TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi Covid-19 atau virus corona sudah dapat dilakukan di RSUD Gambiran Kota Kediri.
Hanya dalam waktu 45 menit, petugas medis akan mampu menentukan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkonfirmasi Covid-19 atau tidak.
Kementerian Kesehatan RI memberi kepercayaan Laboratorium RSUD Gambiran Kota Kediri untuk melakukan pemeriksaan spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
• Pasar Kota Bojonegoro Jadi Klaster Baru Virus Corona, 7 Pedagang Positif Covid-19, 22 Orang Terpapar
• Jumlah Kasus Covid-19 di Tuban Bertambah Jadi 12 Orang, 1 PDP Meninggal dan Hasil Swab Belum Keluar
• Seandainya PSBB di Kota Malang Diterapkan Sejak Dulu, Sutiaji: Kesadaran Masyarakat akan Muncul
Direktur RSUD Gambiran dr Fauzan Adima M.Kes menjelaskan, selama ini pemeriksaan swab di Jawa Timur hanya dilakukan di tiga laboratorium, yakni Institute of Tropical Disease (ITD) Unair, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya, dan Rumah Sakit Universitas Brawijaya.
“Laboratorium kami dinyatakan telah memenuhi standar Biosafety Level (BSL) II untuk melakukan pemeriksaan spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Ini akan mempercepat pemeriksaan swab karena tak perlu lagi mengantre di Surabaya,” ungkap dr Fauzan Adima M.Kes, Kamis (14/5/2020).
dr Fauzan Adima menjelaskan, tidak semua rumah sakit rujukan mendapat kepercayaan melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) Covid-19.
Kementerian Kesehatan harus memastikan kelayakan laboratorium dan kesiapan sumber daya manusia rumah sakit sebelum mengirimkan reagent untuk uji DNA Covid-19.
Dengan kemampuan ini, petugas medis akan lebih cepat mengetahui status pasien yang diindikasi terjangkit Covid-19 untuk menentukan langkah pengobatan lebih lanjut.
Sebelumnya, proses pemeriksaan ini membutuhkan waktu 1-2 minggu karena panjangnya antrean pemeriksaan di laboratorium Surabaya.
Panjangnya proses pemeriksaan swab ini kerap menjadi persoalan bagi rumah sakit di daerah.
Mereka harus menahan pasien di ruang isolasi rumah sakit hingga hasil swab keluar.
Bahkan tak jarang hasil tersebut keluar setelah pasien meninggal dunia.
Diungkapkan dr Qoirida Vinahari Sp.PK yang bertugas di ruang Laboratorium RSUD Gambiran, peralatan polymerase chain reaction (PCR) yang dimiliki telah beroperasi secara mekanis.
Satu unit mesin polymerase chain reaction (PCR) bisa mengerjakan 4 spesimen sekaligus.
• Penganiayaan Sadis Anak Kandung, Ayah di Trenggalek Pukul Kepala dan Tubuh Korban Pakai Balok Kayu
• Pemkot Surabaya Siapkan Dua Rumah Sakit Karantina untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan
• Pemkot Surabaya Pakai Asrama Haji Sukolilo untuk Ruang Isolasi Covid-19, Kepala UPT: 97 Persen Siap
Jika mesin bekerja dalam 6 jam, akan mampu mengerjakan 20 spesimen Covid-19 dengan akurat.
“Makin cepat kita memeriksa spesimen pasien akan makin baik. Karena usia spesimen untuk layak diperiksa hanya 1-2 minggu, tergantung kondisi virusnya. Jika antrean pemeriksaannya lebih dari itu dikhawatirkan mempengaruhi akurasi hasilnya,” terang Qoirida.
Dokter spesialis patologi klinik ini menambahkan, pemeriksaan swab di laboratoriumnya menggunakan spesimen yang diambil dari rongga hidung (nashofaring).
Diketahui virus Covid-19 paling banyak berdiam di rongga hidung mencapai 89 persen, dari pada rongga bawah. Sehingga tingkat akurasinya sangat tinggi.
Sampel lendir yang diambil dengan metode swab ini selanjutnya diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Hasil akhir dari pemeriksaan ini akan benar-benar memperlihatkan keberadaan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 di tubuh seseorang.
Cara kerja ini berbeda dengan rapid tes yang memeriksa antibodi IgG dan IgM dalam darah.
Antibodi itu akan terbentuk di dalam tubuh ketika mengalami infeksi virus.
Jika ada, hasil rapid tes dinyatakan positif terjadi infeksi. Namun hasil itu bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi Covid-19.
Karena itu orang dengan hasil rapid test positif akan dianjurkan menjalani pemeriksaan lanjutan dengan swab tenggorokan atau hidung.
“Pemeriksaan ini diprioritaskan kepada Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan risiko tinggi,” jelas Qoirida.
Dengan kemampuan laboratorium ini, RSUD Gambiran Kota Kediri menjadi salah satu rumah sakit rujukan pemerintah daerah yang memiliki pelayanan penanganan Covid-19 paling lengkap di Jawa Timur.