TRIBUNMADURA.COM - Pandemi Covid-19 mengakibatkan sektor ekonomi masyarakat terganggu.
Akibatnya, iuran peserta BPJS mengalami tunggakan.
Tunggakan ini merata dari seluruh kelas BPJS.
Yang terbanyak adalah peserta dengan kelas III.
Deputi Direksi Bidang Manajemen Iuran BPJS Kesehatan, Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi menyebut, tunggakan iuran BPJS Kesehatan mencapai Rp 11 triliun.
Baca juga: Risma Punya Permintaan Khusus ke Presiden setelah Jadi Menteri Sosial, Bisa Pulang Pergi Surabaya
Baca juga: Gejala Covid-19 Bisa Muncul 2 Hari Setelah Terinfeksi, Perhatikan 7 Gejala Baru Virus Corona
Baca juga: Penumpang Bandara Juanda Gagal Lakukan Penerbangan, Kehabisan Waktu Karena Antre Rapid Test Antigen
“Per November 2020 ada sekitar Rp 11 triliun tunggakan dari seluruh kelas, baik kelas I, kelas II, kelas III peserta mandiri,” kata Ratna dalam diskusi virtual, Selasa (22/12/2020).
Dari jumlah tersebut, sekitar 60% adalah peserta kelas III yang notabene merupakan peserta mandiri dengan pendapatan kelas menengah ke bawah.
Ratna menyebut, tunggakan ini salah satunya karena dampak pandemi covid-19.
Selain itu, tunggakan yang terjadi terkadang bukan karena kurangnya kemampuan masyarakat untuk membayar, tetapi juga kesediaan masyarakat untuk membayar.
“Tentu akan berpengaruh juga terhadap keaktifan, dengan situasi pandemi memang ada penurunan keaktifan peserta yang biasanya sekitar 55% pada Desember 2019, saat ini sekitar 47% hampir 48%,” ujar dia.
Melihat hal tersebut, Ratna mengatakan, pemerintah telah merespons dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) nomor nomor 64 tahun 2020 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
“Jika menunggak 6 bulan ke atas, mereka cukup membayar 6 bulan terlebih dahulu. Sisanya bisa dicicil sampai akhir Desember 2021,” tutur Ratna.(*)
Baca juga: Mohamed Salah Diisukan Hengkang Menuju Real Madrid, Masa Lalu dengan Sergio Ramos Jadi Penghalang
Baca juga: Syarat dan Cara Membuat SIM Baru di Tengah Pandemi Covid-19, ada Aturan Tambahan yang Harus Dipatuhi
Gejala Covid-19
Inilah gejala Covid-19, penderita virus corona umumnya akan merasakan sejumlah hal berikut.
Penderita Covid-19 umumnya baru bisa mengalami gejala virus corona ringan hingga berat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) meminta masyarakat untuk memperhatikan gejala virus corona.
Gejala Covid-19 bisa muncul 2 hari setelah terinfeksi.
Baca juga: Perbedaan Rapid Test Antigen dan Rapid Test Antibodi, Berikut Daftar Harga Masing-Masing Tesnya
Baca juga: Cara Berlangganan Netflix untuk Streaming Drama Korea hingga Film, Berikut Daftar Biaya Berlangganan
Baca juga: Biaya Mengurus Sertifikat Tanah, Simak Syarat Dokumen yang Disiapkan dan Langkah-Langkahnya
"Gejala bisa muncul 2 hingga 14 hari setelah terpapar virus," kata CDC.
Menurut CDS, orang dengan gejala berikut mungkin terjangkit virus corona:
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Kehilangan rasa atau bau baru
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau meler
- Mual atau muntah
- Diare
Tapi, daftar tersebut tidak mencakup semua kemungkinan gejala virus corona.
"CDC akan terus memperbarui daftar ini saat kami mempelajari lebih lanjut tentang Covid-19," ujar mereka.
Lalu, kapan harus mencari pertolongan medis darurat jika memiliki gejala virus corona?
CDC menyebutkan, jika seseorang menunjukkan salah satu dari tanda-tanda ini, segera mencari perawatan medis darurat:
- Kesulitan bernapas
- Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada
- Kebingungan baru
- Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga
- Bibir atau wajah kebiruan
CDC menambahkan, orang dewasa yang lebih tua dan yang memiliki kondisi medis mendasar yang parah, seperti penyakit jantung, paru-paru, atau diabetes, tampaknya berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi yang lebih serius dari Covid-19.
Penderita Covid-19 biasanya akan mengalami gejala batuk kering, sesak napas, hingga hilang kemampuan indra penciuman.
Namun belakangan, muncul gejala Covid-19 terbaru yang belum diketahui banyak orang.
Baca juga: Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di Kabupaten Jember, Dalam Sehari Ditemukan 60 Terkonfirmasi Positif
Baca juga: Bahaya Kesehatan di Balik Nikmatnya Gorengan, Ada Kandungan Lemak Jahat hingga Akrilamida
Gejala Covid-19 terbaru itu terkuak berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman para dokter yang menangani kasus tersebut.
Melakukan pemeriksaan dan mencari bantuan profesional memang merupakan langkah yang paling tepat ketika kita merasakan gejala yang mengganggu.
Namun mengetahui gejala-gejala virus corona terbaru bisa menjadi cara efektif untuk deteksi dini.
Berikut gejala corona terbaru:
1. Gejala corona terbaru berupa Silent hypoxia
Gejala corona terbaru ini mengejutkan bagi sebagian dokter yang sudah berpengalaman puluhan tahun.
Gejala Covid-19 terbaru ini membuat pasien menderita infeksi paru-paru kronis, dengan tingkat oksigen yang sangat rendah. Namun, tidak ada masalah pernapasan sama sekali.
Dalam sebuah opini yang ditulis untuk New York Times, Richard Levitan MD, menjelaskan lebih dalam tentang hal ini.
Dia mengatakan, kebanyakan pasien dengan kondisi tersebut dilaporkan sakit selama seminggu atau lebih dengan gejala demam, batuk, sakit perut dan kelelahan, tetapi napas mereka menjadi pendek di hari mereka datang ke rumah sakit.
"Pneumonia mereka jelas telah berlangsung selama berhari-hari, tetapi saat mereka merasa harus pergi ke rumah sakit, mereka seringkali sudah dalam kondisi kritis," ungkap dia.
Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Bau Mulut Tak Sedap, Hindari Jenis Makanan Tertentu hingga Berhenti Merokok
Baca juga: Promo Indomaret 17 November 2020, Beli Minyak Goreng, Keju, hingga Snack Dapat Diskon Besar
2. Gejala corona terbaru berupa pembekuan darah dan stroke
Salah satu gejala corona terbaru yang terkadang mematikan berkaitan dengan pembekuan darah yang tidak normal.
Ahli radiologi intervensi Yale Medicine yang berspesialisasi dalam prosedur jantung yang dipandu gambar, Hamid Mojibian MD memberikan penjelasannya.
Dia mengatakan, otopsi pasien Covid-19 menunjukkan mikroemboli (gumpalan kecil) di berbagai organ yang menjelaskan beberapa disfungsi organ pada pasien.
"Pasien Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi untuk membentuk gumpalan darah arteri yang bisa sangat berbahaya," kata dia.
Namun, tingkat berbahayanya bergantung pada di mana gumpalan terbentuk atau bermigrasi.
"Semua organ dalam tubuh kita bergantung pada darah yang dibawa melalui sistem arteri untuk berfungsi dengan benar," jelas dia.
"Setiap gangguan suplai darah dapat mengakibatkan konsekuensi yang parah," tambah Mojibian.
Ada sejumlah laporan pembekuan terjadi di aorta, arteri ginjal (menyebabkan infark ginjal), dan tungkai (menyebabkan kaki hitam dan gangren).
Namun, yang paling merusak adalah gumpalan di pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke, bahkan pada orang yang lebih muda.
3. Gejala corona terbaru mirip sindrom kawasaki
Pada 6 Mei lalu, otoritas negara bagian New York mengeluarkan peringatan yang menjelaskan bahwa ada 64 anak di negara bagian tersebut dirawat di rumah sakit dengan kondisi aneh.
Para dokter menggambarkan kondisi mereka seperti "sindrom inflamasi multisistem pediatrik."
"Secara klinis menyerupai proses inflamasi masa kanak-kanak lainnya, penyakit kawasaki." Demikian diungkapkan profesor pediatri sekaligus dokter penyakit menular pediatrik dari Yale School of Medicine, Thomas Murray, MD.
Contoh gejala corona terbaru yang harus diwaspadai orangtua antara lain demam tinggi yang berkepanjangan, mata merah, ruam, nyeri otot, muntah, dan diare.
Biasanya, kondisi ini terjadi beberapa hari setelah infeksi awal.
4. Gejala corona terbaru berupa gangguan pencernaan
Penelitian baru mengklaim, banyak pasien Covid-19 mungkin tidak mengalami gejala pernapasan sama sekali, pasien malah mengalami gejala corona terbaru yakni menderita gejala gastrointestinal seperti diare, mual, dan muntah.
Sementara penelitian awal menemukan, kurang dari 4% pasien Covid-19 memiliki gejala gastrointestinal.
Lalu, sejumlah penelitian yang lebih baru menemukan angka itu mendekati 11%, sementara beberapa penelitian lain mengklaim angkanya bisa mencapai 60%.
5. Gejala corona terbaru pasien mengalami kebingungan parah
Kelelahan adalah gejala umum Covid-19, tetapi pada beberapa orang terutama lansia, dilaporkan pula sejumlah gejala corona terbaru seperti disorientasi dan kebingungan parah.
Dalam pedoman klinis yang diterbitkan The University of Lausanne Hospital di Revue Medicale Suisse, disebut, kondisi tersebut dapat menyertai demam dan masalah pencernaan.
Joseph R. Berger, profesor neurologi di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, meyakini, gejala corona terbaru dari sisi kejiwaan ini mungkin disebabkan oleh silent hypoxia yang dijelaskan di atas.
Kondisi itu adalah kekurangan oksigen di otak karena rendahnya kadar dalam darah.
"Otak tidak dapat menahan tingkat oksigen yang rendah. Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen, pasien akan menderita hipoksia, yang pada akhirnya dapat mengubah cara berpikir mereka," kata Berger kepada Inquirer.
6. Gejala corona terbaru pasien merasa lemah dan dehidrasi
Direktur medis dari Ruth and Harry Roman Emergency Department di Cedars-Sinai Medical Center, Dr. Sam Torbati, memaparkan tentang kondisi ini.
Dia menjelaskan, manula yang dirawat awalnya tampak seperti pasien trauma tetapi belakangan ditemukan mengidap Covid-19.
Menurut dia, mereka menjadi lemah dan dehidrasi yang menjadi gejala corona terbaru.
Ketika mereka berdiri untuk berjalan, mereka pingsan dan itu membuat mereka mengalami luka parah.
Torbati melihat orang dewasa yang lebih tua terlihat sangat bingung dan tidak dapat berbicara, yang pada awalnya tampak seperti menderita stroke.
"Ketika kami mengujinya, kami menemukan apa yang menyebabkan perubahan ini adalah efek sistem saraf pusat dari virus corona," kata dia kepada CNN.
7. Gejala Berlanjut
Menurut WHO, kebanyakan orang dengan kasus Covid-19 ringan akan pulih dalam dua minggu, sementara infeksi yang lebih parah membutuhkan waktu 3-6 minggu untuk mereda.
Namun, menurut laporan baru dari New York, ada beberapa orang melewati batas 30 hari tersebut dan masih melaporkan gejala corona terbaru terhitung sejak dites negatif.
Kerri Noeth, wanita yang sudah memasuki hari ke-36 infeksi, mengatakan kepada ABC7NY, dia pernah ke UGD dua kali sejak tanda 14 hari dengan gejala berkelanjutan masih saja ada.
Termasuk rasa terbakar dan kesemutan di dada dan lehernya disertai dengan hot flash.
Ada pula Susan Silverman, yang pada hari ke-38 masih menderita kehilangan indra dan penciuman, sakit lengan dan vertigo, meskipun semua gejala tersebut tidak hanya berkaitan dengan Covid-19.
"Berbagai gejala yang tersisa, terutama jantung berdebar-debar, dan ketidaknyamanan yang luar biasa di dada dan tulang rusuk saya," kata Silverman.
Yang harus dilakukan
Jika kita merasakan gejala-gejala corona terbaru tersebut, atau bahkan gejala corona lainnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk segera hubungi profesional medis, terutana dirasa ada risiko tinggi.
Mereka yang memiliki risiko tinggi menderita penyakit dari Covid-19 adalah:
- Usia di atas 65 tahun. Orang yang tinggal di panti jompo atau fasilitas perawatan jangka panjang.
- Orang yang memiliki penyakit paru-paru kronis atau asma sedang hingga berat, kondisi jantung yang serius, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, dan memiliki diabetes.
- Juga mereka yang memiliki penyakit ginjal kronis dan sedang menjalani dialisis, atau memiliki penyakit hati.
Ingat, pandemi corona belum berakhir.
Tetap jaga jarak, menggunakan masker, dan sering mencuci tangan.
Cermati gejala corona terbaru untuk deteksi dini agar lebih cepat mendapat penanganan.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Jika alami gejala virus corona ini, segera cari pertolongan medis daruratdan Kompas.com dengan judul "7 Gejala Baru Infeksi Covid-19 yang Mengejutkan",