TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Sebentar lagi pasangan calon di Pilkada Surabaya 2020 bakal bertarung.
Dalam sebuah hasil survei, paslon di Pilkada Surabaya 2020 Machfud Arifin-Mujiaman kini lebih unggul dibandingkan paslon Eri Cahyadi - Armuji.
Hasil tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting (ARC) Indonesia Baihaqi Siradj.
Elektablitas Paslon Machfud Arifin-Mujiaman mengungguli Paslon Eri Cahyadi-Armuji di Prosentase 48,81 persen berbanding 41,27 persen menjelang hari coblosan Pilkada Surabaya 2020.
Machfud menyalip keterpilihannya yang sebelumnya dikalahkan Eri.
Baca juga: Pilkada Surabaya 2020, Eri Cahyadi Berkomitmen Pertahankan Surabaya Sebagai Rumah Besar Keberagaman
Baca juga: VIRAL Pasangan Kekasih Jual Sate Ayam Gerobak Bareng Demi Biaya Menikah, Kini Omzetnya Meningkat
Baca juga: Balasan Suami Nathalie Holscher Usai Dirinya Disenggol, Borok Teddy Terkuak, Sule: Kerja Dong
Baca juga: Prediksi One Piece 998, Sanji Jadi Pelayan Black Maria, Serta Pertarungan Sengit Luffy dengan Kaido?
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting (ARC) Indonesia Baihaqi Siradj.
Bahkan lembanganya sudah menggelar tiga kali survei.
Pada survei kedua saat belum ada rekom PDIP, Eri unggul.
"Kalau tidak salah Elektablitas Eri di angka 36-an persen dan Machfud sekitar 29 persen.
Namun saat kami menggelar survei 15-27 November, elektabilitas Machfud berbalik unggul. Menyalip," kata Baihaqi.
Di Pilkada Surabaya, ARC Indonesia sudah tiga kali melakukan survei.
Dan yang dirilis ini merupakan periode terakhir.
Hasil survei terakhir ini, menurut Baehaqi, paling mendekati hasil Pilwali nanti.
“Ya bisa saja terjadi perubahan, tapi mungkin sangat kecil.
Semuanya tergantung bagaimana pasangan MAJU mempertahankan keunggulan ini,” ujarnya.
Dalam survei awal yang dilakukan ARC Indonesia, sebenarnya dari sisi elektabilitas Eri Cahyadi pernah unggul dari pada Machfud Arifin.
Namun ketika itu survei dilakukan sebelum para calon berpasangan.
Saat itu juga belum ada rekom dari PDIP.
Menurut Baehaqi, perubahan tersebut bisa saja terjadi.
Apalagi saat itu PDIP belum menjatuhkan rekomnya untuk siapa.
“Ketika rekom sudah turun, kemudian terjadi konflik di internal PDIP, ini yang kemudian membawa pengaruh cukup besar,” katanya.
Dari survei terakhir ARC Indonesia, berdasarkan peta parpol, suara PDIP memang tidak solid.
Sebanyak 25,51 persen kader PDIP tetap memilih pasangan ErJI.
Namun, ada 11,33 persen kader PDIP yang mengalihkan dukungannya pada pasangan MAJU. (Faiq)
Baca tanpa iklan