Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM - Penyebab Sriwijaya Air SJ182 atau Sriwijaya Air jatuh perlahan terungkap.
Pilot sempat meminta menara pengawas untuk berbelok karena untuk menghindari cuaca buruk.
Hal itu diungkap kan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
KNKT menyebutkan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak sebelum jatuh pada 9 Januari lalu sempat menghadapi cuaca buruk.
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan dugaan penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh.
Hal ini disampaikan Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021).
• Rumah Warga Sumenep Jadi Lokasi Pesta Sabu Dua Pria dan Satu Wanita, Pemiliknya Jadi Incaran Polisi
• Cek Penerima PIP dengan NISN SD SMP SMA via pip.kemdikbud.go.id, Dapatkan Bantuan Hingga Rp 1 Juta
• Ramalan Zodiak Terlengkap Jumat 5 Februari 2021, Ambisi Scorpio Tak Berujung, Sagitarius Merasa Puas
• E484K, Mutasi dari Varian Baru Covid-19, Ahli Kuak Kekebalan Terhadap Vaksin: Mungkin Infeksi Ulang
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Soerjanto membantah soal kabar Sriwijaya Air SJ-182 pecah di udara.
Ia mengatakan kondisi badan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih utuh hingga membentur air.
"Jadi ada yang mengatakan bahwa pesawat pecah di atas udara itu tidak benar."
"Jadi pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak ada pecah di udara," bebernya.
Lebih lanjut, Soerjanto menerangkan alasan yang mendasari pernyataannya tersebut.
Berdasarkan data tim SAR gabungan, puing pesawat tersebar di wilayah sebesar 8 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman 16 sampai 23 meter.
Puing-puing yang ditemukan mewakili seluruh bagian pesawat mulai depan hingga ke belakang.
Tak hanya itu, temuan pada turbin pesawat juga menunjukkan konsistensi mesin masih hidup sebelum membentur permukaan air.