Pada umumnya, lama persisnya partikel virus berada di udara sebelum akhirnya menghilang, tergantung pada berbagai faktor.
"Termasuk di antaranya suhu dan kelembaban daerah, dan lain sebagainya," ungkap Rishi Desai, MD, mantan petugas dinas intelijen epidemi di divisi penyakit virus di CDC.
• Viral Video Wanita Mengaku Rasakan Sakitnya Virus Corona: Seperti Ada Kaca di Dalam Paru-paru
• Bosan Work From Home? Coba 5 Rekomendasi Film Thailand, Mulai Film Bad Genius hingga The Billionaire
• Nikita Mirzani, Janda Tajir dari Lahir Miliki Gaya Hidup Mewah, Ganti Tisu Toilet Pakai Segepok Uang
Partikel virus corona bertahan dalam aerosol
Apabila melihat kembali Covid-19 secara spesifik, orang yang terinfeksi virus penyakit ini, saat batuk atau bersin, droplet atau percikan cairan akan keluar dari hidung dan mulut.
Dr. Desai menjelahkan kemungkinan partikel tersebut dapat saja bertahan lama di udara di sekitar pasien tersebut.
Namun, para ahli belum dapat menjelaskan durasi waktu secara konkret, berapa lama tepatnya itu akan bertahan di udara.
Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan, Rabu (18/3/2020) di New England Journal of Medicine, para peneliti menemukan virus corona, SARS-CoV-2 yang keluar melalui droplet saat batuk atau bersin, tetap stabil dalam aerosol selama tiga jam.
Kendati demikian, ada baiknya diperlukan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini.
Selain aerosol, perlu juga melihat apakah virus corona juga bertahan jika terpapar pada plastik, tembaga dan beberapa zat lain.
"Hasil penelitian ini, kami menunjukkan bahwa transmisi aerosol yang mengandung virus corona, SARS-CoV-2 cukup masuk akal.
Sebab, virus dapat tetap hidup dan menular di aerosol selama berjam-jam," ungkap penulis penelitian ini.
Bahkan, jika bekas partikel virus di udara saat pasien bersin atau batuk dapat bertahan berjam-jam di udara, maka kemungkinan masih ada partikel yang tertinggal hanya mencapai sekitar enam kaki dari titik asal.
Jadi, seperti dinyatakan CDC, transmisi udara dari orang ke orangdalam jarak yang jauh tidak mungkin terjadi.
Seseorang cenderung memahami bahwa orang yang terinfeksi, saat batuk atau bersin, droplet yang mengandung partikel virus akan langsung mendarat ke wajah, tubuh atau permukaan terdekat.
• Menilik Cara Risma Hentikan Penyebaran Virus Corona, Pesan Bilik Sterilisasi hingga Turun ke Jalan
• Gubernur Khofifah Fasilitasi Rapid Test Corona Covid-19 dan Vaksin Influenza bagi Wartawan di Jatim
• VIRAL TERPOPULER: Pengantin Pria Asyik Joget dengan Biduan hingga Alcohol Swab Bersihkan Layar HP
"Jadi taruhan teraman Anda adalah tinggal enam kaki jauhnya dari semua orang, sebanyak yang Anda bisa," kata Dr. Bhuyan. Virus campak, contohnya, dapat hidup di udara hingga dua jam setelah orang yang terinfeksi keluar.
Sedangkan virus corona, MERS yang muncul pada 2012 di Timur Tengah, juga ditemukan dalam bentuk infeksi yang diambil dari sampel udara di rumah sakit tempat pasien dirawat.
Namun, hingga saat ini, penelitian baru terus muncul tentang bagaimana Covid-19 menyebar dan masih banyak yang harus dipelajari tentang penyebaran virus corona, SARS-CoV-2 ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Bisa Menyebar dari Udara, Ini Penjelasannya"