Tapi, setelah pulang mengambil KK, sakit hati di dada J masih membara.
Saat itu J kalap dan langsung mengambil celurit yang digantung di dinding kamarnya.
Tanpa berpikir panjang, J langsung menebaskan celurit sepanjang 53 cm itu ke bagian tubuh kakaknya yang sedang duduk santai di beranda rumahnya.
Ujung celurit yang ditebaskan J megenai dada sebelah kiri kakaknya, tetap menusuk di bagian jantung.
"Saya tebaskan sekali saja," ujar J.
Pengakuan J, sewaktu ia dan kakaknya cekcok dan hendak membacok pakai celurit, disaksikan langsung oleh kedua orang tuanya.
Sewaktu Ibunya melihat J ingin menebaskan celurit ke bagian tubuh kakaknya itu, langsung berteriak histeris sembari meminta tolong ke warga setempat.
Baca juga: Pengakuan Remaja Pelaku Aksi Tawuran di Surabaya, Bikin Onar demi Konten, Lawannya Ternyata Teman
Namun, J terlanjur kalap, dan pembacokan yang dilakukan dia terhadap kakak kandungnya tak bisa dibendung oleh siapa pun.
"Usai membacok kakak, saya langsung pergi ke rumah Tante saya yang tidak jauh dari rumah sembari memegang celurit yang masih bersimbah darah," ungkap J.
"Saya pergi ke rumah Tante karena di rumah saya ramai, banyak warga melihat," tambahnya.
Kata J, celurit yang ia tebaskan ke bagian tubuh kakaknya itu, adalah miliknya sendiri.
Tiga bulan lalu celurit itu ia beli melalui online seharga Rp 130 ribu.
Saat itu, J berniat membeli celurit tersebut hanya sebatas untuk pajangan dinding di kamarnya saja.
"Saya sekarang menyesal karena membunuh kakak kandung saya sendiri. Walaupun sebenarnya saya tidak punya salah," sesal J dengan suara sesenggukan.
Tak hanya itu, J juga menceritakan percekcokan yang sempat terjadi dengan kakaknya pada tahun 2019 lalu.
Pada tahun itu, J pernah dilempari tripleks oleh kakaknya hanya gara-gara bernyanyi setelah buka puasa.
Namun, permasalahan tersebut kata J sudah selesai tanpa dendam apa pun.