187 SMP Negeri dan Swasta di Pamekasan Minim Tenaga Pustakawan

Penulis: Muchsin Rasjid
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pustakawan tengah menata buku di rak perpustakaan

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Tenaga pustakawan SMP negeri dan swasta di Pamekasan tampaknya semakin minim.

Keadaan itu justru membuat seluruh perpustakaan di 187 lembaga pendidikan SMP negeri dan swasta di Pamekasan, hanya ditangani staf yang ditugaskan mengelola perpustakaan, bukan tenaga pustakawan.

Minimnya tenaga pustakawan ini, selain keberadaan buku di perpus di sekolah yang dipinjamkan tidak terdistribusi merata kepada siswa.

Selain itu, buku sumber bacaan tidak dikemas dengan baik yang membuat minat siswa mengunji perpus di sekolahnya menurun.

Kepala Seksi (Kasi) Pembelajaran SMP,  Dinas Pendidikan Pamekasan, Mohammad Sadikun, kepada Tribunjatim.com, Rabu (4/3/2020) mengatakan, minimnya tenaga pustakawan yang disiplin ilmunya pustakawan, selain porsi rekrutmen pustakawan di Pamekasan hanya hitungan jari.

Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Per Awal Maret 2020, Termurah Rp 900 Ribuan & Termahal Rp 8,9 Jutaan

Warga Pamekasan yang Jadi TKI di Luar Negeri, Namanya Dicoret dari Sensus BPS Pamekasan, Kenapa?

Pura-Pura Beli Susu, Pria Misterius Rampok Toko Perlengkapan Bayi, Persenjatai Diri dengan Senpi

Cara Jitu Dinkes Sumenep Atasi Penyebaran Hoax Virus Corona, Buka Posko Konsultasi untuk Masyarakat

Stok Masker Kosong di Beberapa Apotek Pamekasan, Pasokan Mulai Tak Lancar Sejak Dua Bulan

Ribuan Calon Anggota PPS Jalani Tes Tulis, Satu Desa di Sumenep Tanpa Pendaftar

Untuk mengatasi minimnya tenaga pustakawan itu, beberapa SMP negeri terpaksa dengan swadaya mandiri mengirim stafnya untuk ikut diklat kepustakaan.

“Ada beberapa sekolah yang mendatangkan tenaga ahli pustkawasan dari kantor Perpustakaan dan Arsip, untuk memberikan pendidikan dan latihan tentang kepustakaan, bagi pengelola perpus di sekolahnya,” ujar Mohammad Sadikun.

Dikatakan, idealnya karena setiap lembaga pendidikan itu memiki perpustakaan, maka minimal satu sekolah memiliki satu tenaga pustakawan.

Sehingga keberadaan perpustakaan di tiap sekolah dikelola dengan profesional.

Meski diakui, terdapat beberapa sekolah negeri yang sudah mengelola perpusnya dengan profesional, tapi tidak ditangani tenaga pustakawan.

Diungkapkan, jika perpus ditangani tenaga pustakawan, maka diharapkan jumlah siswa yang berkunjung ke perpus bertambah dan minat baca siswa di dalam perpus meningkat.

Karena pihak perpus akan mendatangi masing-masing kelas memberi tahu siswa untuk datang ke perpus.

“Memang ada beberapa sekolah yang sudah menjadwal siswanya untuk berkunjung ke perpus. Namun tidak sedikit pengelola perpus itu hanya berdiam diri, manakala pengunjung perpustakaan, siswanya hanya itu itu saja, tidak bergerak untuk mengajak siswa lainnya berkunjung ke perpusnya,” papar Mohammad Sadikun.

Berita Terkini