Padahal, idealnya, Jakarta butuh inventarisasi emisi dua kali dalam setahun.
Selain riset inventarisasi emisi, Bondan juga menekankan pentingnya Air Monitoring Station yang tersebar di seluruh wilayah, tak hanya di titik tertentu.
“Air Monitoring Station di DKI Jakarta hanya punya 5. Kemudian yang memiliki alat deteksi PM 2.5 hanya ada 4. Alat pantaunya kurang,” tutur dia.
Idealnya, DKI Jakarta butuh 60 Air Monitoring Station yang tersebar hingga wilayah yang jauh dari pusat kota.
“Alat pantau harus memadai dengan luasan Jakarta saat ini,” tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Udara Jakarta Membaik saat Pandemi Corona, Ahli Ungkap Sebabnya
• Kapan Penyebaran Wabah Virus Corona Akan Berakhir? Ilmuwan Peraih Nobel Ungkap Prediksi Waktunya
• Polisi Tangkap Pedofilia di Tuban, Pelaku Cabuli Para Korban di Atas Truk hingga Tempat Ibadah