TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Seorang kepala sekolah madrasah di Kabupaten Lumajang berinisial SM dan guru berinisial F berurusan dengan polisi.
Keduanya berurusan dengan polisi setelah menyulut tangan siswa-siswinya dengan korek api.
Aksi itu dilakukan keduanya saat ingin mengungkap aksi pencurian uang sekolah yang hilang.
Baca juga: Jalanan Gelap dan Mendung, Pengendara Motor Tak Sadar Tabrak Mobil Mogok Terparkir, Tewas di Lokasi
Baca juga: Di Bawah Terik Sinar Matahari, Dua Warga Pamekasan Disanksi Hormat Bendera Karena Tak Pakai Masker
Baca juga: Penjual Miras di Pamekasan Diamankan, Polisi Bersih-Bersih Penyakit Masyarakat Jelang Ramadan 2021
Uang sekolah sebesar Rp 12 ribu itu hilang dan pihak sekolah melakukan investigasi dengan aksi tersebut.
Kejadian itu berlangsung pada 26 Maret 2021.
Saat itu, SM menerima laporan dari F jika uang tabungan sekolah sebesar Rp 12 ribu tiba-tiba hilang.
F curiga uang tersebut hilang dicuri oleh satu di antara 10 siswa kelas 4.
SM dan F akhirnya mencoba berkomunikasi satu persatu dengan muridnya.
Tapi ternyata, siswanya tidak ada yang mengaku.
Akhirnya, SM berinsiatif mengetes kejujuran dengan menyulutkan korek api ke tangan anak-anak didiknya.
Baca juga: Hari Pertama Pembelajaran Tatap Muka di Ponorogo, Hanya Siswa Kelas 6 SD dan 9 SMP yang Masuk
Baca juga: Pasca Aksi Teror di Mabes Polri, Akses Masuk Polres Tuban Diperketat, Kapolres: Mereka Suka Nyamar
"Tujuan saya bukan masalah Rp 12 ribunya, saya pengennya ngajari anak," kata SM ketika ditemui setelah diperiksa Unit PPA Polres Lumajang, Senin (5/4/2021).
"Suma cara saya salah gitu tok," sambung dia sambil menahan kucuran air mata.
Ia mengaku, menyulut api ke tangan siswanya dengan posisi korek dengan tangan berjarak jauh.
Namun, ia tak menyangka bukannya pencuri uang Rp 12 ribu terungkap, tindakan itu malah membuat 3 tangan muridnya melepuh.
"Terus saya langsung tahu minta maaf ke rumah orang tua mereka," katanya.