tulis Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Jumat (12/4/2019).
Pelaku asal Kabupaten Blitar, yaitu, AS (34). AS tercatat sebagai warga Dusun/Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Jarak rumah AS dengan lokasi penemuan jasad korban sekitar 1,5 kilometer.
Penemuan kepala korban
Potongan kepala guru honorer dimutilasi Budi Hartanto (28) akhirnya ditemukan tim petugas gabungan Inafis Polda Jatim dan Polres Kediri di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019).
Penemuan potongan kepala guru honorer dimutilasi menyusul ditemukan dua tersangka pelaku mutilasi.
Dari pengakuan tersangka membuang potongan kepala korban di Dam Sungai Bleber.
Selanjutnya gabungan petugas Inafis dari Polda Jatim dan Polres Kediri.
Setelah dilakukan pencarian dengan menyusuri tepian sungai akhirnya potongan kepala korban ditemukan di pinggir sungai.
Saat ditemukan potongan kepala terbungkus plastik serta karung.
Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya potongan kepala korban dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.
Penemuan potongan kepala korban ini mengundang penasaran ratusan warga yang melihat petugas melakukan pencarian.
Kapolres Kediri AKBP Roni Faisal menyebutkan potongan kepala korban ditemukan tim gabungan Inafis Polres Kediri dan Polda Jatim.
• Sadis, Suami Posesif Hajar Istri Tiap Dapat Like di Facebook (FB), Rutin Disiksa Sampai Wajah Rusak
• Potongan Kepala Guru Honorer Dimutilasi Akhirnya Ditemukan di Kediri, Kondisinya Terbungkus Plastik