TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Pemprov Jatim mengirimkan dua unit alat berat eskavator untuk proses penguburan bangkai ikan paus yang terdampar di Perairan Pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (20/2/2021)
Berdasarkan data update informasi, terdapat 52 paus yang terdampar di Perairan Pantai Desa Patereman.
49 di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan mati, sedangkan 3 ekor paus sudah diupayakan kembali ke laut lepas.
Baca juga: Puluhan Paus Terdampar di Bibir Pantai Pangpajung Bangkalan, Jadi Tontonan dan Foto Warga Sekitar
Baca juga: BERITA MADURA TERPOPULER: Paus Terdampar di Perairan Bangkalan hingga Pemekaran Wilayah Pamekasan
Baca juga: Candu Sabu Tapi Tak Punya Uang, Dua Sahabat Pengangguran Kompak Menjambret, Beraksi di 12 Lokasi
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parwansa mengatakan, hingga Jumat (19/2/2021) siang. memang ada 3 ekor yang telah dibantu untuk dilepas kembali ke laut.
Per hari ini, dua ekor paus yang telah diupayakan kembali ke laut lepas, ditemukan mati meskipun telah dicoba hingga 4 kali pengembalian.
Hanya 1 ekor ikan paus yang berhasil kembali ke laut lepas dan akan terus dipantau perkembangannya.
Lebih lanjut, kata dia, tenaga teknis telah sibuk melakukan penguburan ikan paus yang telah mati tersebut sejak pagi.
Puluhan bangkai ikan paus itu dikubur di perairan Pantai Modung dengan jarak 70 meter dari bibir pantai.
Meski di lokasi pantai, lubang galian untuk kuburan ikan paus ini digali cukup dalam.
Dua alat eskavator ini menggali minimal 5 meter dalamnya.
Baca juga: Mau Berobat, Pasien Rawat Jalan Tewas setelah Terjatuh dari Jembatan Penyeberangan Orang di Surabaya
Baca juga: Tabung Gas Elpiji Bocor, Toko Produksi Kue dan Donat di Kediri Terbakar, 2 Mobil Pemadam Diterjunkan
Hal ini penting untuk memastikan tidak adanya air yang masuk ketika terjadi pasang air laut.
Dalam rangka percepatan, banyak pihak yang terjun dan ikut langsung terlibat dalam proses penguburannya.
Selain Pemprov Jatim, juga turut terjun langsung dia ntaranya pihak Balai Besar KSDA Jatim, perwakilan Kementrian Lingkungan Hidup, TNI, Polri, para relawan dan pegiat lingkungan, tokoh masyarakat, Forum Koordinasi di tingkat Kecamatan Modung, Bangkalan, serta perwakilan akademisi dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair.
Terkait kerja keras dan gotong royong semua pihak dalam menanggapi fenomena ini, Khofifah menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya.
Menurutnya, ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergitas sebagai wujud kepedulian lingkungan.