Berita Pamekasan

Ratusan Peternak Ayam Demo di Depan Kantor DPRD Pamekasan, Keluhkan Harga Jual Ayam Pedaging Anjlok

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat ratusan peternak ayam pedaging melakukan demo di depan Kantor DPRD Pamekasan, Madura, Selasa (25/8/2020)

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Ratusan peternak ayam melakukan demonstrasi di depan Kantor DPRD Pamekasan, Madura, Selasa (25/8/2020).

Kedatangan mereka ke kantor wakil rakyat ini untuk menyuarakan perihal anjloknya harga jual ayam pedaging di kalangan peternak.

Santri Pesantren di Sampang Diduga Dijebak Kasus Narkoba, Sang Pengasuh Sempat Amankan Oknum Polisi

Pencairan BLT Rp 600 Ribu Ditunda hingga Akhir Agustus, Berikut Syarat Karyawan Swasta Penerima BLT

Penyebab BLT Rp 600 Ribu Batal Cair Hari Ini, Berikut Jadwal Baru Distribusi Bantuan Subsidi Upah

Sejumlah massa yang terdiri dari kalangan anak muda dan orang dewasa ini, tampak membawa poster dengan bermacam tulisan yang berisi keluhan-keluhan.

Selain itu, mereka juga membawa ayam hasil ternak mereka yang diklaim harganya anjlok.

Juru Bicara Demo, Iklal mengaku sudah setahun lebih peternak ayam pedagang di Pamekasan mengalami kerugian akibat anjloknya harga jual ayam.

Kata dia, selama ini yang diuntungkan dalam proses penjualan ayam pedaging itu adalah pedagang pasar, broker dan pemotong ayam.

Sedangkan para peternak hanya merasakan kerugiannya saja akibat harga jual yang tidak seimbang.

"Biaya yang kami keluarkan sangat luar biasa setiap akan memulai beternak ayam pedaging ini. Per 100 ekor indukan ayam modalnya bisa mencapai Rp 3 juta rupiah," kata Iklal saat melakukan audiensi di ruang pertemuan Kantor Sekda Pamekasan bersama Disperindag dan Dinas Peternakan.

Iklal juga menceritakan, ketika awal-awal para peternak ayam pedaging akan mulai merawat dari indukan, sudah merasa was-was dan cemas.

BLT Rp 600 Ribu Ditunda hingga Akhir Agustus, Berikut Cara Cek Penerimanya di BPJS Ketenagakerjaan

PDIP Targetkan Achmad Fauzi - Dewi Khalifah Menang 75 Persen di Pilkada Sumenep 2020

Viral Video Balita Dicekoki Miras oleh Dua Pemuda hingga Sempoyongan dan Terjatuh, Pelaku Masih Syok

Sebab khawatir ketika ayam yang dipelihara mereka sudah siap jual, nantinya tidak ada yang beli dan takut harganya murah.

"Untuk modal ayam ini, para peternak ada yang sampai menggadaikan tanah dan emas hanya untuk memenuhi hajat pelanggannya," ujarnya.

Iklal juga mengungkapkan, per hari ini harga jual ayam pedaging di kandang para peternak hanya dibeli kisaran Rp 9000 ribu per Kg.

Harga ini, kata dia justru berbanding terbalik dengan harga jual di tingkat pedagang pasar yang per kilonya dijual sekitar Rp 28 ribu.

Padahal menurut Iklal, secara rumus penjualan ayam pedaging, apabila sudah dibuang dan dibersihkan bulu serta cekernya, pedagang di pasar hanya tekor 5 ons saja.

Namun, keuntungan penjualan dagingnya bisa lebih banyak.

"Kok bisa-bisanya harga di tingkat pedagang tinggi seperti itu, sedangkan harga jual di tingkat peternak sangat rendah, kami merasa dirugikan," keluhnya.

Menurut Iklal, stok ayam pedaging di kalangan peternak ayam di Madura sangat melimpah dan kualitas daging yang dihasilkan juga sangat bagus.

Kenapa selama setahun ini kata dia harga jual ayam pedaging ini di tingkat peternak ini bisa murah, penyebabnya lantaran banyaknya pasokan ayam pedaging dari luar Madura yang dibiarkan bebas masuk begitu saja.

Selain itu juga ada broker dan perusahaan raksasa yang mencoba ingin mematikan usaha peternak mandiri.

"Tidak menutup kemungkinan 1-10 tahun ke depan akan habis para peternak ayam pedagang mandiri ini kalau dibiarkan begini. Kenapa perusahaan mulai mau masuk ke Madura, karena Madura dianggap pasar yang masih banyak peminat konsumsi ayam pedagingnya," bebernya.

Tak hanya itu, mirisnya lagi kata Iklal, saat ini banyak stok ayam pedaging milik peternak yang sudah usia 60 hari masih belum terserap.

Mengacu ke polemik ini semua, Iklal hanya meminta kepada Pemkab Pamekasan khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar bisa menegakkan Permendag No 7 Tahun 2020 sebaik mungkin.

"Tolong perjuangkan nasib kami dan tegakkan aturan sebaik-baiknya," pintanya.

Enam Partai Politik Targetkan Fattah Jasin - Ali Fikri Menang 70 Persen di Pilkada Sumenep 2020

BREAKING NEWS - Mantan Pasien Covid-19 di Ponorogo Dipulangkan Dalam Kondisi Tidak Bisa Berjalan

Mantan Pasien Covid-19 di Sampung Ponorogo Minta Pulang Setelah Dirujuk Kembali ke Rumah Sakit

Sementara itu, Kepala Disperindag Pamekasan, Achmad Sjaifuddin berjanji akan memperjuangkan nasib memprihatinkan yang dirasakan oleh peternak ayam pedagang ini.

Menurut dia, kondisi ini membuat pihaknya ikut miris, sebab ada peternak yang mengatakan ayamnya hanya laku sekitar Rp 9 - 10 ribu per kilonya.

Sedangkan biaya produksi mereka per potong ayam bisa mencapai Rp 17 ribu lebih.

"Kondisi ini sangat merugikan sekali," katanya.

Kepala Dinas yang akrab disapa Achmad ini juga mengungkapkan, bahwa kondisi anjloknya harga jual ayam pedaging di tingkat peternak ini tidak hanya dirasakan oleh peternak ayam di Pamekasan.

Melainkan, peternak ayam se-Jawa Timur, saat ini juga mengalami hal yang sama.

Dalam waktu dekat, ia berjanji akan langsung melakukan koordinasi dengan Sekda dan Bupati Pamekasan untuk membahas persoalan ini.

"Kalau di Permendag no 7 tahun 2020 itu, patokannya di tingkat perternak harga jual perkilonya sekitar Rp 19 ribu - Rp 22 ribu, dan di tingkat konsumen sekitar Rp 35 ribu," bebernya.

Lebih lanjut Achmad mengaku akan segera melakukan kajian mendalam bersama Bupati Pamekasan agar persoalan ini bisa terselesaikan.

Berita Terkini