Penghargaan tersebut diberikan saat upacara HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia di lapangan Kantor Kemenag Kabupaten Pamekasan Jalan Brawijaya 5, Minggu (17/08/2025) kemarin.
Satyalancana Karya Satya adalah tanda kehormatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia sebagai penghargaan atas pengabdian dan kinerja mereka selama bekerja.
Penghargaan ini diberikan kepada PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, kejujuran, kecakapan, dan kedisiplinan dalam bekerja secara terus-menerus selama 10, 20, atau 30 tahun.
"Saya bangga dan terharu atas penghargaan ini,” kata Chandra, Senin (18/8/2025).
Chandra menyampaikan terima kasih kepada MAN 2 Pamekasan yang telah mengusulkan agar bisa mendapatkan penghargaan tersebut.
"Saya sudah 31 tahun mengabdi. Terima kasih MAN 2 Pamekasan yang telah berupaya agar saya bisa memperoleh penghargaan ini."
"Terima kasih telah memberi ruang dan waktu untuk saya berinovasi di madrasah," paparnya.
Wanita yang juga anggota Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Pamekasan berharap penghargaan yang telah diperoleh akan menjadi motivasi untuk terus melaksanakan tugas dengan baik.
"Penghargaan ini memacu saya ke depan agar melaksanakan tugas dengan baik."
"Saya akan tetap setia, disiplin, dan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas di MAN 2 Pamekasan," pungkasnya.
3. 'Bilang Sama Orang Tuamu, Kronologi Lengkap Kades Sapeken Menampar Wanita
Joni Junaidi, Kepala Desa (Kades) Sapeken, Kabupaten Sumenep Madura ini dilaporkan warganya sendiri ke Polsek setempat karena menganiaya terhadap korban alias warga yang saat ini dipimpinnya.
Joni Junaidi yang juga sebagai Ketua Persaudaraan Kepala Desa Indonesia (PKDI) Kecamatan atau Pulau Sapeken Sumenep ini diduga dua kali menampar pipi kanan korban, yakni Nadia Fega (21) dan bahkan mengusir dari desanya.
Kasus penganiayaan terhadap perempuan yang berstatus mengurus rumah tangga itu terjadi di Jl. Baru Desa Sapeken, pada Rabu (13/8/2025) lalu.
Kepada TribunMadura.com, korban mengaku awalnya pukul 16.32 WIB jalan-jalan keliling Sapeken satu putaran dan mampir ke kota jl raya satu untuk beli cilok. Setelah itu, menuju dermaga baru untuk beli air minum.
Di tempat itulah korban bertemu dengan pelaku (Joni Junaidi) yang juga memanggil korban dan pelaku menanyakan kedatangannya. Nadia mengaku baru datang sehari sebelumnya karena ada acara pernikahan.
"Langsung pak Joni menjawab, kamu gak usah ke Sapeken lagi dan kamu harus pulang ke Kangean. Terus kenapa pak, disitu pak Joni langsung menampar pipi kanan saya menangis. Habis itu, pak Joni ngoceh terus dan memukul lagi kedua kalinya ke saya," tutur Nadia Fega, Sabtu (18/8/2025).