Perbedaan Rapid Test Antigen dan Rapid Test Antibodi, Berikut Daftar Harga Masing-Masing Tesnya

Perbedaan rapid test antigen dan rapid test antibodi. Simak rincian biaya masing-masing test.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES
Rapid test di Desa Gendingan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Kamis (26/11/2020). 

TRIBUNMADURA.COM - PT KAI mengeluarkan aturan baru untuk para penumpang yang akan melakukan perjalanan jauh.

Calon penumpang kereta api diharuskan membawa hasil rapid test antigen sebagai aturan protokol kesehatan.

Syarat rapid test antigen calon penumpang kereta api dilakukan mulai Selasa (22/12/2020) hari ini.

Aturan tersebut sesuai dengan Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No 3 Th 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi Covid-19 dan Surat Edaran Kemenhub No 23 Th 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian Selama Masa Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi Covid-19.

Baca juga: Biaya Mengurus Sertifikat Tanah, Simak Syarat Dokumen yang Disiapkan dan Langkah-Langkahnya

Baca juga: Tak hanya Kota Malang, Wisatawan yang Datang ke Kota Batu dan Kabupaten Malang Wajib Rapid Test

Baca juga: Cara Mengurus Surat Kehilangan di Kepolisian, Siapkan Sejumlah Dokumen Berikut, Ikuti Tahapnya

"Kami selalu mematuhi seluruh aturan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 melalui moda transportasi kereta api," ujar Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto, Senin (21/12/20).

Lantas, apa itu rapid test antigen yang jadi syarat calon penumpang kereta api?

Rapid test antibodi

Selain itu, adapula rapid test antibodi untuk deteksi awal infeksi virus corona.

Rapid test antibodi adalah tes untuk mendeteksi adanya antibodi dalam darah orang yang diyakini telah terinfeksi Covid-19.

Dirangkum dari laman WHO, antibodi diproduksi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah seseorang terinfeksi virus. 

Kuat atau lemahnya respon antibodi terhadap virus corona tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia, status gizi, tingkat keparahan penyakit, dan pengobatan atau infeksi tertentu seperti HIV yang menekan sistem kekebalan tubuh seseorang. 

Studi menunjukkan bahwa mayoritas pasien mengembangkan respon antibodi pada minggu kedua atau 14 hari setelah terinfeksi Covid-19

Hal ini berarti bahwa diagnosis infeksi Covid-19 berdasarkan respons antibodi seringkali hanya dapat dilakukan dalam fase pemulihan, ketika banyak peluang untuk intervensi klinis atau penghentian penularan penyakit telah berlalu. 

Tes deteksi antibodi ini juga dapat bereaksi dengan jenis virus corona lainnya selain penyebab Covid-19 sehingga ada peluang memberikan hasil positif palsu.

Baca juga: 8 Gejala Terserang Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim, Waspadai Keputihan hingga Nyeri Tulang

Baca juga: Pasien Positif Virus Corona di Kota Malang Jalani Isolasi Mandiri, Tak Tunjukan Gejala Covid-19

Sehingga, hasilnya kurang akurat dibandingan rapid test antigen. 

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved