Sedangkan AS Roma yang cukup kewalahan menandingi Real Sociedad sekali pun tidak menciptakan satu tembakan on target.
Beruntung, laga tersebut berakhir imbang tanpa gol dan AS Roma unggul agregat 2-0 atas Real Sociedad.
Baca juga: Syarat PSG Jika Ingin Merekrut Zinedine Zidane Jadi Pelatih, Satu Real Madrid Jadi Ketentuannya
Baca juga: AS Roma Dibuat Pusing oleh Dybala, PSG Cari Pengganti Lionel Messi yang Tak Perpanjang Kontrak
Klub besutan Jose Mourinho ini pun berhak melaju ke perempat final setelah bersusah payah menahan pasukan Erreala La Real.
Menurut laporan Sky Sport Italia, menurunnya ketajaman Paulo Dybala sudah terlihat di laga AS Roma vs Juventus.
Menghadapi mantan klubnya, Paulo Dybala cenderung bermain aman dan jarang mengancam pertahanan lawan.
Penggawa Albiceleste ini bahkan disebut bermain terlalu jauh dari gawang lawan.
Di beberapa kesempatan Paulo Dybala bahkan lebih sigap mengamankan lini belakang Giallorossi dari ancaman tim rival.
Hal itu praktis membuatnya tidak memiliki banyak kesempatan untuk tampil berbahaya dan mendapat peluang untuk menyerang.
Meski kerap bermain bertahan, jurnalis Sky Sport Italia tidak memungkiri bahwa Paulo Dybala adalah pemain yang profesional.
Betapa tidak, dia mampu beradaptasi dengan situasi yang fluktuatif di lapangan.
Pemain bertahan AS Roma mungkin kurang solid dan Paulo Dybala tidak segan melakukan segala cara untuk menyelamatkan timnya meski harus bermain sebagai bek sekalipun.
Laporan yang sama mengklaim, Paulo Dybala cepat memahami kapan saatnya menjadi protagonis dan kapan harus bertahan.
Situasi ini tidak hanya dilakukan Paulo Dybala di AS Roma tetapi juga ketika dia dipanggil untuk memperkuat Timnas Argentina.
Berada di dalam klub yang dihuni nama-nama besar seperti Lionel Messi dan Angel Di Maria, Paulo Dybala tidak mendapat starter dari Scaloni.
La Joya memulai laga persahabatan kontra Panama kemarin dari bangku cadangan selama 30 menit.