Berita Bangkalan

Jelang Akhir Masa Bakti, Pj Bupati Bangkalan Makan Siang di Kesunyian Pesisir Kota, Lahap 2 Ikan

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LAHAP TAK TERSISA : Empat hari menjelang akhir masa tugasnya sebagai Pj Bupati Bangkalan, Prof Arief M Edie memilih Warung Matus di pesisir Desa Ujung Piring, Kota Bangkalan yang lokasinya jauh dari hiruk pikuk untuk makan siang, Minggu (16/2/2025). Arief melahap habis dua ekor ikan dorang goreng hingga menyisakan tulang dan kepala

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol


TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Menyantap hidangan beraneka menu makanan di sela acara kedinasan sebagai Pj Bupati Bangkalan, selalu mewarnai padatnya rutinitas harian Prof Arief M Edie.

Namun di penghujung masa baktinya, Arief memilih makan siang di Warung Matus, Desa Ujung Piring, Minggu (16/2/2025). Lokasi warung legendaris dengan menu khas ikan bakar dan masakan kepiting pesisir Barat Kota Bangkalan itu memang menyajikan suasana sunyi, jauh dari kebisingan, kegaduhan, ataupun keramaian,

Suara desir ombak disertai semilir angin pesisir sesekali terdengar lirih menelusup di setiap sudut warung berbahan kayu dan bilik bambu itu. Bersama sejumlah ajudannya, Arief tiba menjelang waktu makan siang, sekitar pukul 11.00 WIB. Penampilan Arief siang itu tampak kasual, ia mengenakan sandal, celana jins warna abu-abu dipadu kaos warna putih berkerah dengan logo tim sepakbola Premier League, Manchester United di bagian dada kirinya.  

“Mulai mengurangi aktifitas di depan publik,” ungkap pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah di tahun 1967 ketika menyapa Tribun Madura setiba di pelataran Warung Matus.

Arief dilantik sebagai Pj Bupati Bangkalan bersama 13 Pj Bupati dan Pj Walikota oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya pada 24 September 2023 silam. Pelantikan Arief seiring berakhirnya masa jabatan Drs Mohni, MM yang kala itu bertindak sebagai Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bangkalan.

Masa bakti Arief sebagai Pj Bupati Bangkalan akan berakhir pada 20 Februari 2025, bersamaan dengan pelaksanaan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan terpilih, Lukman Hakim-Moch Fauzan Ja’far yang digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta secara serentak bersama 505 kepala daerah terpilih.

“Efektifnya saya berdinas di Bangkalan sekitar 1 tahun 7 bulan. Saya bisa saja meninggalkan rumah dinas (pendopo agung) pada 19 Februari, tetapi saya tidak ingin ada kekosongan jabatan (bupati). Insya Allah Rabu pagi (20 Februari), saya mulai meninggalkan Bangkalan,” tutur Arief.

Ia pun tampak tidak ingin terlalu larut dalam masa transisi kepemimpinan di Bangkalan. Bapak dengan dua anak itu langsung memesan tiga ikan dorang sekaligus yang disajikan cukup dengan digoreng.

Tidak terkecuali ikan bakar gurami, kakap, serta kepiting rebus asam manis sebagai menu tambahan. Dari tiga ekor ikan dorang goreng itu, dua ikan dorang lahap disantap Arief hingga menyisakan tulang. 

“Resto Matus di Kota Bangkalan mantap, ayo berkunjung di sini nyaman, tenang, dan tidak hiruk pikuk. Menikmati ikan dirasakan betul, sensasi makan ikan bergizi. Ini masih fresh, segar yang saya rasakan karena dagingnya masih manis. Langsung dari nelayan, murni langsung digoreng, renyahnya terasa di lidah dan masih manis, top,” terang Arief sambil mencubit secuil daging empuk ikan dorang goreng di mejanya.

Meski masa tugasnya menyisakan empat hari, namun Arief masih sempat mengingatkan kembali masyarakat, khususnya anak-anak usia pertumbuhan, akan pentingnya mengkonsumsi lebih banyak ikan laut karena kaya kandungan omega tiga untuk pertumbuhan otak.

“Ayo gemar makan ikan. Pertama, mendukung hasil tangkapan nelayan sebagai upaya membuka lapangan pekerjaan kepada para nelayan. Kedua, tentu pada gizi kita, (ikan dorang) ini memberi tambahan kandungan Omega 3 untuk kecerdasan otak. Ayo semangat agar Bangkalan semakin bahagia, sejahtera, dan pintar-pintar semua,” pungkas Arief sambil beranjak dari tempat duduknya menuju meja kasir.

Warung Matus mulai berdiri beberapa tahun sebelum Jembatan Suramadu diresmikan di pertengahan tahun 2009 silam. Awalnya pemilik warung, Kholifatus Sa'diyah atau yang akrab disapa Matus, sebatas membuka warung berukuran kecil untuk melayani makan para pekerja PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia, sebuah perusahaan galangan kapal yang beroperasi sejak tahun 1992.

Matus mengungkapkan, warung makanan miliknya awalnya hanya berukuran 4x6 meter dengan modal cuma satu ekor ikan kakap dan beras 1 Kg. Meski dengan kondisi akses jalan yang kala itu masih rusak serta tidak ada lampu penerangan jalan umum, Ibu Matus tetap telaten dan berkeyakinan bahwa suatu saat nani usaha berjualan ikan bakar dan masakan kepiting secara perlahan akan menuai sukses.

Halaman
12

Berita Terkini