Mengenal Istilah Microsleep saat Berkendara, Simak Penjelasan Ahli Sangat Berbahaya

Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi mobil Vanessa Angel di Tol Jombang

Maka dari itu, microsleep saat berkendara bisa sangat berbahaya, yakni bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Menurut Andreas, microsleep bisa terjadi karena merasa terlalu lelah atau sangat mengantuk.

“Dulu penelitian terkait ini dilakukan di kalangan mahasiswa. Responden diminta untuk menekan tombol saat lampu menyala. Orang yang cukup tidur akan memiliki konsentrasi tinggi dalam memencet tombol. Namun lain halnya dengan orang yang mengantuk atau kurang tidur,” paparnya.

Jika ditarik secara sains, microsleep disebabkan oleh otak yang tidak dapat bertahan di antara rasa lelah dan kondisi terjaga. Hanya, tidak semua bagian otak tertidur.

“Jika kejadiannya begini: lagi menyetir, terus tiba-tiba bertanya sendiri ‘kok sudah sampai sini ya?’ Nah itu artinya separuh otak sudah tertidur. Kita berkendara by instinct,” jelas Andreas.

Ia menambahkan, para pengendara mobil sangatlah rentan mengalami microsleep. Sehingga ketika tubuh kurang tidur, kemampuan berkendara menjadi turun, dan itu sangat berbahaya.

“Kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, dan respon sudah turun,” tambahnya.

Lebih lanjut, Andreas mengatakan, gejala mengantuk paling umum adalah menguap, dan mata berair. “Apalagi kalau kepala sudah bersandar. Itu sudah sangat bahaya,” tuturnya.

Baca juga: Polisi Gali Keterangan dari Sopir Vanessa Angel dan Bibi, Terungkap Kondisi Joddy

Mencegah microsleep

Mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan karena mengalami microsleep ketika berkendara, diperlukan pencegahan agar hal itu tidak terjadi.

Menurut Andreas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan microsleep, salah satunya yakni beristirahat ketika sudah merasa lelah dan mengantuk.

“Obatnya ya tentu saja tidur. Pinggirkan kendaraan dulu, kemudian tidur barang 15 atau 30 menit,” tuturnya.

Sedang, bila akan berkendara jarak jauh, lanjut Andreas, seminggu sebelumnya harus cukup tidur sekitar tujuh sampai sembilan jam setiap malam.

Misalnya, jika Anda terbiasa tidur pada malam hari, maka hindari berkendara jarak jauh pada malam hari. Namun jika terbiasa tidur pada siang hari, berkendara pada malam hari tidak menjadi masalah.

“Kemudian berhenti untuk stretching, baru lanjutkan perjalanan,” terang Andreas.

Microsleep rentan terjadi di jalan tol

Halaman
1234

Berita Terkini