TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Mengkonsumsi Kurma saat Ramadan selalu menjadi pilihan banyak umat Muslim yang menjalankan puasa. Di Kota Malang, trend seperti itu juga terjadi.
Berdasarkan hasil wawancara dari kawasan Kampung Arab di Kota Malang, trend yang saat ini terjadi adalah banyak warga berburu Kurma Ruthob.
Zakaria Salim, seorang pedagang kurma di Toko Raja Kurma menjelaskan, sebelum Ramadan, stok Kurma Ruthob yang berada di gudang bisa mencapai 1 ton.
Jumlahnya bertambah hingga 10 kali lipat saat Ramadan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
"Sekarang bisa sampai 7 hingga 10 ton. Itu kami siapkan untuk Ramadan. Kalau kurma yang lain bisa sampai 50 ton," ujarnya, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Apa Itu Kurma Medjool? Simak Ciri-Ciri dan Empat Manfaat Kesehatan dari Kurma Medjool saat Ramadan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Dijelaskannya, Kurma Ruthob menjadi trend karena bentuk dan rasanya yang berbeda dari kurma pada umumnya.
Kurma Ruthob ini adalah kurma muda yang dikonsumsi.
Teksturnya sedikit lebih padat dibanding dengan kurma lainnya.
Selain bentuk tekstur yang berbeda, Kurma Ruthob juga diyakini berkhasiat untuk kesuburan.
Banyak konsumen yang sedang menjalankan program hamil membeli Kurma Ruthob di Toko Raja Kurma.
"Kalau kurma itu tiga. Pertama Kurma Sukari, nutrisinya lebih banyak dari kurma lain. Kalau Ruthob, biasanya untuk program hamil. Makan Ruthob untuk kesuburan. Kurma Ajwa ini kurma Nabi yang ada haditsnya. Makan tujuh butir setiap hari, terhindar dari sihir dan racun," ujarnya.
Kurma Ruthob yang banyak beredar di Kota Malang saat ini berasal dari Libya.
Zakaria menjelaskan, selain Libya, Arab Saudi juga memproduksi Kurma Ruthob. Hanya saja stoknya di toko saat ini sedang tidak ada.
Meski Kurma Ruthob sedang trending, kurma jenis lainnya juga ramai dicari masyaraka. Kurma Golden Orient produk dari Mesir adalah salah satu yang juga banyak dicari konsumen.
Harga Kurma Golden Orient pun ikut naik. Di awal Ramadan, harganya sempat Rp 220, kemudian saat ini menjadi Rp 250 di Toko Raja Kurma. Kata Zakaria, harga kurma cenderung labil saat Ramadan.
"Kalau Sukari antara Rp 100 ribu sampai Rp 180 ribu. Ruthob itu di Rp 110 dalam kemasan timba 850 gram," paparnya.
Bagi pelaku usaha kurma, Ramadan adalah momen mengais rizki. Di Toko Raja Kurma, jumlah konsumen yang datang naik hingga 100 persen. Toko ini juga menyesuaikan jadwal operasional. Selama Ramadan, operasionalnya dimulai pukul 8 pagi hingga 5 sore.
"Hari biasa, kami buka pukul 7 pagi sampai 9 malam," ungkapnya.
Zakaria juga ikut berbagi tips agar konsumen bisa memilih kurma yang bagus. Menurutnya, kurma yang bagus memiliki aroma segar. Kemudian bentuknya juga masih segar.
Warna kurma yang cerah juga menunjukan kalau kurma itu bagus. Selain itu, ciri kurma yang bagus masih terdapat bongkot pada buahnya. Kurma akan lebih awet jika disimpan di dalam kulkas.
Hindari sinar matahari yang menyengat agar kurma tidak meleleh.
"Kalau ditaruh di kulkas, bisa awet sampai dua tahun," tuturnya.
Pedagang lainnya, Muhammad Rehan yang menjaga Toko Amanah di kawasan Kampung Arab, Kota Malang mengatakan permintaan masyarakat akan kurma meningkat tiga kali lipat di tokonya. Khusus Kurma Ruthob, stoknya sudah habis sejak beberapa waktu yang lalu.
Habisnya stok ini karena ramainya pembeli. Selain itu, pemasok Kurma Ruthob juga dikatakannya tidak banyak. Kata Rehan, perawatan Kurma Ruthob tidak mudah. Kurma ini baiknya dikonsumsi saat masih muda, ketika sudah tua, konsumen tidak mau membelinya.
"Permintaannya tinggi, tapi barangnya sulit saat ini," ujarnya.
Kurma yang banyak diburu konsumen di tokonya banyak berasal dari Palestina, Mesir, Tunisia dan Libya. Dalam sehari, Toko Amanah bisa melayani konsumen hingga 250 Kg. Permintaan dalam bentuk karton juga meningkat.
"Bisa order 60 karton juga," paparnya.
Rehan mengatakan, kurma dari Tunisia banyak disukai pelanggannya karena rasanya tidak terlalu manis. Teksturnya agak lembek sehingga enak dikunyah.