Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Dinas Lingkungan Hidup Pamekasan, Madura, lebih menggelorakan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) dibandingkan Bank Sampah dalam mengelola sampah yang ramah lingkungan.
Kepala DLH Pamekasan, Amin Jabir menuturkan, pihaknya tidak gelorakan revitalisasi Bank Sampah di Kabupaten Pamekasan seperti TPS3R.
Menurut Amin Jabir, hal itu dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Pamekasan karena mempertimbangkan kearifan lokal warga setempat.
Baca juga: Penyelundupan Sabu di Ruang Tahanan Polres Blitar Kota Dibongkar Polisi, Diselundupkan di Pasta Gigi
Baca juga: Suami Syok Pergoki Istri Bugil di Dalam Kamar Bersama Pria Lain, Langsung Bacok Kepala Tetangganya
Baca juga: Kaca Mobil Ketua KPU Ponorogo Dirusak Orang Tak Dikenal di Jalan, Munajat Lihat Pelaku Pakai Motor
"Kenapa saya memilih TPS3R tidak Bank Sampah karena skala prioritas programnya yang lebih tepat," kata Amin Jabir, Selasa (13/10/2020).
Menurut Amin Jabir, kearifan lokal warga Pamekasan dalam mengelola sampah lingkungan lebih dahulu menggelora ketimbang hadirnya Bank Sampah.
Masyarakat Madura mengenal kearifan lokal pengelolaan sampah dengan sebutan pekerja 'Rop-Porop (Pemulung)'.
Para pemulung ini kata dia lebih cekatan dalam memilih, memilah lalu menimbang dan menjual sampah lingkungan untuk menghasilkan uang.
"Ketika pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup menggelorakan untuk menerapkan program Bank Sampah di sini sebenarnya sejak dulu perilaku Bank Sampah di Pamekasan sudah ada, yang kita kenal dengan Rop-Porop," jelasnya.
Kata pria yang akrab disapa Jabir ini, hadrinya Bank Sampah di Madura ketimbang di Jawa jauh berbeda dalam menetapkan satuan harga
Baca juga: Massa Demo Tolak UU Cipta Kerja Disambut Lantunan Asmaul Husna saat Tiba di DPRD Bangkalan
Baca juga: Warga Legung Barat Sumenep Ditangkap Polisi saat Berada di Atas Kapal, Diduga Edarkan Narkoba
Kalau di Jawa kata dia, Bank Sampah nilai produktifnya masih tinggi karena pemulungnya terbatas.
Sedangkan di Pamekasan, nilai sampah produktif di rumah tangga sudah berkurang kararena sudah dipilih oleh para pemulung.