Reporter : Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Massa unjuk rasa mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Angkatan 2017 STKIP PGRI Sumenep menyegel pintu masuk utama STKIP PGRI Sumenep, Senin (15/3/2021).
Aksi segel pintu masuk kampus berjuluk Taneyan Lanjhang itu dilakukan oleh mahasiswa karena merasa tidak puas dan transparan soal dugaan pengelolaan anggaran PPL II 2021.
Baca juga: 20 Tahun Cerai, Mantan Istri Datang Minta Pembagian Harta Gono Gini, Suami Bongkar Paksa Rumah
Puluhan massa aksi mahasiswa ini menyegel pintu masuk kampus dengan rantai besi.
Suasana panas mulai terlihat saat massa menyuarakan aspirasi mendesak kampus untuk transparan pengelolaan anggaran (PPL) II tahun 2021.
Mahasiswa ini dengan tegas menggugat program Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) II 2021 yang dinilai tidak sesuai jurusan mahasiswa,
Mereka juga memprotes biaya pendaftaran yang tidak diimbangi dengan fasilitas yang diberikan pada setiap peserta.
"Katanya mau bicara diluar, tapi pimpinan itu kedalam. Kita hitung sampai 10 tidak keluar, maka kita segel aja," kata korlap aski mahasiswa, Moh Busri.
Ketua STKIP PGRI Sumenep, Dr. Asmoni keluar dan terlihat marah karena pintu disegel oleh massa mahasiswa.
"Jangan segel sembarangan, ayo buka," kata Moh Asmoni oada massa aksi.
Namun, tetap saja peserta aksi menolak permintaan pihak kampus untuk membuka segel tersebut.
"Tidak bisa, kita akan rembuk dulu," kata massa aksi mahasiswa dari luar pintu segel tersebut.
Ditempat yang sama, Ketua STKIP PGRI Sumenep, Asmoni mengatakan jika selama pandemi Covid-19 ini baru kali ini terjadi aksi yang dilakukan mahasiswanya.
Dalam kesempatan itu pula pihaknya mengakui, sebagai manusia tentu tidak akan lepas dari kesalahan.
"Kami ini manusia, tidak luput dari salah. Ini merupkan aksi pertama di kampus STKIP pada masa corona," ujarnya dalam situasi demo tersebut.
Untuk diketahui, dalam unras oleh Mahasiswa sendiri STKIP PGRI Sumenep ini bahwa pelaksanaan PPL II Mahasiswa diharuskan mendaftarkan diri dengan biaya Rp 500 ribu.
Biaya tersebut yang diperuntukkan dengan peraktek kegiatan lapangan atau PPL.
Dalam penilaian mahasiswa angkatan 2017 ini ada beberapa hal yang mengganjal dalam pelaksanaan PPL II yang dirasakan oleh peserta.
Diantaranya tidak adanya fasilitas dalam bentuk nyata, salah satunya pedoman yang berbentuk file yang seharusnya dalam bentuk buku.
"Padahal peserta PPL ini sudah mendaftar dengan membayat biaya Rp 500 ribu untuk keperluan tersebut," kata Moh Busri.
Dari itu katanya, peserta PPL II meminta akan transparansi tersebut dan ingin mengetahui pengeluaran keuangan sebesar 42.500,000 dari jumlah keseluruhan.
Dari itulah mahasiswa menuntut, pertama soal transparansi anggaran PPL II, fasilitas lengkap terhadap peserta dan meminta evaluasi budaya birokrasi dan kegiatan kampus.
Pantauan TribunMadura.com, terlihat Ketua STKIP PGRI Sumenep, Dr. Asmoni beserta Ketua UPPL II, Mohammad Suhaidi beserta jajaran lainnya sudah menemui massa aksi.