Berita Sumenep
Program Makan Bergizi Gratis di Sumenep Disoroti, Banyak Siswa yang Tak Sentuh Menu yang Dibagikan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mulai menuai evaluasi setelah enam bulan berjalan.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mulai menuai evaluasi setelah enam bulan berjalan.
Hasil monitoring bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep dan Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Jatim mencatat sejumlah persoalan, mulai dari menu makanan yang seragam hingga penerima manfaat yang dianggap belum tepat sasaran.
"Kami sudah mendata kendala di lapangan. Salah satunya, menu makanan masih sama untuk semua anak, tanpa melihat kondisi khusus seperti alergi," tutur Ahmad Rasul Haris, PIC Dashboard MBG Disdik Sumenep pada Jumat (12/9/2025).
Menurutnya, kondisi berbeda terlihat di wilayah perkotaan. Banyak siswa yang sudah sarapan di rumah atau membawa uang saku. Sehingga makanan MBG sering tidak dimakan.
"Di kota, mayoritas anak-anak sudah sarapan. Makanan yang diberikan ada yang dibawa pulang, syukur kalau dimakan. Tapi ada juga yang tidak disentuh. Bahkan ada yang dikembalikan ke SPPG," katanya.
Program MBG ini dasarnya dirancang untuk menekan angka kemiskinan dan stunting. Namun, distribusi menu di wilayah Kota Keris ini dinilai kurang tepat.
"Di Sumenep, masih banyak daerah pelosok yang justru lebih layak dapat MBG. Itu yang harus diprioritaskan," tegasnya.
Pihaknya menekankan agar evaluasi dilakukan secara menyeluruh, terutama dalam penentuan sasaran dan peran koordinator Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG).
"Penting untuk memastikan SPPG benar-benar menyalurkan ke daerah yang membutuhkan. Kalau tidak, tujuan besar MBG yaitu mengurangi stunting, kemiskinan, sekaligus mencerdaskan anak bangsa tidak akan tercapai," sarannya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Terungkap Alasan KLB Campak di Sumenep Masih Belum Bisa Dicabut, 20 Anak Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Vaksinasi Campak di Sumenep Tak Penuhi Target, Penolakan Masyarakat Diduga Jadi Biang Kerok |
![]() |
---|
Pemkab Sumenep Usulkan 5.252 Tenaga Non-ASN Jadi PPPK Paruh Waktu, Terbesar di Madura |
![]() |
---|
Kasus Dugaan Korupsi BSPS di Sumenep, Pengamat Sebut Oknum DPRD Bisa Terseret: Ada Calon Tersangka |
![]() |
---|
Minta Santrinya Datang ke Kamar, Kiai di Kangean Lancarkan Aksi Bejatnya, 9 Orang Jadi Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.