TRIBUNMADURA.COM - Bintik merah di kaki wanita ini dikira hanya sebuah hasil gigitan nyamuk.
Namun, bintik itu tak terduga menyebar sampai memenuhi kedua kakinya.
Tak hanya itu, wanita ini juga tak bisa berjalan sampai harus dipapah ke mana-mana.
Usai diperiksa wanita ini ternyata mengidap penyakit autoimun.
Menurut penuturannya, penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan jajan di luar.
Lantas, seperti apa penyakit autoimun itu? Bagaimana gejala awalnya?
Baca juga: Dugaan Kasus Aborsi di Sampang Memasuki Babak Baru, Polisi Tetapkan 2 Tersangka
Penyakit autoimun yang diderita wanita ini ramai diperbincangkan sampai viral di media sosial.
Diusut, wanita itu bernama Della (25) asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia membagikan pengalamannya ini ke TikTok dengan nama pengguna @yukbisayuk.27.
Dalam akun TikTok miliknya, Della membagikan sejumlah postingan yang menceritakan perjalannya mengidap autoimun.
Diduga, autoimun yang dideritanya disebabkan karena kebiasaannya jajan di luar.
Pada unggahan pertamanya, perempuan 25 tahun itu mengatakan bahwa pada mulanya ada bercak mirip gigitan nyamuk di area kaki.
Namun, kondisinya kian parah. Bercak-bercaknya semakin menjalar dan kakinya menjadi bengkak hingga nyeri.
"Dulunya tahes (sehat) terus sekalinya sakit kek gini…," tulisnya disertai emoji menangis, Minggu (17/9/2023).
Dalam unggahan lain, Della membagikan foto-foto makanan yang selama ini ia konsumsi.
Mulai dari bakso, junk food, sate, dan sebagainya.
Ia mengatakan dulu ia sering makan makanan tidak bergizi di luar.
Baca juga: Sakit Hati Ditegur Orang Tua, Anak PNS di Sumenep Kabur dari Rumah: Kini Ditemukan di Kapal Perintis
"mungkin emang pola makanku yang tidak bergizi, banyak mengandung gluten dan memforsir badanku terlalu berat dan akhirnya drop," katanya lagi.
Rupanya, Della didiagnosa autoimun sejak Agustus 2023.
Kini, ia masih terus menjalani pengobatan.
"Untuk sekarang (masih) masa penyembuhan, jadi terkadang masih muncul bintik setelah aktivitas atau kerja," tuturnya, dilansir dari Kompas.com, Kamis (2/11/2023).
Autoimun adalah penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel tubuh.
Menurut cerita Della, awalnya dia mengalami bintik-bintik merah di kulitnya.
Bintik merah itu sempat dikira karena digigit nyamuk.
"(Tapi) makin hari makin bertambah banyak (bintik-bintiknya).
Selama tiga hari terus di hari keempat itu kaki jadi linu, kaku sampai seperti irang lumpuh.
Benar-benar enggak bisa jalan, harus digotong," ungkapnya.
Karena tak kunjung sembuh, dia memeriksakan kondisinya ke layanan medis sebelum akhirnya didiagnosis mengalami autoimun.
"Menurut informasi dokter, (penyebab) bisa berbagai faktor, infeksi virus atau bakteri, stres, kecapekan," kata dia.
Dokter juga menyampaikan, autoimun yang dideritanya bisa dipicu karena kebiasaan makan di luar.
"Pola makan bisa menjadi pemicu juga, apalagi yang mengandung gluten," ungkapnya.
Adapun penyebab autoimun bisa bermacam-macam.
Namun, menurut dokter spesialis penyakit dalam dan Chairman JDN Indonesia, Andi Khomeini Takdir, gaya hidup berupa kebiasaan jajan di luar dapat menyebabkan kondisi autoimun.
"(Kebiasaan jajan di luar) bisa menyebabkan autoimun.
Karena spektrum autoimunnya itu luas dan jenis makanan yang beragam, jadi kita tidak tahu yang mana yang bisa memicu autoimun," ujarnya saat dihubungi Kompas.com Senin (30/10/2023).
Andi mengatakan, penyakit autoimun bisa disebabkan karena berbagai faktor.
"Penyebab autoimun bisa multifaktor ya, ada yang disebabkan kontribusi genetik, ada juga yang kontribusinya dari gaya hidup dan lingkungan," jelasnya.
Menurut Andi, pola makan dan gaya hidup yang buruk dapat memperparah penyakit autoimun.
Baca juga: Diajak Masuk Hutan untuk Obati Penyakit, Gadis ABG di Madiun Jadi Pelampiasan Nafsu Dukun Palsu
Terpisah, Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi di RS Saiful Anwar Malang Syifa Mustika menjelaskan, hingga saat ini penyebab penyakit autoimun belum bisa dipastikan.
"Tetapi, faktor genetik, lingkungan, dan gangguan sistem kekebalan tubuh berperan," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Menurutnya, pola makan yang tidak sehat dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, tapi tidak secara langsung menyebabkan penyakit autoimun.
Lebih lanjut, Syifa mengatakan, pengobatan autoimun bergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit.
"Pengobatan biasanya bertujuan untuk mengendalikan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit," kata Syifa.
Syifa juga mengungkapkan, beberapa penyakit autoimun dapat memasuki remisi di mana gejalanya hilang sementara.
Apakah autoimun bisa sembuh? Kendati gejala autoimun bisa sembuh, Syifa menyebutkan bahwa penyakit tersebut sukar disembuhkan secara total.
"Penyembuhan (autoimun) total biasanya sulit dicapai. Perawatannya melibatkan obat-obatan seperti imunosupresan dan terapi fisik," tandasnya.
Di sisi lain, seorang bocah harus dilarikan ke rumah sakit berawal dari niat menonton layangan.
Niat hati melihat festival layang-layang di Sirkuit ban bunder, Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo 2 pekan lalu berujung masuk ke rumah sakit (RS) hingga harus operasi.
Adalah Dwi Santoso (7) siswa kelas 1 MI Setono Ponorogo yang mengalami peristiwa tragis. Saat ini Santoso—sapaan akrab—Dwi Santoso belum masuk sekolah.
Bagaimana tidak, kondisi mata sebelah kiri diperban.
Dia pun tidak bisa melihat secara sempurna seperti sedia kala. Sebelumnya, hidungnya juga dioperasi oleh dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo.
Saat ini, Santoso hanya bisa bermain di rumah.
Teman-teman sekolahnya datang ke rumahnya yang berada di Desa Japan, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.
“Kena bolah (tali/benang) layang-layang waktu lihat festival layang-layang kemarin,” ujar Santoso ketika diwawancara Tribunjatim.com, Minggu (1/10/2023).
Bapak korban, Sumawan mengatakan jika awalnya anaknya mengajak untuk melihat festival layang-layang yang tak jauh dari rumahnya.
Dia juga masuk ke lokasi dengan membayar uang Rp 10 ribu.
Baca juga: Asyik Lihat Anak Kejar Layangan Putus Tak Terasa Berdiri di Tengah Rel, Berakhir Tragis
“Saya lihat di pinggir. Thole (anak/Susanto) bermain bersama teman-temannya. Kurang lebih 30 menit tiba-tiba ada layang-layang lepas dan terkena anak saya."
"Terkena layang-layang dan benangnya,” kata Sumawan.
Seketika itu, kata dia, langsung menggendong sang anak dan membawa ke rumah sakit umum (RSU) Darmayu.
Sayang, di RSU Darmayu itu tidak bisa ditangani dan dibawa ke RSUD dr Harjono.
“Saya sendiri waktu itu. Pihak panitia cuma menemani sebentar lalu kembali ke lokasi. Ditinggal begitu saja tidak asa yang mengurus dari panitia,” jelas Sumawan.
Menurutnya, saat di rumah sakit sangat kacau. Dimana Susanto merasa pusing dan terus mengeluarkan darah.
“Bahkan muntah darah juga. Setelah dilakukan ronsen tulang hidungnya patah. Disuruh operasi saya juga manut disuruh operasi bagian hidung,” terangnya.
Tidak berhenti disitu, rupanya bagian mata Susanto juga terluka. Saat ini kondisinya jauh lebih baik daripada sebelumnya.
“Mata sebelah kiri agak juling. Padahal sebelumnya tidak apa-apa.Keluhan penglihatan berkurang, ada keluhan konsul lagi,” terangnya.
Menurutnya, saat ini Susanto akan dioperasi. Namun tidak di Ponorogo. Lantaran pihak RSUD dr Harjono Ponorogo merujuk ke Rumah Sakit di Yogyakarta.
“Semoga saja pihak panitia mau bertanggungjawab penuh,” pungkasnya.
----
Berita Madura dan berita viral lainnya.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com