TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 terus bertambah di Indonesia, tetapi jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga mulai terlihat.
Menurut Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga, Prof dr Nasronudin SpPD KPTI FINASIM, pasien Covid-19 dinyatakan sembuh setelah kondisi fisik sehat setelah perawatan.
Atau pasien positif yang sudah sehat telah melewati 14 hari masa isolasi.
• Tak Perlu Potong Gaji ASN untuk Bantu Penanganan Covid-19, Khofifah Ajak ASN Bersedekah
• 752 Santri Ponpes Sidogiri Asal Sampang Diperiksa Tim Gugus Tugas Covid-19 di Posko, Ini Hasilnya
• Cegah Penyebaran Virus Corona, 26 Napi di Rutan Klas IIB Sumenep Sujud Syukur Terima Asimilasi
"Mereka juga harus di tes swab dua kali, seminggu setelah sehat dan dua hari setelahnya, hasilnya harus negatif, " ujarnya.
Hal ini juga berlaku bagi pasien positif tanpa keluhan yang menjalani isolasi di rumah selama 14 hari.
Dengan pengawasan puskesmas, kondisi kesehatan pasien positif selalu dalam pengawasan meskipun isolasi di rumah.
"Cara kerja virus pada umumnya saat sudah pernah menyerang tubuh akan membuat antibodi. Paling tidak tubuh akan lebih siap saat virus itu menyerang," urainya.
Namun, Prof Nasron, sapaan akrabnya juga mengingatkan adanya kasus reinfeksi di Wuhan.
Yaitu pasien yang sudah sembuh akan kembali terinfeksi saat daya tahan tubuhnya tidak baik.
• Kartu Perdana 10N+ Smartfren, Cocok untuk Anda yang Bekerja dan Belajar dari Rumah
• Pemprov Jatim Dapat Bantuan 16 Alat Ventilator dan Didistribusikan untuk Tangani Pasien Corona
• Fasilitas Pelengkap Wastafel Portabel Banyak yang Rusak dan Hilang, Begini Komentar Pemkot Surabaya
"Kalau kekebalan tubuhnya baik, tidak semua orang terinfeksi. Kalaupun terinfeksi tidak berat. Maka daya tahan tubuh harus terus dijaga dengan gaya hidup sehat. Supaya tidak rentan terinfeksi," ungkapnya.
Infeksi ini juga akan meningkat peluangnya pada orang yang sering terpapar. Sehingga bisa saja orang akan dalam kondisi sehat saat beberapa kali bertemu atau terpapar virus.
"Tapi semakin banyak paparan, semakin besar resiko terinfeksi. Makanya tenaga kesehatan punya resiko tinggi" pungkasnya .