Wabah Virus Corona

Tahukah Anda Kalau Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara atau Airborne? Yuk Simak Penjelasan Dokter

Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona

Tahukah Anda Kalau Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara atau Airborne? Yuk Simak Penjelasan Dokter

TRIBUNMADURA.COM - Ada kemungkinan penularan virus corona melalui udara atau airborne. Hal itu disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Untuk meminimalisir penularan Covid-19, social distancing mula digerakkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lantas, mungkinkah virus corona dapat menyebar lewat udara?

Jawabannya, mungkin saja virus ini dapat menular melalui udara.

Meski jaga jarak sosial atau social distancing telah dilakukan, kemungkinan risiko penularan masih dapat terjadi.

Bahkan orang tanpa gejala inveksi Covid-19, dapat menularkannya.

Ahli THT Inggris: Studi Kasus, Mendadak Tak Bisa Mencium Bau, Gejala Baru untuk Virus Corona

Aming Kesal Lihat Orang Pakai Alat Perlindungan Diri di Supermarket: Staf Medis Makin Kekurangan APD

PENGUMUMAN Hasil SKD CPNS 2019 Kemenkumham dan Kemenag, Cek Kemenag.go.id dan Cpns.kemenkumham.go.id

Melansir Women's Health, Kamis (19/3/2020), karena ini adalah virus corona baru, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengakui masih terus dilakukan studi untuk melihat karakteristik virus corona, SARS-CoV-2 ini.

Di antaranya dari bagaimana penyebarannya, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan dan sejauh mana penyebarannya.

Kemungkinkan penyebaran virus corona di udara dapat saja terjadi.

Hal itu juga disampaikan oleh Dr Maria van Kerkhove, Head of Emerging Diseases and Zoonosis Unit WHO.

WHO memperingatkan penularan Covid-19 dari udara bagi para petugas medis.

Oleh karena itu, Van Kerkhove mengingatkan adanya risiko paparan virus corona melalui udara, saat petugas medis melakukan prosedur seperti intubasi.

Kendati demikian, penting untuk dicatat, penularan udara dapat berarti hal yang berbeda bagi orang-orang, bahkan bagi para ahli.

Sebab, menurut Natasha Bhuyan, MD, seorang spesialis penyakit menular dan dokter di Phoenix, Arizona, secara umum, patogen dianggap dapat menyebar di udara melalui partikel yang lebih kecil. Partikel tersebut dapat bertahan di udara untuk jangka waktu yang cukup lama.

Pada umumnya, lama persisnya partikel virus berada di udara sebelum akhirnya menghilang, tergantung pada berbagai faktor.

"Termasuk di antaranya suhu dan kelembaban daerah, dan lain sebagainya," ungkap Rishi Desai, MD, mantan petugas dinas intelijen epidemi di divisi penyakit virus di CDC.

Viral Video Wanita Mengaku Rasakan Sakitnya Virus Corona: Seperti Ada Kaca di Dalam Paru-paru

Bosan Work From Home? Coba 5 Rekomendasi Film Thailand, Mulai Film Bad Genius hingga The Billionaire

Nikita Mirzani, Janda Tajir dari Lahir Miliki Gaya Hidup Mewah, Ganti Tisu Toilet Pakai Segepok Uang

Partikel virus corona bertahan dalam aerosol

Apabila melihat kembali Covid-19 secara spesifik, orang yang terinfeksi virus penyakit ini, saat batuk atau bersin, droplet atau percikan cairan akan keluar dari hidung dan mulut.

Dr. Desai menjelahkan kemungkinan partikel tersebut dapat saja bertahan lama di udara di sekitar pasien tersebut.

Namun, para ahli belum dapat menjelaskan durasi waktu secara konkret, berapa lama tepatnya itu akan bertahan di udara.

Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan, Rabu (18/3/2020) di New England Journal of Medicine, para peneliti menemukan virus corona, SARS-CoV-2 yang keluar melalui droplet saat batuk atau bersin, tetap stabil dalam aerosol selama tiga jam.

Kendati demikian, ada baiknya diperlukan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini.

Selain aerosol, perlu juga melihat apakah virus corona juga bertahan jika terpapar pada plastik, tembaga dan beberapa zat lain.

"Hasil penelitian ini, kami menunjukkan bahwa transmisi aerosol yang mengandung virus corona, SARS-CoV-2 cukup masuk akal.

Sebab, virus dapat tetap hidup dan menular di aerosol selama berjam-jam," ungkap penulis penelitian ini.

Bahkan, jika bekas partikel virus di udara saat pasien bersin atau batuk dapat bertahan berjam-jam di udara, maka kemungkinan masih ada partikel yang tertinggal hanya mencapai sekitar enam kaki dari titik asal.

Jadi, seperti dinyatakan CDC, transmisi udara dari orang ke orangdalam jarak yang jauh tidak mungkin terjadi.

Seseorang cenderung memahami bahwa orang yang terinfeksi, saat batuk atau bersin, droplet yang mengandung partikel virus akan langsung mendarat ke wajah, tubuh atau permukaan terdekat.

Menilik Cara Risma Hentikan Penyebaran Virus Corona, Pesan Bilik Sterilisasi hingga Turun ke Jalan

Gubernur Khofifah Fasilitasi Rapid Test Corona Covid-19 dan Vaksin Influenza bagi Wartawan di Jatim

VIRAL TERPOPULER: Pengantin Pria Asyik Joget dengan Biduan hingga Alcohol Swab Bersihkan Layar HP

"Jadi taruhan teraman Anda adalah tinggal enam kaki jauhnya dari semua orang, sebanyak yang Anda bisa," kata Dr. Bhuyan. Virus campak, contohnya, dapat hidup di udara hingga dua jam setelah orang yang terinfeksi keluar.

Sedangkan virus corona, MERS yang muncul pada 2012 di Timur Tengah, juga ditemukan dalam bentuk infeksi yang diambil dari sampel udara di rumah sakit tempat pasien dirawat.

Namun, hingga saat ini, penelitian baru terus muncul tentang bagaimana Covid-19 menyebar dan masih banyak yang harus dipelajari tentang penyebaran virus corona, SARS-CoV-2 ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Bisa Menyebar dari Udara, Ini Penjelasannya"

Berita Terkini