Salah satunya adalah pelatihan wira usaha untuk masyarakat.
Seperti yang digelar di Kecamatan tarik, sejumlah warga dilatih menjadi barista.
“Pelatihan keterampilan kerja semacam ini menjadi salah satu cara baru untuk menekan angka pengangguran. Karena bekerja buka hanya identik dengan memakai sepatu pantofel maupun berpakaian rapi ke kantor, bekerja dapat dimulai dengan hobi,” ujarnya.
Belakangan, banyak warga yang hobi nongkrong di warung-warung kopi, kafe, dan sebagainya.
Melihat hal itu, tentu ada peluang bagi para pemuda untuk menjadi produktif dengan mengikuti pelatihan Barista atau peracik kopi profesional.
Gus Muhdlor mewanti-wanti kepada peserta pelatihan untuk serius.
Bukan sekedar ikut-ikutan atau sekedar ingin mendapat uang saku dari pelatihan saja.
Karena kegiatan seperti ini juga menyedot anggaran dari APBD yang tidak sedikit.
"Pelatihan ini arahnya untuk meningkatkan kapasitas, upgrading diri sampeyan. Ingat, orang itu lebih bernilai ketika mempunyai skill yang tidak dimiliki orang lain. Dan tidak semua orang bisa menjadi Barista, sehingga ini peluang," ujar Muhdlor.
Ke depan, putra KH Agoes Ali Masyhhuri itu menyebut, program pelatihan akan disesuaikan dengan keinginan masyarakat setempat. Pemkab Sidoarjo akan memberikan pelatihan sesuai usulan yang disampaikan masyarakat. Serta, Pemkab Sidoarjo juga berencana memberikan fasilitas peralatan pelatihan kepada peserta pelatihan.
Kadisnaker Sidoarjo, Fenny Apridawati, dalam kesempatan yang sama juga berharap melalui pelatihan seperti ini angka pengangguran dapat menurun. Dia menyebut, kegiatan pelatihan semacam ini sudah digelar di beberapa wilayah, dimulai awal tahun 2021, sejak bupati dan wakil bupati Sidoarjo H Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi dilantik, Februari lalu.
"Pelatihan ini digelar untuk mewujudkan visi dan misi bupati menciptakan 100 ribu lapangan kerja baru," kata Fenny.
Pelatihan di Kecamatan Tarik ini digelar selama delapan hari, kemudian dilanjutkan dengan uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi atau lisensi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Pelatihan serupa juga digelar di Kecamatan Prambon. Di sana, kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi. Ada 16 orang yang ikut menjadi peserta.
Subandi juga menyebut bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk mengurangi angka pengangguran di Sidoarjo. “Dampak pandemi Covid-19 menjadi penyebab tingginya angka pengangguran Sidoarjo. Kondisi seperti ini menuntut Pemerintah memiliki kreatifitas program untuk menekan angka penganguran,” ujarnya.
Melalui berbagai pelatihan seperti ini, para pekerja yang sudah dirumahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya, diharapkan bisa kembali bergerak. Bahkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, menjadi pengusaha-pengusaha baru yang sukses.(ufi)