TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Ranting Boyolangu menghapus logo perguruan di tugu pencak silat miliknya, di Dusun Karanggude, Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu.
Langkah ini sebagai bentuk pelaksanaan instruksi pembongkaran tugu pencak silat yang berdiri di tanah milik pemerintah.
Ketua Ranting PSHT Boyolangu, Didik mengaku tidak membongkar tugu, hanya menghapus logo perguruan.
“Rencana pembongkaran tugu ini sempat ditentang warga sekitar. Karena itu kami alihkan fungsinya saja, tugunya tidak dihancurkan,” terang Didik.
Baca juga: Wasit Internasional Pencak Silat Indonesia Kenang Sosok Monaki, Rendah Hati dan Jujur
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Didik menambahkan, dirinya yang membangun tugu perguruan pencak silat milik PSHT ini di tahun 2018.
Saat itu biaya pembangunan juga disumbang warga yang mendukung keberadaan PSHT.
Warga pula yang protes jika tugu itu dirobohkan dan meminta dialihkan fungsinya.
Selain itu Didik juga mengaku menerima penentangan dari internal anggota perguruan.
Menurutnya, ada lebih dari 1000 anggota PSHT di Kecamatan Boyolangu, tersebar di 19 desa.
Banyak di antara mereka yang menolak penghapusan logo perguruan, lambang kehormatan PSHT.
“Akhirnya kami lakukan pendekatan internal, kami sampaikan segala pertimbangan akhirnya semua bisa menerima,” ungkap Didik.
Proses penghapusan logo PSHT turut dihadiri pengurus Cabang PSHT Tulungagung, Senin (14/8/2023).
Kapolsek Boyolangu, AKP Tri Nuartiko, mengatakan pihaknya menggandeng semua unsur untuk pengamanan penghapusan logo perguruan pencak silat ini.
Yang paling utama adalah para anggota perguruan pencak silat terkait, agar tidak ada gesekan di antara mereka sendiri.