Hukum serupa juga tertera dalam kitab I’anatut Thalibin yang berbunyi, “Dimakruhkan wanita berziarah kubur karena cenderung melemahkan hati dan jiwa”.
Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa wanita yang melakukan ziarah dapat mengalami keresahan, kegelisahan, dan menangis histeris di kuburan.
Sementara itu, mayoritas ulama memperbolehkan ziarah kubur bagi wanita selama itu aman dari fitnah. Pendapat tersebut juga didasarkan pada beberapa hadist.
Salah satunya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA.
“Ya Rasulullah, apa yang saya katakan saat ziarah kubur?” tanya Sayyidah Aisyah.
Nabi menjawab, “Semoga keselamatan terlimpah kepada ahli kubur dari kalangan kaum mukmin dan muslim. Semoga Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dari kalian dan kami serta orang-orang terkemudian (dari kalian). Sesungguhnya kami insya Allah, benar-benar akan menyusul kalian.” (HR. Muslim).
Begitu juga dengan Sayyidah Fatimah yang selalu berziarah ke makam pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib, setiap hari Jumat.
Nabi juga sering kali bertemu dengan wanita yang berziarah ke makam putranya, dan Nabi tidak melarangnya.
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa larangan bagi wanita untuk melakukan ziarah kubur apabila disertai dengan fitnah atau perbuatan-perbuatan yang dilarang agama.
Seperti menangis histeris, meratap, mengabaikan kewajiban, serta ikhtilat antara pria dan wanita selama perjalanan dan sebagainya.
Apabila ziarah kubur dilakukan dengan disertai fitnah dan perbuatan-perbuatan yang dilarang, maka ziarah kubur tersebut tidak diperbolehkan.
Doa Ziarah Kubur
Dalam Shahih Muslim, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah melakukan ziarah kubur. Setelah itu mengucapkan doa sebagai berikut:
“Assalaamualaikum ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal mislimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun wa asalu Allahu lanaa wa lakumul ‘aafiyah.”
Artinya: Selamat atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami–InsyaAllah–benar-benar akan menyusul kamu. Aku mohon kepada Allah untuk kami dan kamu afiat. (H.R An-Nasa’i).
Berita tentang Ramadan 2025 lainnya