Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Kebahagiaan siswi SDN Pademawu Barat 1, Kabupaten Pamekasan, Madura, Alfiatus Sholehah, seperti tak pernah usai.
Setelah juara 3 dalam lomba menulis surat untuk Mendikbud RI Nadiem Makarim, Alfiatus Sholehah diundang Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam ke Rumah Dinas Bupati Pamekasan.
Di sana, Alfiatus Sholehah menceritakan proses kreatifnya saat menulis surat untuk Nadiem Makarim.
• Waspada Modus Sekelompok Begal di Jember Dekati Korban, Pura-Pura Tanya Nama Lalu Ambil Paksa Barang
• Pasien Virus Corona di Pamekasan Bertambah 7 Orang, Total 27 Kasus Covid-19 di Kota Gerbang Salam
• Isi Surat Siswi Pamekasan ke Menteri Nadiem Makarim, Ungkap Kesulitan Agar Bisa Belajar dari Rumah
Dengan suara lembut dan tanpa rasa canggung, Alfiatus Sholehah bercerita dengan runtut dihadapan Baddrut Tamam dan para guru serta kepala sekolahnya perihal usahanya saat hendak mulai menulis surat untuk Nadiem Makarim.
Siswa kelas V B SDN Pademawu Barat 1 yang akrab disapa Fia itu menceritakan, dirinya mendapat informasi dari Ibu Yayuk, wali kelasnya perihal adanya lomba menulis surat untuk Mendikbud.
Waktu itu, kata dia, wali kelasnya datang ke rumahnya dan membujuk dirinya agar ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut.
"Saat itu, Bu Yayuk bilang ke saya, kalau beliau ingin saya ikut lomba menulis surat buat pak Menteri," kata Fia, Selasa (2/6/2020).
Berdasar pengakuan Fia, sewaktu itu juga, wali kelasnya langsung memberitahu cara-caranya tentang prosedur penulisan lomba menulis surat untuk Mendikbud.
Kata dia, wali kelasnya menyuruh dirinya untuk menceritakan tentang keadaan keluarganya dan apa saja kesulitan yang dirasakan saat belajar di rumah karena pandemi Covid-19 ini.
• Alami Depresi setelah Bangkrut, Mantan Juragan Kulit asal Magetan Ditemukan Tewas Membusuk di Gudang
• Pernah Ditegur hingga Disegel Polisi, Warung Kopi ini Nekat Tetap Beroperasi saat Jam Malam PSBB
Bahkan, kata Fia, wali kelasnya juga mewanti-wanti kepada dirinya, agar menulis dengan hati yang paling jujur tanpa ada yang dibuat-buat.
"Lalu saya langsung buat. Saya membuat dua kali. Awalnya ditolak sama Bu Yayuk karena belum rapi isi tulisannya," ujarnya.
Meski naskah tulisannya sempat ditolak, Fia mengaku tidak berputus asa.
Ia berusaha kembali untuk memperbaiki hasil tulisannya sesuai saran yang diutarakan oleh wali kelasnya.
Akhirnya, tulisan ketiga hasil karyanya jadi, dan langsung dikirim ke wali kelasnya melalui via WhatsApp.
Sewaktu mengirim tulisan ketiga itu, Fia menyuruh kakak kandungnya, agar hasil tulisan karyanya tersebut dikirimkan ke nomor WA wali kelasnya.
"Karena saya tidak punya HP, jadi saya minta bantuan ke kakak saya," ceritanya.
• Bocah SD di Trenggalek Ditemukan Meninggal Dunia setelah Melompat dari Tebing Dekat Sungai
• Anggota LSM di Bojonegoro Ditangkap, Diduga Lakukan Pemerasan terhadap Kepala Desa hingga Rp 40 Juta
Selepas hasil tulisannya dikirim, kata Fia, wali kelasnya langsung mengirimkan karya itu ke Kepala Sekolah SDN Pademawu Barat 1 untuk diikutkan lomba menulis surat untuk Nadiem Makarim.
Fia mengaku tak menyangka saat dirinya mendapat telepon dari panitia Mendikbud RI, bahwa surat yang dia kirim terpilih menjadi juara 3.
Hadiahnya, dia melakukan telewicara (video call live di televisi) secara langsung dengan Mendikbud, Nadiem Makarim serta mendapat hadiah lainnya.
Fia berucap syukur, sebab dari sekitar 3.172 surat yang masuk melalui surat elektronik Mendikbud, tulisan berbentuk surat hasil karyanya bisa terpilih sebagai 3 besar.
"Saya berharap pak Nadiem Makarim bisa ke Pamekasan dan menemui saya," kata dia.
"Pengin cerita dan ngobrol bareng lagi dengan beliau. Karena waktu itu cuma melalu video call dan tidak lama," tutupnya sembari tertawa.
• Masa Transisi New Normal di Kota Malang, Masih Ditemukan Banyak Pelanggaran Protap Covid-19