TRIBUNMADURA.COM - Kabar duka datang dari dunia sastra Indonesia.
Sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada usia 80 tahun, Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB.
Sapardi menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Kepergian Sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono meninggalkan bekas di hati para penggemar dan orang-orang yang mengenalnya.
Seperti yang diketahui, Sapardi Djoko Damono alias SDD, dikabarkan meninggal dunia pagi ini, Minggu (19/7/2020).
Na'imatur Rofiqoh, ilustrator sampul buku 'Menghardik Gerimis' karya Sapardi, mengungkapkan tentang sosok Sapardi yang ia kenal.
Menurut Na'im, Sapardi merupakan sosok yang harmonis dan menyenangkan.
• Hasil Rapid Test Arema FC, Kloter Pertama 44 Skuat - Official Arema FC Non-reaktif
• Pembebasan Lahan Stadion Sepak Bola Baru di Sampang Kurang 30 Persen, Ditargetkan Rampung Tahun 2020
• Pemkot Malang Belum Putuskan Kapan Bioskop Buka, Mekanisme Penerapan Protokol Kesehatan akan Disusun
"SDD bagiku sosok yang humoris dan menyenangkan," ungkap Na'im saat dihubungi Tribunnews.com ( grup TribunMadura.com ), Minggu siang.
Penulis sekaligus ilustrator buku itu mengatakan, Sapardi juga sosok yang senang berbagi dengan anak-anak muda.
Kedekatannya dengan Sapardi bahkan membuatnya merasa Sapardi bukan saja seorang sastrawan senior melainkan sosok kakek baginya.
"Dia senang berbagi dan ngobrol panjang dengan anak-anak muda."
"Daripada sastrawan, aku lebih sering merasa dia sebagai kakek yang punya banyak sekali cerita," ujarnya.
Lebih lanjut Na'im pun menceritakan hal-hal yang ia pelajari dari sosok Sapardi.
Na'im mengungkapkan, Sapardi merupakan sosok generasi tua yang ia harapkan.
Hal ini lantaran, Sapardi tak pernah memandang remeh generasi muda.