Setelah mengalami kebutaan, usaha jualan kacang keliling ke warung-warung itu dilanjutkan putranya.
Mbah Rohman, sapaan akrabnya, mengisahkan sudah bertahun-tahun sebelum menikah, dirinya membuat kacang oven.
Dengan naik motor, dia keliling menembus daerah-daerah di Pasuruan.
Semua warung kopi dan warung makan menjadi pelanggan setia produknya.
"Saya ditiipkan ke toko-toko dan warung-warung. kenangnya. Alhamdulilah limintu hingga kami bisa menabung."
"Niatan awal kami adalah memang ingin naik haji bersama istri. Daftar 2011," ucapnya.
Dari penghasilannya itu, dia sisihkan sedikit demi sedikit untuk bisa mendaftar haji.
Dia mendaftar saat masih normal. Saat ini, dirinya hanya bisa tawakal menerima cobaan tidak bisa melihat.
Namun dirinya juga bersyukur. Sebab mata buta yang dia derita masih bisa sedikit terbantu saat malam hari.
Matanya masih samar bisa melihat cahaya malam. Kalau siang gelap gulita.
Saat malam, samar-samar dirinya masih bisa berjalan perlahan dan masih terlihat barang-barang di depannya.
"Kalau saya bangun saya usahakan salat malam. Kadang saya masih bisa melihat air, ciduk gayung, dan masih bisa wudhu sendiri," katanya.
Dia yakin bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya adalah atas izin Allah SWT.
“Dalam kondisi tidak bisa melihat, Allah SWT masih memberikan saya kemampuan untuk datang ke Madinah dan Mekkah. Suatu hal yang luar biasa bagi saya,” tuturnya.
Meskipun dalam kondisi tidak bisa melihat, Abdurrohman tetap bersemangat dalam mempersiapkan kondisi fisiknya jelang berangkat haji.