TRIBUNMADURA.COM - Tindakan tercela dilakukan oleh seorang anak di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan terhadap ibunya.
Di usianya yang sudah menginjak 40 tahun, pria bernama Salam Mubarokah sering ngamuk meminta uang kepada Rohani.
Amukan itu diiringi dengan ancaman bahkan sampai menggunakan senjata tajam.
Ibu kandungnya yang sudah renta, berusia 76 tahun, tentu ketakutan.
Kesabaran sang ibu agak habis pada Kamis (14/8/2025) lalu.
Hari itu sekira pukul 19.00 WIB, Salam mengunjungi Bengkel Barokah yang juga menjadi tempat tinggal korban.
Bangunan yang berdiri di Kelurahan Taba Koji, Kecamatan Lubuklinggau itu seketika gaduh berkat amukan tersangka.
Meski sudah diberi Rp50 ribu, tersangka tetap meminta dengan nada marah-marah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com
Baca juga: Pemkab Sumenep Ancam Pengusaha Tembakau yang Tak Urus Izin Pembelian: Satpol PP Akan Tegakkan Hukum
Kronologi itu disampaikan langsung oleh Kapolsek Lubuklinggau Timur, AKP Rodiman, setelah meringkus anak Rohani itu.
"Kemudian tersangka langsung marah-marah dan meminta uang secara paksa kepada korban, kemudian setelah korban memberikan uang sebesar Rp50 ribu ternyata tersangka masih marah-marah dan tidak terima karena alasan kurang," ungkap Rodiman pada Tribun Sumsel, Kamis (21/8/2025).
Karena tak kunjung diberi uang tambahan, tersangka Salam menendang pintu terali di samping rumah.
Mengetahui anaknya membawa senjata tajam di celana belakang, korban ketakutan hingga memberikan Rp100 ribu.
"Karena ketakutan ibunya menyerahkan uang tambahan lagi sebesar Rp.100 ribu kepada tersangka dan setelah itu tersangka pun pergi meninggalkan ibunya," ujarnya.
Pengancaman sudah sering diterima menjadi alasan Rohani melaporkan anak kandungnya ke polisi keesokan harinya pada 15 Agustus 2025.
"Sebelumnya tersangka 3 atau 4 bulan yang lalu mengancam tersangka untuk meminta uang dengan menggunakan senjata tajam," bebernya.
Baca juga: Siasat Busuk Guru Ngaji yang Nodai 10 Muridnya, Pelaku Ancam Agar Tak Bocorkan Aksi Bejatnya
Polsek Lubuklinggau yang menerima laporan tersebut langsung mendatangi lokasi dan mengamankan tersangka.
Polisi menemukan sebilah senjata tajam jenis pisau penusuk yang lagi-lagi tersimpan di celana belakang tersangka.
Menurut pengakuan Salam, sajam itu digunakan untuk melindungi diri.
"Tersangka mengakui senjata tajam jenis pisau benar miliknya, tujuan tersangka membawa senjata tajam jenis pisau hanya untuk berjaga diri," ujarnya.
Tersangka dan bukti kemudian dibawa ke kantor polisi.
Baca juga: Ancam Panggil Genderuwo, Siasat Busuk Pria Lansia Nodai Siswi SD, Pelaku Salahkan Korban
"Tersangka dan senjata tajam dibawa ke Mapolsek Lubuklinggau Timur, kemudian korban bersama-sama dengan anak-anak kandung lainnya membuat surat pernyataan menuntut untuk terlapor agar dilakukan proses hukum yang berlaku," bebernya.
Setelah serangkaian tindakan penyelidikan, serta pengumpulan bukti petunjuk maka didapat informasi diduga tersangka Salam Barokah masih berada di bengkel barokah atau tempat tinggal ibunya.
Maka kemudian tim Elang Timur dipimpin Ps.Kanit Reskrim Polsek Lubuklinggau Timur langsung mendatangi lokasi tempat keberadaan tersangka
"Setelah itu dilakukan pengamanan terhadap tersangka Salam dan ditemukan barang bukti pisau maka terhadap diduga tersangka langsung dibawa ke mako Polsek Lubuklinggau Timur guna proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut serta proses pemberkasan perkara," ungkapnya.
Tersangka mengakui telah melakukan pengancaman yang disertai dengan kekerasan terhadap ibu kandungnya sendiri.
Tersangka juga mengakui bahwa pisau yang dibawa dan simpannya tidak sesuai dengan profesi pekerjaannya yang bekerja di bengkel barokah servis Radiator milik orang tuanya.
"Tersangka merupakan residivis kasus narkoba, dan uang hasil pemberian ibunya untuk narkoba dan judi slot," pungkas Rodiman.
Ibu melaporkan anak kandungnya ke polisi tak hanya menimpa pada Rohani dan Salam.
Di Kota Bekasi, Jawa Barat, hal serupa terjadi pada pemuda bernama Ichsan Ezra Candra.
Baca juga: Akibat Tembok Pembatas Lapangan Karapan Sapi Roboh, Satu dari 4 Korban Meningal Dunia
Alih-alih risau, sang ibunda, Meilanie, justru senang.
Warga Perumahan Irigasi Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur itu mengaku merasa terancam dengan kehadiran anak.
Buah hatinya diringkus polisi setelah menganiaya Meilanie pada Rabu (18/6/2025).
Tak cukup itu saja, pelaku mengambil pisau dan mengancam akan melakukan pembunuhan.
Hal tersebut dikuak oleh Kasat Reskrim Metro Bekasi Kota, Kompol Binsar Hatorangan Sianturi.
Menurut penurutannya, ancaman itu ditujukan ke adik korban.
"Setelah aniaya korban, pelaku keluar rumah dan masuk lagi mengambil pisau. Setelah itu pelaku mengancam akan membunuh adik dari korban," kata Kompol Binsar Hatorangan Sianturi saat ditemui TribunBekasi.com di Mapolres Metro Bekasi Kota, Senin (23/6/2025).
Kompol Binsar Hatorangan Sianturi menjelaskan usai ancaman itu dilontarkan Ezra, adik dari Meilanie kemudian pergi meninggalkan lokasi kejadian untuk meminta bantuan.
Walhasil ketika kembali ke lokasi kejadian, paman korban sudah bersama petugas keamanan setempat.
Kemudian Ezra langsung dibawa paman korban dengan petugas keamanan setempat ke Polres Metro Bekasi Kota.
"Adik dari korban dan sekuriti dan mengamankan pelaku dan langsung dibawa ke kantor polisi," jelasnya.
Baca juga: Baru Kerja 1,5 Bulan, Marbot Diam-diam Tilap Uang Masjid Rp6 Juta Buat Booking Hotel: Jajan Aja
Meilanie lantas mengungkapkan kronologi kejadian itu.
Ezra melakukan penganiayaan diawali perkara tidak diberikan uang oleh dirinya.
Janda sejak tahun 2006 itu tidak dapat memberikan permintaan Ezra karena tidak memiliki uang.
"Saya lagi kerja di tetangga, terus saya dipanggil anak saya dan saya tanya ada apa, terus dia (Ezra) minta cariin uang Rp 30 ribu dan saya tanya buat apa katanya buat berangkat kerja," kata Meilanie saat dikonfirmasi, Senin (23/6/2025).
Meilanie menjelaskan Ezra sempat meminta dirinya yang tidak punya uang untuk mencari pinjaman.
Kemudian Meilanie mengikuti kemauan Ezra dan berupaya meminjam uang ke rekan, hanya saja tidak ada satu pun yang meminjamkannya.
"Saya disuruh minjem uang, tapi tidak ada yang pinjemin, terus saya taruh handphone saya di atas meja dan bilang 'Tidak ada lagi kosong' tapi Ezra bilangnya saya banting handphone, saya bilang tuh tidak dibanting kok, orang cuma taro aja, dari situ langsung kesal dan aniaya saya," jelasnya.
Penganiayaan ternyata telah terjadi berulang kali.
"Udah kesekian kalinya dia melakukan itu (penganiayaan)," kata Meilanie saat dikonfirmasi, Senin (23/6/2025).
Meilanie menjelaskan, Ezra adalah putra satu-satunya yang memiliki sifat temperamental.
Sehingga emosinya rentan tidak dapat dikendalikan. "Ezra itu temperamental anaknya, jadinya sering emosi," ucapnya.
Baca juga: Viral Lagi Kasus KDRT di Surabaya, Kini Korbannya Mama Muda 2 Anak, Kepalanya Dihajar Suami
Tak ayal, Meilanie mengakui kerap dihantui ketakutan jika Ezra bersamanya.
"Intinya kalau ada dia (Ezra) saya merasa terancam aja, tidak tenang," diakuinya.
Wanita yang berstatus janda sejak tahun 2006 ini menuturkan dirinya mulai tenang lantaran Ezra sudah dibawa polisi Polres Metro Bekasi Kota setelah menganiayanya.
Laporan dilayangkan sendiri oleh Meilanie, berdasarkan pada keterangan Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Kusumo Wahyu Bintoro.
"Alhamdulillah kami sudah amankan pelakunya setelah korban membuat laporan," singkat Kusumo dalam keterangannya, Minggu (22/6/2025).
-----
Berita viral dan berita seleb lainnya.