Namun Turman membantah kabar yang menyebut adik iparnya telah 18 tahun menganggap boneka yang terus dibawanya sebagai anaknya.
"Mungkin ada lima tahunan lah, bawa-bawa boneka."
"Jadi gak benar, bukan 18 tahun pegang boneka. Baru 5 tahunan. Tahun 2010 saya pindah ke sini, sebelumnya di Cikijing," ucapnya.
Kendati terganggu kejiwaannya, Turman menyebut, Iyos masih dapat berkomunikasi dengan baik.
Tampak ketika diajak berbicara, Iyos masih menimpalinya dengan baik dan nyambung.
Ia pun tak mengetahui secara pasti penyakit apa yang dideritanya.
Selama ini, sudah beberapa kali pihak keluarga membawa Iyos berobat namun tak kunjung sembuh.
"Mungkin perasaannya punya anak atau gimana. Kalau mau diambil, nggak dikasihkan. Udah berobat kemana-mana. Ke saudara tahu, nggak masalah lah."
"Kalau di luar mah, biasa. Kecuali kalau dicandain anak-anak suka marah, tapi ya wajar. Kalau ke orang yg udah tau, terus lama nggak ketemu, dia masih kenal," jelas dia.
Selain membantah perihal waktu anggapan boneka sebagai anak, Turman juga mempersoalkan soal kabar Iyos tinggal sendirian di rumah yang tak layak.
Menurutnya, Iyos sewaktu-waktu kerap merusak barang-barang di rumah jika tinggal bersama anggota keluarganya.
Baca juga: Husen Mutilasi Tubuh Bosnya Jadi Simbolis Dendam Lalu Dicor, ada Bagian yang Susah saat Beraksi
Hal itu juga yang membuat pihak keluarga membiarkan Iyos tinggal sendiri di rumah dengan tanpa listrik dan banyak barang-barang rusak di dalamnya.
"Kenapa nggak bareng, ya suka marah lah. Dipasang listrik, tau-tau-nya dipukul."
"Jadi bukan karena kita keluarga gak merhatiin, gak peduli, tapi memang kita biarkan di rumah sendiri karena kadang suka marah, barang-barang suka dirusak gitu," katanya.
Dengan viralnya Iyos di media sosial, Turman dan keluarga mendapatkan hikmahnya.