Budaya Madura

Mengintip Kampung dengan Deretan Rumah Bak Istana di Madura, Pemiliknya Perantau Sukses di Jakarta

Editor: Ficca Ayu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah mewah di Madura, Jawa Timur. Para pemilik rumah megah itu merupakan pengusaha warung kelontong Madura yang sukses mengadu nasib di Jakarta.

Ati bercerita, ia bersama suami sempat tinggal di bagian belakang warung yang luasnya 40 meter persegi. Di sana ada kasur, dapur, dan pakaian-pakaian yang digantung.

Boleh dikata, mereka nyaris tak pernah meninggalkan warung yang buka 24 jam penuh, 7 hari seminggu itu.

Kalau pun pergi, mereka harus bergantian. Jika sang suami berbelanja ke pasar, Ati menunggu di warung dan sebaliknya. Dunia mereka seolah berkutat di sana.

Seusai beberapa tahun mengelola warung kelontong milik orang lain, Ati dan suaminya memutuskan membeli satu unit toko di Jakarta.

Setelah satu unit toko terbeli, di tahun-tahun berikutnya, toko-toko lain kemudian mampu dibeli oleh pasangan suami istri itu.

"Sekarang sudah ada 3 toko, masing-masing ada (karyawan) yang jaga. Ada yang satu toko 3 orang, ada yang 2 orang," tuturnya.

Jejak itu, kemudian banyak diikuti oleh warga kampung Mandun, Desa Cabbiya, Kecamatan Talango lainnya.

Mayoritas dari mereka terbilang sukses membuka usaha warung kelontong di Jakarta. Dampaknya, rumah-rumah warga di kampung Mandun megah-megah bak istana.

Rumah mewah di Madura, Jawa Timur. (Kompas.com)

Baca juga: Sejarah Ditemukannya Kesenian Topeng Dalang di Proppo Pamekasan, Ki Pratolo Jadi Perintis Utama

Penjelasan Kepala Desa

Fenomena merantaunya warga Kampung Mandun diakui juga oleh aparat desa setempat, Rasyid (52).

Menurutnya, hampir 50 persen warga kampung, memilih pergi ke Jakarta untuk membuka warung kelontong Madura.

"Di sini tidak ada kerjaan, paling-paling jadi nelayan dan itu musiman, kalau mau melakukan aktivitas pertanian di sini jenis tanahnya kering," kata Rasyid.

Berangkat dari latar belakang persoalan itu, mayoritas warga akhirnya memilih merantau ke Jakarta. Puncaknya, lanjut Rasyid, terjadi pada tahun 2017 lalu.

Hingga kini, keberadaan rumah-rumah mewah itu terus menggurita di kampung Mandun.

Kendati mayoritas pemiliknya ada di Jakarta, rumah yang dibangun dengan harga miliaran itu tetap dihuni oleh kerabat hingga orang tua dari pemilik rumah.

"Ada yang bertahun-tahun tidak pulang, rumah-rumah mewah di sini banyak yang ditempati orangtuanya," pungkasnya.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkini